Rasa takut itu menghantui Eunjung, wanita itu perlahan mendekat, melihat ibunya yang kesakitan membuat hati Eunjung ikut teriris. Tanpa sadar Eunjung menitihkan air mata.
"Sudah ku katakan jangan membantunya bersembunyi dariku" ayah tiri Eunjung semakin menekan dada ibu Eunjung.
"Jebal, lepaskan eomma, bukankah kau mencintai ibuku?" Eunjung menyadari suaranya bergetar.
Ayah tiri Eunjung malah tertawa, pria itu tidak waras jelas dia sudah gila.
"Aku akan membawanya pergi, jangan lapor polisi atau kau tau akibatnya" Ayah Eunjung mengeluarkan pisau lipat dari sakunya menodongkannya ke arah Eunjung sambil menarik paksa rambut ibu Eunjung dan menyuruhnya berjalan meninggalkan rumah.
"Eomma..." Eunjung baru akan melangkahkan kakinya untuk membatu ibunya tapi pisau itu berpindah tempat, kini hampir menyayat leher ibunya.
"Gwenchana Eunjung-a, eomma akan baik-baik saja. Saranghae dal, mianhae" senyuman manis yang terukir di wajah ibunya membuat hati Eunjung tersayat. Mata merah menahan tangis yang di perlihatkan oleh ibunya itu membuat kilasan masa lalu saat dirinya kecil berputar di otaknya.
Aniya, aku tak bisa kehilangan sosoknya lagi kali ini, hati Eunjung sudah teguh, kali ini dia tak ingin menjadi seorang pengecut. Bertahun-tahun menghindar dan hidup seolah dia baik-baik saja. Eunjung muak dengan itu semua.
"Eunjung-a, Andwee" teriak ibu Eunjung saat anaknya itu melangkahkan kakinya mendekat ke arahnya.
"Ya! Kau ingin dia mati?" ancam ayah tirinya, pria itu memundurkan tubuhnya sedikit panik, karena Eunjung semakin mendekat.
Ujung pisau itu melekat di kulit ibu Eunjung sehingga menggoreskan luka sedikit.
"Aku tau kau tak bisa menyakitinya, maka sebagai gantinya kau boleh menyakiti ku" tatapan Eunjung benar-benar kosong, dirinya tak takut meski ajalnya mungkin menjadi taruhan kali ini.
"Anak Sialan" pria tua itu menodongkan lagi pisaunya ke arah Eunjung. Aku hanya perlu meraih pisau itu, tak peduli jika harus melukaiku, batinnya. Eunjung mengulurkan tangannya yang hanya berjarak beberapa centi dari pisau tajam itu.
"LEE EUNJUNG"
Sreeettt
Pisau tajam itu diayunkan oleh ayah tirinya hingga merobek tubuh bagian samping seseorang, darah segar merembes kepermukaan baju
Semua mata membulat, bahkan pria tua yang melakukan itu pun ikut terkejut. Tanpa sadar pisau ditangannya terlepas dan jatuh di lantai.
"Sijin-a" Eunjung tampak panik, pria yang beberapa detik lalu menyelamatkan nyawanya tersenyum cerah menatap wajah Eunjung.
"Kau baik-baik saja?" Sijin mengusap wajah Eunjung tak mempedulikan pinggang bagian atasnya yang tersayat. Hampir saja Sijin terlambat menarik tubuh Eunjung dan menggantikan dengan dirinya. Sijin tak bisa membayangkan dunianya berakhir jika hal itu terjadi.
"Sijina, darah kau ter..."
"Ssttt, gwenchana, yang penting kau tidak"
Bruk
Berbeda dengan perkataannya, sepertinya kaki Sijin sudah tidak mampu menopang tubuhnya. Mungkin karena dia mengeluarkan banyak darah. Eunjung ikut jatuh karena menahan tubuh kekar itu, Sijin terduduk sambil mengeratkan pelukannya pada Eunjung
"ANGKAT TANGAN" sekelompok anggota kepolisian datang menodongkan pistol membuat ayah tiri Eunjung spontan mengangkat tangannya.
Polisi segera meringkus ayah tiri Eunjung dan memborgol tangannya keluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allegro [END]
RomanceCerita lain dari Sijin x Eunjung Sama sekali gak ada sangkut pautnya sama cerita mereka di drama masing-masing