Bab 11

1.1K 108 80
                                    

"Jadi kalian menyembunyikannya selama ini?" tanya Yooyoung penasaran.

"Mianne, sebelumnya aku belum terlalu yakin dengan perasaanku" Eunjung tertunduk. Sijin sudah pulang sejak tadi, kini hanya ada dirinya dan kedua sahabatnya.

"Bisakah kau ceritakan dari awal?" desak Jiyeon semakin penasaran

Eunjung akhirnya menceritakan bagaimana mereka bisa bertemu. Dia memang tidak bermaksud untuk menyembunyikan selamanya. Karena memang dirinya baru memulai suatu hubungan belum lama ini. Hanya saja naasnya mereka harus tertangkap basah di saat yang salah.

"YA! Dia melamarmu tapi kau tidak menjawabnya dengan jelas?" bentak Jiyeon tidak percaya.

"Eoh, kau tau aku tidak punya pengalaman menjalin hubungan dengan siapapun, untuk masuk ke tahap itu jujur membuat ku sedikit takut"

"Apa yang kau takutkan? Dia kaya, tampan, mencintaimu. Kau butuh apa lagi?"

"Aniya aku tidak mengkhawatirkan tentang dirinya juga tidak meragukan perasaannya sama sekali. Aku hanya khawatir pada diriku sendiri, terkadang aku selalu merasa diriku tak layak untuknya" Eunjung menghela nafas entah untuk yang keberapa kali.

"Ya! Kau cantik, baik, pekerja keras, penyayang. Pianis Yoo beruntung bisa mendapatkanmu. Kau tak boleh merasa tidak percaya diri seperti itu" jelas Yooyoung, dia tahu betul sifat tidak percaya diri Eunjung padahal dirinya memiliki semua kelebihan yang orang lain belum tentu memilikinya. Wanita itu selalu memiliki kekhawatiran akan dirinya sendiri.

"Eoh, aku setuju, apalagi kalian sudah melakukan ekhem, apalagi yang kau tunggu" goda Jiyeon.

"Molla, pikiranku kacau" Eunjung menyandarkan tubuhnya ke sofa

"Ya! Ya! Berarti temanmu yang kau ceritakan itu adalah dirimu sendiri?"

"Eoh"

"Aish, Lee Eunjung kau memang sesuatu" Jiyeon memukul Eunjung girang.

Eunjung menutup mukanya dengan bantal, karena merasa malu. Semenjak bertemu Sijin, dia sering sekali dihadapi dengan situasi memalukan. Entah di depan Sijin atau di depan kedua sahabatnya. Hingga membuat dia ingin pergi jauh ke angkasa.

"Sebenarnya aku sudah menduga ini" ucap Jiyeon

"Eh?"

"Aku sering melihatmu diantar oleh Pianis Yoo, hanya saja aku tidak menyangka hubungan kalian ternyata lebih jauh dibanding yang aku pikirkan"

"Aish, berhentilah menggodaku" Eunjung melempar bantal ke arah Jiyeon.

🌱🌱🌱

Sabtu siang, sepertinya Sijin tidak ingin membiarkan wanitanya libur barang seharipun. Pria itu kini sudah menunggu Eunjung di depan gedung apartemen wanita itu.

"Ya! Kenapa kau ingin menemuiku di luar?" ucap Eunjung pelan sambil terus memantau sekelilingnya. Jalannya pun cukup perlahan seolah takut di lihat orang, atau lebih tepatnya seperti mengendap-endap.

"Kau tidak gerah?" tanya Sijin bingung melihat Eunjung yang berpenampilan seperti mata-mata. Kacamata hitam, topi, masker, dan tidak lupa coat yang cukup tebal.

"Seseorang mungkin akan memotret kita" Entah mengapa wanita itu terus menundukan diri padahal tidak ada yang peduli dengannya. Sijin hanya bisa mengulum senyum melihat tingkah Eunjung.

"Ya! Cepat katakan kita mau kemana? Dan dimana mobilmu?"

Sijin menunjuk mobilnya yang terparkir cukup jauh lalu menggandeng tangan Eunjung.

Allegro [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang