Part 28

353 37 5
                                    

"Berhenti menghindariku Jung Hyemi!."

Hyemi menulikan pendengarannya, mengabaikan presensi Jimin yang berkacak pinggang dihadapannya, pura-pura tak melihat sebenarnya ia melihat, sudah dua hari berlalu, dan pria itu tetap saja mengunjunginya ketempat ia bekerja meski tak disambut hangat olehnya sekalipun. Ia tak perduli dan sekaligus marah dengan pria dihadapannya itu.

Bukan tanpa alasan Hyemi bertindak seperti ini, melainkan ia merasa harga dirinya terluka, apabila mengingat seseorang yang ia sukai menyukai sahabatnya sendiri dan bahkan akan segera bertunangan, ditambah pria yang ada dihadapannya ini melihat semuanya, melihat ia yang menangis begitu terisak, sungguh Hyemi merasa malu sekaligus canggung, walaupun saat itu, Jimin selalu ada disampingnya dan bahkan menghiburnya.

"Apa kau lupa dengan janjimu?"

"Kau bilang apapun permintaanku, kau akan mengabulkannya, sekarang aku ingin menagihnya."

Hyemi yang mendengar itu manaruh pandangannya ke arah pria tersebut, pandangan keduanya saling bertemu. "Apa yang kau inginkan?."

"Sebelum itu kau harus ikut denganku."

"Kemana? Apa kau mau macam-macam denganku?"

Jimin menggeleng. "Bisakah kau mempercayaiku sedikit saja? Aku ini pria baik-baik."

"Jika aku ini pria jahat, sejak dulu aku pasti akan menculikmu dan mengurungmu didalam apartemenku!"

Hyemi menghela nafas perlahan, jujur, Jimin memanglah pria baik, hanya saja pria itu sedikit menjengkelkan dan terkadang sangat cerewet.

Mau tak mau akhirnya ia pun beranjak, mengikuti langkah lebar pria itu yang membawanya keluar.

Keduanya saling berhadapan. "Apa kau yakin akan seperti ini terus? Tak ingin menghubungi Hana?"

"Kudengar dari Taehyung, Hana murung beberapa hari ini."

Hyemi menggeleng. "Tidak, aku yakin kak Taehyung pasti bisa menenangkannya."

"Apa kau benar-benar menyukai Jungkook? Apa kau tak pernah menyukaiku?"

Hyemi tercekat, menatap Park Jimin dengan pandangan teduhnya, bisa ia lihat raut wajah pria itu yang menampilkan kekecewaan dan juga perasaan sedihnya, sangat kentara sekali, bahkan akhir-akhir ini pria itu jarang menampakkan dirinya. Padahal ia sudah mencari keberadaannya, Hyemi merasa sepi dan hampa, tak ada bahan untuk berdebat, tak ada yang bisa mengajaknya bertengkar.

Gadis itu menyadari jika Jimin memang selalu ada untuknya, bahkan saat ia terpuruk sekalipun, pria itu dengan senang hati akan membuka lebar tangannya, memeluknya dan memberinya semangat. Jimin seperti sumber penyemangat.

"Apa yang kau inginkan?"

Jimin tersenyum tipis menatap gadis keras kepala dihadapannya ini, pertama kali saat bertemu gadis itu, hal yang pertama kali yang ia sukai adalah pandangan mata itu yang menyorotnya dengan tajam penuh percaya diri,

Hyemi itu gadis pekerja keras, berbeda dengan mantan-mantanya dahulu, karena itu juga yang membuatnya rela menurunkan harga diri dan mengejar gadis itu, namun jika Hyemi memang tak menginginkannya, sepertinya ia harus mundur saat ini juga, sebelum perasaannya semakin kian terluka. Sepertinya hari ini ia harus memastikkan perasaan gadis itu sekarang juga, maka dengan begitu, ia tak akan menyesal setelah lebih memilih pergi dari pandangan gadis itu.

"Hal yang ku inginkan? Kau pasti tau bukan?"

"Aku hanya menginginkanmu."

"Selama ini aku selalu menyukaimu."

"Tapi jika kau tak menginginkanku, aku akan mundur mulai sekarang, aku tak akan pernah menganggumu lagi."

Hyemi terdiam mematung pada tempatnya setelah mendengar ucapan pria bermarga Park tersebut. Baru kali ini ia melihat Jimin begitu putus asa dan menyerah begini, apa pria itu sudah lelah? Apa orang-orang disisinya akan pergi juga?

[M] STEP BROTHER.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang