BAB 3 - First Love

273 45 10
                                    

Mengalihkan pandangan dari layar ponsel kepada sosok teman berbaring disampingnya, membuat dia - Miley Knowles tersenyum senang. Fokus pada ponsel menjadi tidak tertarik lagi ketika ada teman masa sekolah-nya di sini berkunjung ke apartemennya.

"Jadi kau mengatakan Mr. Hutton, ada berkunjung ke Jess Beauty hari ini?"

"Ya, tepatnya setelah kami semua selesai makan siang bersama."

"Bukankah seharusnya kau menjadi senang? Itu artinya kau berhasil menunjukkan keberhasilan kepada Ayahmu itu?"

"Awalnya kupikir iya sampai di mana, dia mengeluarkan kata-kata menyebalkan membuatku muak."

"Apa maksudmu Jessi?" Dia bertanya menatap temannya itu, beranjak dari tempat tidur menuju sofa untuk duduk manis di sana. Tangannya meraih minuman soda menunggu langsung menjawab pertanyaannya? Tentu saja tidak karena Jessi tampak menikmati sejenak meneguk minuman tersebut.

"Ayah memintaku mengambil alih, Diamond Stars Group."

"Serius?!"

"Ya."

Miley setengah berlari mendekat ke Jessi, mengambil tempat duduk di hadapan wanita tersebut.

"Kau serius?!"

"Ya."

"Serius?!"

"Kenapa kau tampak senang sekali? Seharusnya kau memperlihatkan raut wajah sama kesal denganku, ingin melampiaskan, menjambak rambut sendiri, frustasi dasar menyebalkan!"

Miley tertawa, "Karena aku akan melihat interaksimu dengan dia setelah sekian lama! Kau harus tahu sayang! Ini yang aku inginkan sejak bertahun-tahun lamanya!"

"Aku tidak mengerti?"

"Cinta pertamamu! Jake Abel!"

Setelah belasan tahun berlalu Jessi kembali mendengar nama itu lagi. Nama seorang pria pernah mengisi relung hatinya untuk pertama kali. Pria yang sampai detik ini masih dia cintai sekaligus dia benci dengan sangat.

"Oh, tidak Jessi! Maksudku jangan lagi menunjukkan raut wajah terluka seperti barusan. Kau sudah melewati semua sejak lama itu artinya, tidak ada lagi perasaan sama bukan?"

Melihat tidak ada respon pembelaan diri membuat Miley kaget, "Jangan bilang kau?! Jessi kau masih memiliki perasaan itu?! Sungguh?!"

Jessi beranjak cepat dari sofa mendekat ke tempat tidur, meraih tas dan ingin pergi dari apartemen temannya itu tapi, Miley berhasil menghadang langkah kakinya tentu saja dengan menatapnya tidak percaya.

"Aku tidak percaya ini! Kau masih mencintainya?! Selama itu?! Sungguh?!!"

"Tidak!"

"Ya! Tidak untuk menipu orang lain tapi tidak denganku. Bagaimana bisa aku baru menyadari ini sekarang? Kau bahkan tidak pernah menginjakkan kaki lagi ke kantor Ayahmu! Padahal dulu saat kita masih sekolah kau rajin ke sana! Semua jelas Jessi kau masih mencintai cinta pertamamu itu!" Katanya sejenak mencari lagi bahan pembicaraan lalu tersenyum lebar.

"Tapi tampaknya takdir akan berkata sangat manis! Untuk kehidupanmu ke depannya! Aku akan mengucapkan terima kasih kepada Mr. Hutton Karena dia! Secara tidak langsung akan membuatmu bertemu Jake setiap harinya!"

"Kau suka melihatku frustasi, Miley sayang?"

"Tentu saja!"

"Menyebalkan!"

Memeluk tubuh itu yang akan beranjak pergi, Miley menatap Jessi dengan tatapan jenaka, "Mengetahui fakta bahwa kau cukup pintar, menyembunyikan perasaaanmu selama ini kepadaku kau tahu Jessi? Aku hanya berpikir bahwa dia cinta pertamamu dan ya, kau sudah tidak memiliki lagi perasaan itu sejak lama. Sejak terakhir kali kau dipermalukan Jake di depan semuanya. Tapi setelah mengetahui cukup banyak dan aku juga menyadari beberapa hal kau suka sendiri untuk waktu lama, kau tidak tertarik menjalin hubungan serius dengan lawan jenis, kau terlalu sibuk selama ini mengejar impian karir, wajar saja sampai detik ini nama Jake masih memenuhi relung hatimu!"

Berhasil melepaskan pelukan itu Jessi semakin mempercepat langkah kakinya. Tidak dia pedulikan tawa Miley dan teriakan wanita itu memanggil karena terus menggodanya.

"Sampai bertemu lagi Jessi sayang! Aku akan duduk manis menunggumu di Diamond Stars Group!"

Setelah keluar dari lift Jessi tetap mempercepat langkah kaki menuju parkir mobil. Karena pikirannya saat ini tidak dapat fokus secara baik. Setelah masuk ke dalam mobil dia membenamkan wajah di atas setir. Senyum Miley, tatapan mata penuh menggoda, serta beberapa perkataan dari wanita itu membuatnya ingin menyembunyikan wajah sendiri. Seharusnya tadi dia dapat mengendalikan sikap dan bahasa tubuh, agar temannya tidak mengetahui bagaimana perasaannya terhadap Jake masih bertahan sampai sekarang.

Miley Knowles, usia sama dengannya dan sampai detik ini masih betah kerja di perusahaan Ayahnya. Tidak mempunyai jabatan khusus dan tidak ingin memiliki jabatan. Miley pernah mengatakan kepadanya bahwa dengan menjadi pegawai biasa saja di sana, dia sudah bisa menyewa apartemen mewah dan memiliki mobil pribadi sendiri. Tentu saja seperti itu mengingat masa kerja wanita itu sudah lebih dari lima tahun. Dan dia kerja disalah satu perusahaan terkenal kota ini, Diamond Stars Group.

Dering ponsel mengalihkan Jessi dari kesibukan melamun. Meraih benda tipis itu melihat nama Sonia tertera dilayar. Jika sudah seperti ini dia harus kembali lagi ke Jess Beauty tapi sekarang tidak dapat fokus secara baik. Dan itu artinya dia perlu mengalihkan sesaat pikirannya agar suara godaan Miley segera menghilang dari pikiran.

Menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit Jessi sampai disalah satu kedai kopi langganannya. Setelah memarkirkan mobil dan berjalan cepat menaiki tangga. Karena terlalu fokus pada layar ponsel dia tidak sengaja tabrakan dengan seseorang baru keluar dari pintu kedai.

Hampir saja terjatuh namun Jessi dapat berdiri seimbang lagi. Mendongak menatap wajah seorang pria dia tabrak dengan tidak sengaja. Bagaimana mata itu sejenak menatapnya sebelum berlalu pergi, tidak marah atas sikapnya barusan membuat Jessi menoleh ke belakang, melihat punggung itu berjalan semakin menjauh. Dan seakan tersadar sesuatu Jessi baru saja akan masuk ke dalam kedai tapi dia melihat pulpen terjatuh tidak jauh dari dirinya.

Apakah itu pulpen dari pria yang tidak sengaja dia tabrak tadi? Segera mendekat dan meraihnya kembali menoleh ke belakang. Sosok itu sudah menghilang dari jangkauan pandangannya. Jessi tidak sepenuhnya salah di sini karena bukan hanya dirinya saja sedang mengejar waktu, tapi sosok itu tampaknya juga melakukan hal sama karena dia tidak sadar, pulpen-nya terjatuh dan memilih pergi meninggalkan kedai dengan cepat.

Melihat keseluruhan bentuk pulpen warna putih Jessi pegang, lalu pandangan mata fokus pada lingkaran diujung atas pulpen. Tertera sebuah nama dengan tulisan warna emas.

"Lee?"

_🌷_💄_🌷_

_🌷_💄_🌷_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE SECRETARY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang