Menurunkan headset dan mengalungkan di leher perhatiannya menjadi tidak fokus, terlebih sejak menginjakkan kaki di taman kota sudah menyadari bahwa ada yang mengikuti sampai di sini. Tepat ketika memutar tubuh terlihat tiga pria dengan setelan jas hitam putih berjalan mendekat.
"Dengan Nona Maddie?" Tanya salah satu dari mereka.
"Ya."
"Maaf mengganggu kegiatan Nona memotret objek pemandangan. Sejenak saya akan memperkenalkan diri nama David Fiennes, saya adalah bodyguard baru yang kerja dengan Mrs. Hutton tentu atas perintah Mr. Hutton."
"Ada apa?"
"Mrs. Hutton memberikan perintah kepada kami untuk membawa Nona pulang. Ada hal penting akan dibahas dan bersifat rahasia."
"Tidak bisa menunggu besok? Jika ingin bertemu denganku maka aku akan datang esok hari."
"Maafkan kami Nona tapi Mrs. Hutton menginginkan Nona, untuk tiba sebelum jam sepuluh malam."
"Kau tahu itu terdengar menyebalkan?"
"Maafkan kami Nona."
"Aku selalu ingin hidup bebas seperti saudaraku tapi! Kalian bisa lihat sendiri bahwa itu tidak akan pernah terjadi. Ayah dan Ibu sampai kapan pun akan menganggap aku seperti Anak kecil padahal, aku sudah dewasa sejak lama sungguh sangat menyebalkan!"
Berjalan menuju salah satu mobil yang ditunjuk menunggu sampai mereka membukakan pintu. Dia salah besar menganggap malam ini akan tampak menyenangkan namun justru terjadi sekarang sangat menyebalkan.
_🌷_💄_🌷_
Suara langkah kaki mendekat membuat tiga pria yang sejak tadi sibuk mencari menoleh ke belakang. Terlihat seorang pria dengan berani datang ke tempat mereka berkumpul seorang diri.
"Kalian berdua benar! Ketika Peter menghubungi kita lima menit lalu dan mengatakan! Ada seorang manusia dengan nyali besar memasuki area kita berkumpul! Pria ini secara tidak langsung akan mengantarkan nyawanya sendiri kepada kita semua!"
Mereka bertiga mulai berlaku waspada terlebih pria itu mengambil dua langkah maju.
"Aku sendiri dapat memberikan jaminan jika kalian bertiga, tidak akan terluka asal kalian segera memberikan flashdisk tersebut."
Suasana gedung berlantaikan tiga dengan pembangunan belum selesai ini, tadinya hening sekarang ramai akan tawa mereka bertiga. Menyaksikan pria di hadapan bicara cukup santai dan sangat percaya diri.
"Kau mengatakan apa barusan?! Menyerahkan flashdisk yang kami bawa ini?"
"Ya."
"Bagaimana jika kami bertiga tidak mau memberikannya?" Tanya salah satu dari mereka tentu setelah dapat mengendalikan tawa.
"Maka kalian bertiga akan bernasib sama seperti, teman-teman kalian di halaman depan gedung, lantai dasar serta lantai dua penuh luka kesakitan."
"Berengsek!" Teriak salah satu dari mereka bergerak maju duluan. Bermaksud ingin memukul wajah tersebut tapi tubuhnya justru ditendang kuat hingga tersungkur jatuh.
Melihat gerakan cepat itu membuat keduanya kaget.
"Segera serahkan kepadaku maka kalian tidak akan bernasib sama, seperti teman-teman kalian di bawah."
"Siapa kau sebenarnya pria sialan?!"
"Aku bukan siapa-siapa hanya seseorang yang sedang, menjalankan tugas sesuai perintah atasan."
Salah satu dari pria itu membantu cepat untuk temannya berdiri. Ketiganya mulai mengambil langkah mundur. Jika saja mereka belum menerima telepon dari Peter mengatakan bahwa ada penyusup datang di wilayah mereka, bagaimana dia seorang diri membuat semua teman-teman mereka terluka maka mereka tidak akan takut seperti ini. Pria di hadapan mereka jelas berasal dari DBS. Mereka bertiga baru sadar saat sama-sama melihat ke arah tato di punggung tangan kanan, bergambar kepala ular kobra menjawab rasa ingin tahu mereka bertiga.
"Berikan flashdisk tersebut."
"Walau tahu kami akan kalah! Tapi Kami tidak akan memberikan data tersebut dengan mudah!"
Ketiga pria itu berlari menyerang namun salah satu dari mereka belum berhasil memukul tubuh tersebut. Semua pergerakan mereka seakan terbaca dengan mudah ketiganya berakhir dengan tersungkur jatuh kesakitan dibagian wajah, dada dan perut. Bahkan ketika salah satu dari mereka mengeluarkan pisau lipat, bukan pisau itu melukai sang musuh tapi justru melukai sang pemiliknya sendiri.
"Aku bisa saja langsung membunuh kalian, tapi kalian bukan lawan yang seimbang."
Pandangan mereka menjadi tidak fokus menyadari rasa sakit disekujur tubuh. Ketiganya berusaha menyeret tubuh sendiri untuk menjauh dari pria berbahaya tersebut. Dan dengan tidak rela salah satu dari mereka mengeluarkan flashdisk dari saku jaket. Melemparnya ke arah pria itu bersama dengan ramainya langkah kaki berlarian mendekat.
"Ja, jangan lukai kami lagi! Kami bertiga sudah menyerahkan apa yang kalian inginkan!"
Melihat pria itu meraih flashdisk yang mereka lempar, lalu memberikannya kepada salah satu dari mereka yang baru datang.
"Segera pergi dari sini, berikan data ini secepatnya kepada Mr. Crale."
"Kerja yang bagus teman!"
"Terbaik."
"Setuju! Kau selalu menjadi yang tercepat! Dan terbaik di antara kami."
"Karena mereka bertiga menjadi sosok yang manis, memberikan cuma-cuma flashdisk tersebut maka, kalian jangan lagi melukainya biarkan mereka bertiga pergi dari sini."
"Baik!"
"Bagaimana jika kita merayakan hasil kerja malam ini, dengan bersenang-senang sepuasnya? Mr. Crale pasti mengizinkan."
"Semua karena salah satu anggota kita, dia selalu saja berhasil menjalankan tugas."
"Tidak sabar rasanya, melihat banyak uang masuk dalam rekening."
Mereka tertawa lalu salah satu melihat anggota berjalan menjauh. Karena dia mereka akan menikmati hasil kerja, karena dia dengan ahlinya melumpuhkan para musuh secara mudah. Tepat ketika akan menuruni tangga salah satu dari mereka berteriak senang,
"Sang Yeob! Terima kasih untuk malam ini! Setiap harinya kami akan berkata seperti ini! Kau menjadi Anggota terkuat di DBS! Kau adalah inspirasi kami semua!"
_🌷_💄_🌷_
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRETARY [END]
FanfictionThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== [ SUDAH TERSEDIA DALAM BENTUK BUKU ] Jessica Ho, 34 tahun. Wanita den...