"Samchon, kau lama sekali" keluh Eunha, Sijin hanya tersenyum miring menggaruk kepalanya yang tak gatal. Pria itu menarik kursi di samping Eunha.
"Dimana eonnie?" tanyanya lagi.
"Eonnie akan segera kembali, dia sedang ke toilet"
"Eunha ya!! Kau merindukanku?" Seolah tau dirinya sedang di bicarakan, Eunjung datang langsung menggendong Eunha.
"Ya! Lehermu" bisik Sijin mengingatkan bekas merah yang dirinya tinggalkan. Eunjung spontan menaikkan kerah sweaternya, sambil mencubit paha Sijin kesal, tak peduli dengan pria yang kini tengah meringis kesakitan.
"Eunha ya, kau tidak menghabiskan sup mu?"
"Eunha mau eonnie yang menyuapi" pinta gadis itu manja
"Araso"
Pemandangan manis itu di saksikan langsung oleh Sijin, ternyata memang bukan hanya dirinya yang terhipnotis saat bersama Eunha, Eunjung pun ternyata demikian. Beberapa pasang mata yang melihat kearah mereka ikut tersenyum, bagaimanapun juga mereka memang terlihat seperti satu keluarga bahagia.
"Eunjung-a" panggil Sijin lembut sambil menopang dagunya di atas meja. Senyumnya mengembang entah apa yang dirinya pikirkan.
"Wae?" jawab Eunjung seadanya masih sibuk menyuapi Eunha.
"Aaaaaa" Sijin membuka mulutnya lebar. Wajah tampannya kini terlihat sangat menggemaskan.
"Eonnie, samchon ingin disuapi juga" ucap Eunha menunjuk wajah Sijin.
"Palli"
"Kau tak malu dengan usiamu?" ejek wanita itu, meskipun begitu tangannya tetap mengarahkan satu suapan besar ke mulut Sijin. Tentu saja langsung di terima oleh pria itu dengan senang hati. Baru beberapa menit yang lalu pria itu terlihat sangat liar, namun kali ini tiba-tiba berubah menjadi bayi besar yang lucu.
Sijin mengunyah makanannya dibuat-buat, menirukan gaya Eunha. Beberapa orang yang kebetulah lewat terlihat menertawakan kelakuannya.
"Samchon, joha?"
"Tentu, samchon akan meminta eonnie menyuapi samchon tiap hari" jawab Sijin semangat, membuat Eunha tertawa.
"Aku tidak bisa membedakan mana balita dan mana yang bukan" oceh Eunjung
"Eunha ya?"
"Ne samchon"
"Apa kau senang berada di dekat eonni? Apa kau nyaman bersamanya?"
"Eoh, Eunha suka eonni, Eonnie baik dan perhatian"
"Benarkah? Bukannya dia terlihat menakutkan? Eonnie tak terlihat galak dimata mu?" Sijin mengerutkan kening.
"Ya! Yoo Sijin" protes Eunjung.
"Aniya, eonni sangat manis, eonni terlihat seperti malaikat. Eunha sayang eonni" gadis itu tiba-tiba memeluk Eunjung erat
"Eunha ya" hati Eunjung terenyuh sesaat setelah menerima pelukan itu, ada sesuatu yang berdesir dan membuat dadanya penuh. Kalimat manis itu memberikan kehangatan di relung hati Eunjung, seperti bunga yang baru bermekaran di musim semi.
"Lihatlah, anak yang baru menemuimu beberapa jam saja bisa menilai orang seperti apa dirimu. Bagaimana bisa kau meragukan dirimu sendiri?" Sijin mengusap air di sudut mata Eunjung. "Jangan pernah berpikiran lagi kalau kau tak layak menjadi seorang ibu, mengerti?"
Eunjung mengangguk, memang tak seharusnya dia takut. Nyatanya bersama dengan seorang anak yang bukan darah dagingnya saja membuat perasaan Eunjung seperti ini, bagaimana jika benar suatu saat nanti ada malaikat kecil di antara mereka. Membayangkannya saja sudah membuat Eunjung berbunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allegro [END]
RomanceCerita lain dari Sijin x Eunjung Sama sekali gak ada sangkut pautnya sama cerita mereka di drama masing-masing