✨(tanpa judul)

638 101 67
                                    

Berapa lama aku ngilang?
AKU KANGEENNN KALIANNN /peluk satu-satu/










.....

Jam lima sore, Minho sedang memasak untuk makan malam. Satu tangan nangkring di pinggang sementara tangan yang lain mengaduk sesuatu di atas kompor.

"Papaah~"

Minho berbalik, melihat si bungsu duduk di meja makan dengan mata yang membulat lucu, "Kenapa Ica?"

"Papah masak apa? Sayur yaa?" Tanyanya.

"Iya." Minho kembali mengaduk, "Coba tebak sayur apa."

Hidung kembang kempis saat Lorin mengendus aroma di udara. Memiringkan kepala sedikit, telunjuknya mengetuk dagu dan alis tipisnya bertemu saat dia berpikir, "Hmmmm oh, Ica tau!"

Di saat yang sama, Sunghoon masuk ke dapur. Mengambil minum dari galon dan meminumnya di tempat.

"Papah masak sayur yang airnya kotor kan? Sayur lodeh!"

"OHOK!" Sunghoon menoleh dengan dramatis, "Sopankah kamu kaya begitu? Itu sayur kesukaan aa, jangan dihina cuma karna penampilannya kaya gitu ya."

"Wleee." Gadis kecil itu memeletkan lidah. Cepat-cepat turun dari meja, siap untuk melarikan diri namun tidak lupa menjatuhkan bom terakhir, "Ica mah tim sayur bersih bukan sayur kotor!"

"Keisha Namira Putri gak boleh mencela makanan."

Minho masih asyik mengaduk sayur lodeh, tidak ambil pusing dengan Sunghoon dan Lorin yang lari-lari keliling rumah. Si bungsu yang mulai aktif cenderung jahil dan selalu mencari gara-gara, digabungkan dengan salah satu anak tertua yang mudah terpancing. Perpaduan yang sempurna.

Menu terakhir sudah siap. Minho mencuci peralatan masak dan membersihkan kompor sampai mengkilap.

"Papah."

Hanya ada satu makhluk di rumah ini yang bisa muncul tanpa mengeluarkan suara langkah kaki.

"Hm?"

Di belakang Minho, berdiri Logan entah sejak kapan. Satu tinggi, satu pendek. Satu melihat ke atas, yang satu melihat ke bawah.

"Boleh ikut aa?"

"Aa jauh, mau ke perempatan."

Logan mengangguk, "Tau. Pengen jajan."

"..."

"..."

"..."

"..."

Kompetisi adu tatap antara ayah dan anak berlangsung sengit. Masing-masing dari mereka memperlihatkan kilatan keinginan yang bertentangan. Setelah menatap cukup lama, Minho akhirnya menyerah, "Pake jaket."

"Iya."

Minho tidak bisa mendengar akhiran 'ya' dengan jelas karena Logan sudah berbalik, berlari secepat kilat dan seringan hantu. Anak itu benar-benar mewarisi keahliannya dalam berlari.

Karena semua persiapan sudah selesai, Minho pergi ke ruang keluarga. Pura-pura tidak melihat Sunghoon dan Lorin yang sedang bergulat dan guling-guling di karpet, dia meraih remot untuk memindahkan saluran televisi.

"Yang ditulis disini aja kan?" Menaruh secarik kertas memo ke dalam saku celana, Sungchan keheranan melihat adiknya yang sedang turun dari tangga, "Eh ini kutil ngapain ikutan pake jaket kaya aa? Mau kemana?"

Logan bergeming namun ekspresi di wajahnya seolah tertulis "Ikut aa, ngapain nanya yang udah pasti?".

"Eeeeh enggak ada ya. Gak boleh ikut pokonya."

ASTERIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang