✨Orok

1K 137 200
                                    

Eh?

Bentar, kayak kenal...

Ya ampun!

Itu kamu!!

Hai~ apa kabar???

Udah lama ya kita gak ketemu, sekitar setaun kan?
Ya ampun, kangen banget aku tuh sama kamu 😘

Lagi free? Mau ikut aku naik roket gak?
Janlup pake sabuk pengaman ya, kita gas. Ngueenggg 🚀🚀🚀


































.....

Sunghoon asyik dengan tablet, bermain game cacing warna warni luar angkasa dengan cengiran lebar. Sementara Sungchan memperhatikan dari samping, menunggu kapan gilirannya datang. Tapi setelah menunggu lama, akhirnya dia bosan juga.

"Kalau udah kalah, gantian ya."

"Iyaa."

Meninggalkan saudaranya di ruang keluarga, Sungchan menaiki tangga ke lantai dua. Niatnya mau bermain mobil-mobilan di kamar tapi langkahnya terhenti melihat pintu coklat yang terbuka, pintu dari ruangan yang dibiarkan kosong.

Dengan rasa penasaran yang tinggi, kaki kecilnya merubah arah tujuan. Di ruangan dengan nuansa putih itu ternyata ada seseorang, "Papah?"

"Hm?" Jawab Minho tanpa menoleh, sibuk menata koran di lantai.

Sungchan memperhatikan cat beragam warna dan bertanya, "Papah mau ngewarnain tembok?"

"Iya kan kamarnya dipake buat dede kecil."

"Kata Papih, dede masih lama?" Dia menghitung dengan jari sambil mengingat-ngingat ucapan Seungmin tempo hari, "Masih ada tiga bulan lagi?"

"Beres-beres kamar juga gak sebentar. Temboknya belum dicat ulang, belum dikasih hiasan, masih banyak yang harus disiapin."

Sungchan mengambil kuas yang masih bersih, berseru kegirangan, "Kian mau warnain juga!"

"Boleh tapi ganti baju dulu ya, jangan pake warna putih."

"Oke!"

Dengan kecepatan penuh, si kecil pergi ke kamarnya sendiri, membuka lemari, mengambil kaos lengan pendek warna hitam dan memakainya sendirian.

Tapi, ada sedikit kendala. Baju yang dia kenakan sekarang tidak bisa dilepas. Terangkut di leher, sulit untuk ditarik.

Jadi Sungchan berlari ke kamar lainnya, menemukan Seungmin yang bersandar di kepala ranjang sambil membaca novel, dan menghampirinya, "Papih, ini nyangkut."

Seungmin terkekeh melihat perut besar putranya yang terekpos, menepuknya pelan baru membantu masalahnya. Setelah bajunya terlepas, sekalian saja membantu memakaikan kaos yang baru, "Udah."

Di sisi lain, Sunghoon cemberut. Kesal karena cacing luar angkasa miliknya mati. Masih dengan bibir yang tertekuk ke bawah, dia memanggil, "Kian! Ini udah kalah!"

"Hah???" Balas yang lain dari lantai dua.

"Mau main gak???"

"Enggaak!"

Tidak mau sendirian, Sunghoon menyusul ke lantai dua dan menemukan saudara juga ayahnya yang sedang mengecat dinding. Baru satu langkah memasuki ruangan, dia segera menjepit hidungnya, "Hng bauu!"

"Wangi khas cat ya kaya gini, mau ikutan?" Minho menawari kuas kecil.

Sunghoon secara agresif geleng-geleng kepala, "Papih mana?"

ASTERIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang