Sasuke POV
Sakura tidak membalasku?
Bohong jika bilang aku tidak mengharapkan Sakura membalas ciumanku, justru aku berharap Sakura membalas ciumanku. Hatiku terasa sangat panas, karena bayangan-bayangan yang bersileweran di kepalaku. Ada perasaan kecewa yang membuat dadaku sesak.
Kenapa juga aku harus merasa kecewa?!
Tapi, mungkin saja karena statusku dan Sakura sudah menikah. Jadi perasaan kecewa ini adalah hal yang lumrah, sebagai seorang suami.
Karena tidak mendapat respon apapun, aku berhenti menciumnya, lalu membuka mataku untuk melihat Sakura. Dari jarak sedekat ini, aku bisa melihat pandangan terkejutnya. Sakura seperti patung yang berdiri tegak dan tidak bergerak sedikitpun.
Apa kurangnya aku?
Aku menjauhkan diriku dari Sakura yang terlihat kebingungan. Seharusnya aku tidak menciumnya, seharusnya aku menahan diriku. Tindakanku barusan hanya mempermalukan diriku sendiri di hadapan Sakura.
Sebenarnya apa yang terjadi pada diriku sendiri? Aku sungguh tidak mengerti atas tindakan dan emosiku.
Aku diperbudak oleh emosiku sesaat, ke mana kewarasanku?
Sebelum bertemu Sakura, aku selalu waras, tidak pernah menyesali tindakanku. Tapi setelah bertemu Sakura, kewarasanku seolah menghilang. Aku jadi sering menyesali tindakanku.
"Maaf, tidak seharusnya aku melakukan itu. Aku hanya mengetes kehebatanmu dalam berciuman. Nyatanya nilainya 0." Ucapku dengan nada yang terdengar merendahkan Sakura.
Sakura memandangku sengit, tidak terima atas pernyataan yang aku buat.
"Nol? Cih! Memangnya sehebat apa ciumanmu? Ciumanmu bahkan tidak membangkitkan gairahku! Sombong sekali!"
Mendengar perkataan Sakura, membuatku menekan emosiku lagi. Aku tidak boleh diperbudak oleh emosi, aku bisa saja kembali menyesal di kemudian hari.
"Oh, begitu? Sayangnya aku tidak percaya. Bisa saja kau menyembunyikan sesuatu yang menjadi basah karena ciumanku." Aku memberinya sebuah seringaian, tatapan mataku bergerak naik turun seolah menelanjangi tubuh Sakura.
"Jangan terlalu percaya diri tuan Sasuke. Kau tidak sadar milikmu menyembul?"
Spontan aku melihat ke bawah, ke arah milikku yang sedari tadi tertidur, tapi kini terbangun.
Aku sungguh malu, tapi aku tidak boleh memperlihatkan padanya rasa maluku.
"Di jam seperti ini hal yang wajar bagi pria, miliknya menegang, apalagi cuaca dingin. Seharusnya kau tahu itu, priamu tidak memberitahumu?" balasku, dengan bersikap tenang, padahal aku berusaha menyingkirkan perasaan maluku.
"Kenapa kau selalu melibatkan priaku dalam pembicaraan kita? Seperti orang yang cemburu saja." Ucapnya, membuatku menegang sesaat.
Aku membuka pintu mobil yang kebetulan di dekat Sakura.
"Masuk, kita pulang." Ucapku, aku tidak tahu harus membalas apa pada Sakura. Cemburu? Apa perasaan panas ini bisa dikatakan karena cemburu?
Sakura melirik curiga dengan senyum mengejekku, namun Sakura tetap masuk ke dalam mobil.
Aku segera masuk ke dalam mobil, lirikan mata Sakura tidak terlepas dariku, membuatku jadi salah tingkah.
"Aku tidak tahu haruskah aku bilang padamu atau tidak. Tapi sepertinya aku memang harus memberitahumu."
Perkataan Sakura, membuatku menoleh sempurna ke arahnya. Aku menatap Sakura, menunggu Sakura berbicara lagi.
"Besok, aku punya pekerjaan di Kanada dan ada beberapa acara yang akan aku hadiri. Sebenarnya aku tidak akan memberitahumu, tapi setelah aku pikir-pikir, kau berhak tahu." Ucap Sakura, yang kini terlihat serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchmaking Wife 《R》 ✔
Fanfic《08》 21+ End "Aku diperkosa, Naruto." Sasuke berkata dengan ekspresi datar, seolah ucapannya adalah hal yang wajar. "SUMPAH TEME? SIAPA YANG BERANI MEMPERKOSA SEORANG UCHIHA SASUKE!" "Siapa lagi kalau bukan istri gilaku."