Bab 23

980 88 51
                                    

Eunha tak hentinya menyodorkan kue yang dirinya buat bersama ayahnya pada Sijin dan Eunjung. Dari mulai muffin, madeleine, dan brownies.

"Daebak, nama plang tokomu adalah pengrajin logam tapi nyatanya kau seorang juru masak handal" puji Eunjung menggigit potongan besar muffin cokelat itu.

"Aku yang membuatnya eonnie" protes Eunha karena Eunjung hanya memuji ayahnya.

"Ahh mian, aku melupakan Eunha" Eunjung mencubit pipi bulat gadis manis itu.

Sijin yang melihat tingkah kedua wanita di depannya ikut tersenyum. Heesung masih sibuk di tempatnya, dirinya harus segera menyelesaikan pesanan beberapa pelanggan setianya.

"Eunjung-a" Sijin menaruh sebuah kotak di atas meja.

"Aku sudah memindahkan semua kontak dari ponsel lamamu"

"Gomawo Sijin-a, aku benar-benar kerepotan tanpa benda ini" Eunjung menerima dengan senang hari, ponsel baru yang diberikan oleh Sijin.

"Jangan menghilang lagi, aku yang kerepotan tanpa mu di sisiku" balas Sijin mengacak rambut Eunjung gemas.

"Samchon, kau tak memberiku hadiah?" protes gadis kecil itu saat melihat Eunjung yang asik membuka kardus ponsel barunya.

"Eunha juga ingin hadiah?" gadis itu mengangguk, Sijin mengulum senyum, gadis kecil yang baru di temuinya beberapa menit yang lalu itu berhasil membuat Sijin menyukainya.

"Sijin-ssi, mianne, kau tak perlu mengikuti keinginannya, dia memang mudah iri" ucap Heesung masih terlalu fokus.

"Gwenchana, Eunha kau tau tempat menyenangkan di sekitar sini? Bagaimana kalau kita jalan-jalan?"

"Aku tau samchon, Eunha mau naik gondola"

"Apa ada kereta gantung di dekat sini?" tanya Sijin penasaran.

"Phoenix Park sepertinya sudah buka" jawab Heesung, Sijin baru mengingat hal itu, saat ini sudah memasuki musim dingin. Salju pertama telah turun tiga hari yang lalu. Wajar saja beberapa ski resort telah dibuka.

"Eunha mau kesana?"

"Eummm"

"Bagaimana dengan eonni?" Sijin mengedipkan matanya berkali-kali menunggu persetujuan Eunjung.

"Yee, aku ikut" Eunjung tersenyum melihat mata bulat Sijin yang dibuat-buat.

"Heesung-ssi?"

"Sepertinya aku tidak bisa ikut, aku harus ke kota mengantar pesanan. Bolehkah aku titipkan Eunha pada kalian?"

"Kau yakin mempercayakan dia pada kami?" Eunjung sedikit heran.

"Eoh, aku tau kalian orang baik" Heesung segera membereskan barang-barangnya dan bergegas mengepak semua bungkusan kecil yang sudah tersusun rapi.

"Kajja" sahut Sijin

Eunjung masuk ke mobil sambil memangku Eunha. Sijin yang melihat kekasihnya sedikit kerepotan membantunya memasang seatbelt. Gadis kecil di pangkuan Eunjung tampak tak sabaran, dia terus menggerak-gerakan kaki kecilnya membuat tubuh Eunjung ikut terguncang.

"Kajja samchon" seru Eunha

"Appa annyeong!!" Eunha melambaikan tangannya dari balik kaca mobil.

"Kenapa banyak sekali barang di bangku belakang?" tanya Eunjung menoleh ke belakang, mengamati setiap tumpukan barang, tas, kardus dan masih banyak lagi.

"Barang-barangmu"

"Aku?"

"Eoh, Jiyeon bilang kau pergi dengan terburu-buru, jadi aku membawa beberapa barang dari apartemenmu, maaf aku masuk tanpa izin" ucap pria itu memandang lurus ke depan

Allegro [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang