"Aku baru tau kamu pengen punya anak empat?"
"Ohh iya dulu pernah bilang gitu hahaha, tapi yaa segimana dikasihnya aja."
"..."
"..."
"Yuk."
"??? Hmm??"
Intinya ini cerita tentang Aris, Widya, dan buntut--ekhem maksudnya...buah hati mereka.
_____
War...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.....
"Hati-hati di jalan~"
Masih duduk di pangkuan Yuri, Jungwon membawa kepalanya keluar dari jendela dan melambai sambil tersenyum lucu, "Dadah aa~"
Tin!
Klakson dibunyikan sekali sebelum kendaraan roda empat yang mengangkut keluarga kecil Jeongin pergi.
Melambai sampai mobil dari adik iparnya menghilang di tikungan, Seungmin menunduk untuk menatap kedua putranya, "Rame gak film laba-labanya?"
"Rame! Tvnya gwedeeeee banget." Sungchan membuat gesture menggunakan tangannya lalu berkedip dengan penuh penasaran, "Pasti mahal ya Pih?"
"Suaranya boom! Terus dingiiin." Sunghoon menunjuk saudaranya, "Kian sampe dipeluk sama bibi Yuri."
"Kean dapet pelukan juga gak?" Tanya Seungmin sembari membuka pintu, menunggu dua tuyul itu untuk masuk lebih dulu menyusul dirinya sendiri.
"Enggak, Kean duduk sendiri soalnya Latif dipangku sama Mamang." Dia cemberut, "Padahal pengen peluk Latif soalnya empuk."
"Dasar, langsung ke atas ya."
"Okey!"
"Okie dokie!"
Tidak ada yang memberi aba-aba tapi si kembar berlari seperti sedang berlomba. Begitupun saat mereka menaiki tangga, saling menyalip untuk melihat siapa yang sampai ke atas paling dulu.
Suara gedebag gedebug dari langkah mereka cukup menganggu, belum lagi bahayanya jika terjadi sesuatu. Seungmin berkacak pinggang dan memasang wajah garang, "Eits, Papih bilang apa soal tangga?"
