Sakura keluar dari kamar tamu dengan hati-hati, ia sudah selesai membersihkan dirinya dan hanya mengenakan jubah mandi, karena pakaian miliknya belum sampai.
Di depan kamar, Sakura berdeham sesaat, ia sudah memutuskan akan seperti apa pernikahannya. Sakura tidak mau dirugikan dalam pernikahan ini, setelah mendengar bahwa Sasuke sudah memiliki kekasih, walaupun Sakura tidak mempercayai itu, tetapi Sakura perlu berhati-hati agar tidak terjerumus dalam pernikahan yang sebenarnya. Karena, Sasuke sendiri sudah punya pacar dan Sakura tidak ingin terkekang dalam pernikahan, sementara Sasuke bebas sendirian.
Sebelum menuju ruang keluarga, Sakura mengikat rambutnya, kemudian kembali melangkah menuju ruang keluarga, dimana terdengar suara televisi dari arah sana, membuat Sakura berpikir keberadaan Sasuke sedang menonton film.
Dugaan Sakura benar, Sasuke sedang duduk di sofa dengan piyama tidur.
"Boleh bergabung?" tanya Sakura, membuat perhatian Sasuke teralihkan, Sasuke menoleh ke arah Sakura, kemudian ia menggeserkan tubuhnya, pertanda mengizinkan Sakura bergabung duduk bersamanya.
Selagi Sakura duduk tidak jauh darinya, Sasuke menggapai selimut yang tersimpan di bawah meja, ia lalu memberikannya pada Sakura. Membuat Sakura memandang bingung kepadanya.
"Aku tidak kedinginan." Tolak Sakura.
"Pakai saja, AC nya dingin." Balas Sasuke dengan menunjuk AC yang sudah ia atur suhunya agar ruangan menjadi dingin.
Sakura kembali memperhatikan Sasuke, ia harus menuntaskan semuanya malam ini juga.
"Aku pinjam laptopmu, barang-barangku belum datang satupun." Ucap Sakura, membuat Sasuke sedikit bingung. Namun, Sasuke tidak mengucapkan apapun, Sasuke berpikir mungkin Sakura memerlukan laptopnya untuk pekerjaannya. Sasuke segera pergi ke kamarnya untuk mengambil laptop miliknya.
Tidak lama kemudian, Sasuke kembali dari kamarnya, ia langsung menyimpan laptop di meja depan Sakura.
Sakura mengambil laptop Sasuke, ia segera membuat kesepakatan pernikahan di laptop Sasuke. Sementara Sasuke, memilih tidak memedulikan Sakura, ia menyandarkan tubuhnya ke sofa, lalu memfokuskan diri menonton film dari televisi.
Sakura terus memikirkan hal-hal yang akan ia masukan ke dalam kesepakatan pernikahan, Sakura senang bergaul, ia bisa menghabiskan banyak waktu di luar rumah, hanya untuk menambah relasi setelah bertahun-tahun disembunyikan dari dunia luar. Juga Sakura tidak suka banyak aturan, ia menyukai kebebasan, karena ia sudah terlalu lama terkekang oleh ayahnya.
"Bagianku sudah selesai. Sekarang bagianmu." Ucap Sakura, dengan mengalihkan laptop kepada Sasuke yang spontan terkejut.
Sasuke segera melihat ke laptopnya dan membaca Word yang Sakura ketik.
"Kesepakatan pernikahan? Pernikahan bukan bisnis, Sakura." Balas Sasuke, yang terlihat tidak setuju.
"Kata siapa bisnis? Kesepakatan pernikahan berbeda dengan bisnis, aku pikir kau tidak sebodoh itu untuk membedakan kesepakatan nikah dan bisnis. Kesepakatan dalam pernikahan itu penting, bahkan ada sebutannya, perjanjian pra nikah. Walaupun, kita tiba-tiba menikah. Aku pikir perlu adanya kesepakatan dalam pernikahan kita!"
Sasuke semakin tersinggung, Sakura seolah mengatakannya bodoh. Ia memilih membaca langsung kesepakatan yang Sakura buat.
"Poin pertama, pihak kedua tidak punya hak melarang dalam pekerjaan pihak pertama, begitu juga sebaliknya." Sasuke membacakan poin yang Sakura ajukan. Ia kembali menatap Sakura.
"Hanya dalam pekerjaan?" tanya Sasuke, Sakura kemudian langsung mengangguk.
"'Poin kedua, 'pihak pertama bebas berada di luar rumah sampai jam berapapun.dan pihak kedua tidak boleh mencarinya.' Akupun tidak sesenggang itu untuk mencarimu." Sasuke membacanya dengan malas, seolah dirinya akan mencari-cari Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchmaking Wife 《R》 ✔
Fanfic《08》 21+ End "Aku diperkosa, Naruto." Sasuke berkata dengan ekspresi datar, seolah ucapannya adalah hal yang wajar. "SUMPAH TEME? SIAPA YANG BERANI MEMPERKOSA SEORANG UCHIHA SASUKE!" "Siapa lagi kalau bukan istri gilaku."