Allegro [END]

Bab 22

••• Malam Kejadian •••

"Eomma, sejak kapan dia melakukan ini terhadapmu?" tanya Eunjung dengan nada sedikit tinggi. Wanita itu kesal karena ibunya bahkan tak ingin di bawa ke rumah sakit.

"Sejak bisnisnya bangkrut dan dia mulai sering minum-minum. Sudah hampir satu tahun" Eunjung bisa melihat ibunya menahan tangis.

"Aish" umpat Eunjung, "Wae? Wae? Kenapa kau seperti ini? Tak bisa kah kau memilih pria yang benar?"

Ibunya tidak menjawab, dia menyadari semua kesalahan yang pernah dirinya lakukan. Ibu Eunjung merasa memang ini adalah karma untuknya yang lebih memilih menikah kembali di banding mengurus anaknya.

"Eunjung-a"

"Mwo?"

"Sepertinya ayah tirimu mengetahui aku akan pergi menemui mu"

"Bagaimana bisa?"

"Aku tidak tau, terakhir kali dia mengirimi pesan akan menjemput ku di tempat mu" Ibu Eunjung tampak kebingungan.

"Ponselmu, dimana ponselmu? Dia mungkin memasang aplikasi pelacak di ponselmu" Eunjung tampak panik.

"Sudah ku buang saat di bus"

"Eomma kenapa kau tak melaporkannya ke polisi?" keluh Eunjung karena kesal.

"Aku terlalu takut untuk melapor" ucap Ibu Eunjung terbata, wabita itu terlihat ketakutan.

"Malam ini tidurlah di apartemen Jiyeon, aku khawatir dia akan datang tiba-tiba"

🌱🌱🌱

Eunjung keluar apartemennya tepat pukul 7 malam, dirinya tidak tenang berada di dalam sana sendirian. Eunjung memutuskan untuk pergi ke tempat Sijin.

"Kau tampak terburu-buru" ucap seseorang saat Eunjung baru membuka pintu apartemennya.

"Sial" umpat Eunjung dalam hati. Entah sejak kapan ayah tirinya itu berdiri di depan apartemen Eunjung. Selama ini Eunjung tak pernah bertemu dengannya, hanya melihat dari foto yang dikirimkan ibu Eunjung. Walau begitu dia tetap menyadari kalau pria itu jelas ayah tirinya. Aish, harusnya Eunjung menyadari lebih awal kalau pria itu memang bukan pria baik. Jauh berbeda dengan ayah tiri Eunjung sebelumnya.

"Dimana ibumu?" tanya ayah tiri Eunjung tanpa basa-basi.

"Aku tidak mengerti maksudmu, aku sudah lama tidak berhubungan dengannya lagi Ahjussi" jawab Eunjung cuek.

Entah mengapa hati Eunjung terasa tidak karuan, perasaan takut menyelimuti dirinya. Dia mengharapkan kehadiran Sijin sekarang juga.