Setelah seminggu tidak berjumpa, Sasuke dan para sahabatnya kembali berkumpul di bar ternama yang biasa mereka kunjungi.
"Kau sudah menyelesaikan masalahmu dengan Hinata, Naruto?" tanya Sai, rupanya Sai ikut penasaran tentang hubungan Naruto dan Hinata.
"Kenapa jadi membahasku?!" kesal Naruto, topik pembahasan jadi berubah kepadanya.
"Kami tentu penasaran, apalagi saat kita liburan, kau dan Hinata terlihat kembali dekat." Balas Sai yang diakhiri seringaian.
"Aku tidak jadi putus dengan Hinata dan membiarkan bayi itu tumbuh." Balas Naruto, yang terlihat malas menjelaskan. Tetapi, Naruto tidak bisa berbohong kepada para sahabatnya, persahabatan mereka selalu diisi dengan kejujuran.
"Wow, berarti kau tidak akan bermain-main lagi? Masa akan jadi seorang ayah, masih kesana-kesini." Timpal Kiba dengan tertawa.
"Ya, aku tetap bebaslah. Hinata juga tidak masalah dengan kesenanganku." Balas Naruto yang kemudian meminum vodka miliknya.
"Coba posisinya dibalik, Hinata yang sering bersama banyak pria. Bagaimana perasaanmu?" Kali ini Shikamaru ikut bersuara, ia sudah terlalu gemas membiarkan sahabatnya egois dalam hubungan percintaannya.
Di sisi lain, Sasuke jadi merasa ikut tersindir. Karena dia mengalaminya sendiri, istrinya malah bersenang-senang dengan pria lain.
"Kalau kalian ada di posisi pasangan kalian melakukan seks dengan pria lain. Apa yang akan kalian lakukan?" Sasuke ikut menimpali, dia penasaran akan pendapat para sahabatnya.
"Itu memalukan sih. Aku pasti jadi banyak pikiran, mungkin saja aku tidak cukup memuaskannya di ranjang." Sai menjawab lebih dulu.
Mendengar jawaban Sai, membuat Sasuke jadi merasa tidak enak tenggorokan, rasanya ada yang mengganjal dan membuatnya ingin berdeham terus.
"Tapi benar juga Sai, aku juga akan malu. Kalau kita berhasil memuaskan dia, tidak mungkin dia mencari pria lain." Timpalan Kiba, semakin membuat perasaan Sasuke tidak nyaman.
Sasuke jadi diliputi rasa malu, apalagi teringat perkataan Sakura bahwa prianya sangat memuaskan.
"Apa yang melatarbelakangimu bertanya seperti itu?" Naruto bertanya pada Sasuke dengan tatapan penuh kecurigaan.
"Aku hanya bertanya, pertanyaanku nyambung dengan pertanyaan Shikamaru. Coba kau pikirkan, bagaimana jika Hinata melakukan seks dengan pria lain? Seperti kau yang masih suka menyewa jalang." Sasuke bernapas lega, ia berhasil beralibi dengan baik.
"Tidak mungkin, Hinata tidak mungkin melakukan itu. Dia sudah terikat kepadaku." Balas Naruto, menampik perkataan Sasuke. Naruto terlihat tidak setuju atas perkataan Sasuke.
"Mungkin saja, kalau dia sudah sadar, cepat atau lambat, dia akan meninggalkanmu, Naruto." Balas Sasuke dengan menyeringai puas, berhasil membuat Naruto jadi memikirkan ucapannya.
"Eh, aku juga mendengar. Katanya sekarang banyak laki-laki yang memilih menjadi gigolo. Aku jadi overthinking, takut kekasihku menyewa gigolo di belakangku." Ucapan Kiba, membuat Sasuke kembali memikirkan Sakura. Apa pria yang dimaksud Sakura bekerja sebagai gigolo? Makanya, Sakura bisa puas?
"Sekarang bukan hanya pria yang bisa senang-senang, wanita juga bisa seperti itu. Apalagi para gigolo itu sudah terlatih, jam terbang dalam urusan ranjang. Kadang kita egois, melupakan kepuasan pasangan kita, sementara gigolo memprioritaskan memuaskan klien mereka." Timpal Shikamaru, yang dari tadi asik mendengarkan seraya meminum vodka miliknya.
Ucapan Shikamaru berpengaruh hebat bagi kedua sahabatnya. Sasuke dan Naruto jadi terdiam, mereka sama-sana memikirkan pasangan mereka. Kemungkinan-kemungkinan yang dibicarakan para sahabatnya tidak salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchmaking Wife 《R》 ✔
Fanfic《08》 21+ End "Aku diperkosa, Naruto." Sasuke berkata dengan ekspresi datar, seolah ucapannya adalah hal yang wajar. "SUMPAH TEME? SIAPA YANG BERANI MEMPERKOSA SEORANG UCHIHA SASUKE!" "Siapa lagi kalau bukan istri gilaku."