Part 40

182 7 3
                                    

"Hana-ya, kau? Ada apa?"

Hana mengulas senyuman lebarmya. "Kak Taehyung, aku merindukanmu" ujarnya.

Taehyung terkejut dengan kehadiran sang adik yang tiba-tiba. Tangannya segera meraih lengan sang adik dan memegangnya, namun tanpa diduga Hana tiba-tiba saja memeluknya dengan erat. Membuat Taehyung khawatir dengan sikap Hana sekarang.

Taehyung memegang pundak sang adik, melonggarkan pelukannya, bisa Taehyung lihat, Hana sedang menahan tangisannya agar tidak menangis, sangat terlihat dari sorot netranya yang berkilau.

Taehyung tersenyum tipis kedua tangannya menangkup wajah sang adik. Seraya berujar. "Ada apa? Jungkook menyakitimu? Hana katakan?"

Hana menggeleng pelan. Jungkook tidak menyakitinya, tapi Hana sendiri yang menyakiti dirinya sendiri. Sampai perasaannya sendiri yang begitu menyiksa dirinya.

Seketika Taehyung teralihkan dangan penampilan sang adik, serta kedua kakinya yang tanpa alas sontak membuat Taehyung cemas dan semakin khawatir.

Pria itu segera melepaskan jasnya, memakaikannya ke tubuh sang adik. Tangannya terulur meraih tangan Hana, membawanya duduk di sofa. Taehyung duduk bersila dibawah lantai.

Taehyung menghela nafas, mendapati adiknya yang terlihat begitu berantakan, Hana hanya terdiam sembari memperhatikan sang kakak yang sedang membersihkan kedua kakinya dengan sapu tangan dibawah sana. Hana sama sekali tidak mengerti. Taehyung selalu saja memperlakukannya dengan hangat. Hingga pria itu beranjak ke sebuah meja, dan membuka lacinya, bisa Hana lihat Taehyung mengambil sepasang kaus kaki yang belum pernah dibuka.

Taehyung memasangkan kaus kakinya pada kaki Hana yang polos. "Untung saja kakimu tidak terluka, kenapa adikku selalu membuat kakak khawatir? Apalagi dimalam yang sedingin ini?"

Taehyung tertawa kecil, ternyata kaus kaki yang ia berikan kepada Hana tidak sesuai dengan ukurannya.

"Ternyata kebesaran untukmu, tapi setidaknya bisa menghangatkanmu Hana-ya"

Jika begini, bagaimana Hana bisa berpisah dengan Taehyung, jika Taehyung selalu memperlakukannya seperti ini, bagaimana Hana tidak luluh dengan kakaknya sendiri?

"Kak..."

"Ada apa?"

"Kenapa Kakak selalu memperlakukanku seperti seorang princess?"

Taehyung merasa ada yang aneh dengan pertanyaan yang Hana lontarkan. Namun Taehyung mencoba untuk tenang, sebisa mungkin untuk tidak menyakiti perasaan Hana saat ini.

"Hana-ya kenapa tiba-tiba berbicara seperti itu?"

"Apa Kakak ingat? Waktu aku kecil kita sering bermain princess dan pangeran bukan? Aku sangat suka pangeran seperti kakak" ucap Hana sembari mengingat masa lalu yang begitu membuatnya bahagia.

"Bahkan sampai saat ini kakak selalu memperankan sosok pangeran padaku, seperti saat ini, tapi kenapa..."

"Kita berakhir seperti ini?"

"Apa Kakak? Tidak menyayangiku lagi?"

Taehyung beberapa mengusap pipi Hana, menghapus jejak air matanya yang terus turun.

"Hana-ya Kakak selalu menyayangimu, dan akan selamanya selalu seperti itu."

"Tapi..."

"Hana-ya cukup, kurasa adikku butuh istirahat, kita bicarakan nanti saja ya, kakak akan segera menyelesaikan pekerjaan, setelah itu kita pulang" ucap Taehyung, bukan tanpa alasan pria itu memotong pembicaraan sang adik, melainkan Taehyung tidak ingin membuat lukanya semakin melebar, tentu saja perasaannya akan membuat keduanya terluka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[M] STEP BROTHER.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang