Die Sellerie, toko barang antik di daerah Gangnam menjadi tempat favorit Eunjung untuk berdiam diri. Toko itu menjual piringan hitam dan beberapa barang-barang yang bisa membuat nostalgia. Eunjung berdiri di dekat kaca menatap khikmat sebuah Carillon di dalam kotak kayu. Alat musik itu menyenandungkan instrument dari Frédéric Chopin-Nocturne op.9, membawa Eunjung kembali ke tahun 1800an. Wanita itu terlalu fokus, pendengarannya hanya tertuju pada dentingan kotak musik itu, seolah suara lain hanyalah hantu. Pemilik toko sudah terbiasa dengan kebiasaan Eunjung. Walau bukan pelanggan disana, Eunjung adalah pengunjung tetap."Oh oh oh, andwe" gumam Eunjung saat seseorang mengangkat Carillon yang sedang diamatinya. Eunjung segera masuk kedalam toko untuk mencegah pria itu mengambilnya.
"YA! Kembalikan benda itu ke tempat semula"
Pria itu terlihat bingung, karena tidak ada angin tidak ada hujan dirinya di bentak oleh seorang wanita yang tidak tau berasal dari mana. Wanita itu mencengkram tangannya kuat dan terlihat sangat bertekad.
"Apa ada masalah nona?" tanya Sijin penasaran.
"Kau masalahnya, mau kau kemanakan benda itu?" protes Eunjung. Kini wanita itu mengangkat wajahnya, sehingga Sijin bisa melihatnya dengan jelas. Wanita dengan topi baret itu menatap Sijin tajam dengan alis yang bertautan. Sijin hampir tersenyum melihat wajah marahnya yang sangat manis semanis gula.
"Akan ku bawa pulang, aku membelinya dari seminggu yang lalu""Mwo?" Eunjung mencari ke bohongan di wajah pria di depannya. Shit, bukan kebohongan yang dirinya temukan, dia malah tersihir oleh ketampanan pria itu. Pria dengan coat cokelat membalas tatapannya dengan serius sambil menunggu Eunjung melepaskan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allegro [END]
RomanceCerita lain dari Sijin x Eunjung Sama sekali gak ada sangkut pautnya sama cerita mereka di drama masing-masing