Eunjung keluar dari kamar mandi dengan pakaian kebesaran milik Sijin dengan rambutnya yang sudah kering.
"Kau menungguku?" tanya Eunjung penasaran karena pria itu masih ada disana.
"Jadi begini rasanya menunggu seorang wanita keluar dari kamar mandi?" gumam Sijin memeriksa detak jantungnya.
Sijin menggandeng tangan Eunjung dan memintanya duduk di ranjang. Pria itu duduk berlutut di depannya.
"Ya! Mwo?"
"Tunggu sebentar" Sijin menggulung celana Eunjung yang kepanjangan membuatnya lebih enak di pakai. Eunjung hanya memperhatikan pria yang selalu bersikap manis padanya itu.
"Eunjung-a"
"Hmm?"
"Menikahlah dengan ku" ucap Sijin dengan lembut.
"MWO?" Eunjung tanpa sadar meninggikan suaranya, tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Pria itu masih tertunduk membetulkan celana Eunjung. Ucapannya terdengar enteng tanpa beban membuat Eunjung bertanya-tanya, apakah dia serius dengan apa yang dirinya ucapkan.
"Menikah lah denganku, Lee Eunjung. Aku ingin melihatmu terus sepanjang hari" Kini pria itu membalas tatapan Eunjung, wanita itu menautkan kedua alisnya kebingungan.
"Sijin-ssi bukan kah ini terlalu tiba-tiba?"
"Wae? Kau ingin lamaran yang romantis? Mianne aku tidak terlalu berpengalaman dengan itu, tapi jangan khawatir aku akan minta saran Siyoon untuk melakukan apapun yamg kau inginkan" Sijin menatap Eunjung dengan serius membuktikan perkataannya bukan main-main.
"Aniya bukan begitu, hanya saja memulai suatu hubungan itu ada tahapan yang perlu kita lalui, bahkan kita baru bertemu seminggu yang lalu Sijin-ssi" jelas Eunjung.
"Apa salahnya tidak sesuai tahapan? Toh sejak pertemuan pertama kita sudah melompatinya terlalu jauh" Sijin meraih tangan Eunjung.
"Sijin-ssi, bisa saja apa yang kau inginkan sekarang hanya bentuk obsesi karena kita pernah tidur bersama karena itu sama-sama pengalaman baru untuk kita"
"Aniya, aku sudah meyakini hatiku dari sebelum kita melakukannya" Kini Eunjung dibuat tidak bisa berkutik, tatapan mengintimidasi itu lagi. Tak ada senyum di wajah pria itu, hanya ada keseriusan. Eunjung sedikit dibuat tidak bisa bernafas, jantungnya berdetak tidak beraturan.
"Tetap saja..."
"Araso, aku tidak akan memaksamu menjawab saat ini juga. Aku hanya ingin menyampaikan apa yang ada di kepalaku, Kau benar ini terlalu mendadak tapi aku lega karena bisa mengatakannya. Di sela waktu kau memikirkanya akan ku buktikan kalau hubungan kita bukan hanya cinta dalam satu malam" Sijin kembali menjadi dirinya yang lembut, hanya ada senyum yang terukir di wajanya. Sijin tau betul memaksakan perasaan Eunjung itu salah besar, walau dia yakin Eunjung juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Namun memberi wanita itu waktu untuk berpikir adalah keputusan yang tepat. Sijin tak ingin wanitanya merasa tidak nyaman.
Eunjung masih mematung, degupan jantungnya sedikit melambat. Tapi otaknya benar-benar membeku, ini pertama kali dalam hidupnya dilamar dengan cara yang sangat tiba-tiba. Eunjung tidak mempedulikan hal itu romatis atau tidak, dia hanya sibuk mempertanyakan apa yang sebenarnya hatinya inginkan.
"Eunjung-a, tidak ada yang perlu kau khawatirkan, mianne aku membuatmu terkejut" Sijin mengusap pipi Eunjung gemas, membuat pemiliknya tersadar dari lamunan.
"Sijin-ssi sepertinya kita harus segera keluar"
"Wae? Aku ingin terus berlama-lama disini" Sijin malah memeluk pinggang Eunjung dan menyenderkan kepalanya di atas dada Eunjung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allegro [END]
RomanceCerita lain dari Sijin x Eunjung Sama sekali gak ada sangkut pautnya sama cerita mereka di drama masing-masing