✨Bayi Gede

1.6K 163 202
                                    

Seungmin dipulangkan setelah beberapa hari menginap di rumah sakit.

Sebelumnya, mereka diberi bekal pengetahuan oleh dokter. Satu diantaranya adalah tidak menganjurkan Seungmin untuk melakukan aktivitas berat seperti naik turun tangga.

Berhubung rumah mereka bertingkat dan kamar secara kebetulan ada di lantai dua, Minho sudah memutar otak untuk masalah ini. Jawabannya adalah: sementara mereka pindah ke lantai satu. Kamar yang semula ditujukan untuk tamu disulap menjadi kamar utama.

"Mereka bakal main minggu depan." Menaruh ponsel, Seungmin membawa tangannya untuk memijat pundak suaminya. Mengerti bagaimana lelahnya bolak balik untuk mengatur semuanya sendirian dari siang sampai malam.

Berbicara tentang agenda main teman-temannya, Seungmin bertanya, "Pesen kue basah atau ngeliwet? Mending ngeliwet gak sih? Biar kenyang."

Sembari menikmati pundaknya yang menjadi sedikit lebih rileks, Minho mengangguk, "Bikin liwet aja."

"Oke. Mau Widya bikin teh gak?"

"Boleh."

Selagi suaminya membuat minum, Minho berniat untuk merebahkan diri tapi niatnya segera diurungkan. Membawa tubuhnya yang lelah untuk berdiri di samping baby box, dia memperhatikan dua malaikatnya yang sedang tidur lelap.

Sudut bibirnya spontan tertarik ke atas, lelahnya juga hilang. Dalam sekali pandang, dapat dirasakan bagaimana kasih sayang melimpah ruah dari tatapan yang dia berikan untuk buah hatinya.

"Ekhem."

Minho berbalik, mendapati suaminya di ambang pintu dengan tatapan memicing. Karena menurutnya lucu, dia terkekeh, "Kenapa boo?"

Menaruh teh hangat di meja nakas, Seungmin berjalan mendekat dengan kaki yang dihentakkan...

Grep

...memeluknya, dan membawanya sedikit menjauh dari baby box sambil mengeluh, "Kita udah punya kecambah tapi kadar bucinnya Aris harus sedikit lebih banyak buat Widya."

Pundak Minho gemetar karena menahan tawa, "Iyaa, gak usah cemburu ya?"

'Gemes banget sih, dasar bayi gede.'

"Anjir!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anjir!"

Plak!

"Adaw! Ayang iiih peureus! (Perih!)"

Jisung berusaha sabar tapi tangannya terlalu gatal. Sehabis memberi tamparan penuh cinta di lengan Chan, dia secara agresif mencubit pinggang suaminya, "Mulutnya itu loh ih, pengen banget aku pelintir. Jangan berisik."

"Adaw! Adaw! Sakit atuh ih sayang, ampun ampun." Chan segera menahan tangan suaminya dan memberinya ekspresi tersakiti sambil membela diri, "Geuningan (ternyata) kecambah mirip si Aris pisan (banget) daripada yang dikirim di grup, kan reuwas (kaget)."

ASTERIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang