Part 01

1.3K 96 1
                                    


"Kakak akan mengantarmu ke sekolah." Ucap Taehyung santai melihat sang adik yang sedang menyiapkan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas.

Hingga sang adik berbalik menatap kearahnya.
Ia pun buru-buru menggelengkan kepalanya dengan cepat, segera mengambil tas ranselnya dan memakainya pada punggung tegapnya. "Tidak usah Kak biar aku berangkat naik bus saja ya." Tuturnya lembut tersenyum lalu melambaikan tangannya didepan Taehyung, berjalan terburu menuju pintu.

Hana dengan cepat menolak tawaran sang kakak. Yah alasannya karena kakaknya yang bernama Kim Taehyung itu terlalu tampan.
Jika Taehyung yang mengantarnya siswa-siswa yang ada disekolahnya pasti akan mengerumuninya dengan banyak pertanyaan yang akan membuat kepalanya pusing. Pertanyaan pun pasti hanya terpusat pada Kakaknya sendiri. Kim Taehyung.

"Kau yakin? Tak ingin ku antar?." Tanya Taehyung lagi mencoba memastikan, siapa tau adiknya berubah fikiran kan.

Langkah Hana pun terhenti memegang knop pintu kamarnya. Ia pun berbalik menatap wajah sang kakak. "Aku yakin Kak, sangat yakin." Ucap Hana mantap. Gadis itu sangat yakin dengan keputusannya.

Kim Hana seorang gadis berumur 17 tahun. Seorang siswa SMA biasa di SMA khusus perempuan.
Bukan tanpa alasan ia masuk ke SMA yang hanya dipenuhi siswa perempuan tersebut.
Melainkan kakaknya Kim Taehyung yang mendaftarkan adiknya kesana.
Taehyung punya alasan tersendiri mendaftarkan adiknya disana tentunya dan Hana pun juga tidak tahu alasannya, namun gadis itu menurut saja dan tak protes dengan kakaknya itu.
Pilihan kakaknya pasti yang terbaik untuknya.

"Apa Kakak akan pulang telat lagi?."

Hana kembali murung menampilkan raut wajah sedihnya. Beberapa hari ini Kakaknya itu selalu sibuk dengan pekerjaannya. Bukan tanpa alasan Hana merasa sedih. Mereka hanya tinggal berdua di rumah sebesar ini, dan para pelayan pun akan pulang sore hari, kedua orangtuanya sibuk dengan bisnis mereka di luar sana, hingga mengharuskan mereka tinggal berdua.
Dan artinya ia akan kesepian lagi ketika tidak ada siapa-siapa dirumah.
Hana itu penakut masalahnya.

Terlalu banyak menonton film horror dengan sang kakak.
Bahkan Taehyung juga terkadang usil dan menakutinya, membuatnya tak bisa tidur dan berakhir tertidur dalam dekapan sang kakak. Hana bahkan lebih sering tertidur dikamar Kakaknya sendiri daripada dikamarnya. Sungguh penakut memang.

Taehyung tau jika Hana selalu membutuhkan kehadirannya disisinya, namun ia juga harus bekerja mengurus perusahaan untuk masa depannya kelak, dan juga masa depan sang adik tentunya.
Ia pun tersenyum mendapati raut wajah sedih adiknya. "Kakak akan usahakan pulang cepat, agar bisa menyanyikan lagu pengantar tidur untukmu, jika merasa takut nyalakan saja TVnya dan biarkan lampunya menyala mengerti?." Ucap Taehyung mencoba menghibur sang adik.

Hana mengangguk paham dengan ucapan kakaknya itu. Ia harus mengerti dan memakluminya, lagi pula tak akan lama, asalkan Taehyung selalu pulang dan menyisihkan waktu sedikit untuknya.

Sebenarnya ya Taehyung juga khawatir dengan adik satu-satunya itu. Selain penakut adiknya juga manja. Untung saja Hana itu adiknya, jika bukan mungkin Taehyung sudah membuangnya saja kesungai Han. Ah Taehyung tak akan pernah bisa melakukannya, ia terlalu sayang dengan adiknya.
Apalagi jika adiknya sedang datang bulan, Taehyung senang merawat adiknya kala itu, Hana akan jadi gadis yang penurut dan sangat manja padanya. Sangat gemas pada adiknya,
Adiknya adalah kebahagiaan tersendiri untuknya.
Taehyung sangat menyayangi adiknya sangat.

Hana berlari kecil ke arah Taehyung, dengan cepat mencium pipi sang kakak sekilas. "Aku belum berpamitan dengan benar, sampai jumpa lagi Kakak ku sayang." Ucapnya riang.

Hana pun memeluk Taehyung sebentar dan melepaskannya, segera berbalik berlari menuju pintu dan menutupnya. Taehyung memeganginya pipinya, barusan gadis kecilnya menciumnya, meski hanya di pipi ia cukup merasa senang jantungnya berdebar.

Taehyung tersenyum menatap pintu itu. "Sampai jumpa lagi Sweety."

***

Hana pun duduk di kursi penumpang seraya mengatur nafasnya yang tersenggal senggal akibat terlalu lama berpamitan membuatnya harus berlari mengejar bus, hampir saja ia ketinggalan, beruntungnya ia ketika bus itu berhenti tepat di hadapannya.
Jika tidak pasti kakaknya yang akan mengantarnya, Hana cukup bersyukur.

Hingga di pemberhentian selanjutnya ia melihat Jung Hyemi melalui jendela bus, ia pun melambaikan tangannya ke arah sahabatnya.
Hyemi tersenyum mendapati Hana yang melambai padanya, ia pun segera menaiki bus dan duduk disebelah gadis itu.

Hana pun menyambut Hyemi yang datang padanya hingga gadis itu duduk di sebelahnya memeluknya dengan erat , ia senang menyambut sahabatnya.

"Kenapa naik bus lagi? Kau kan bisa minta di antar dengan Kak Taehyung?.

Hana menggelengkan kepalanya menatap sebal ke arah Hyemi dengan bibir mengerucut. "Aku tidak mau, nanti orang-orang akan datang padaku dan memintaku untuk memperkenalkannya pada mereka, aku tak suka kakakku di sukai banyak orang, hanya aku yang boleh menyukainya."

Hyemi pun mencubit kedua pipi Hana. "Baik aku mengerti, Kak Taehyung hanya milikmu, milik Kim Hana... benar bukan?".

Hana pun mengangguk. Ia senang sahabatnya selalu mengerti dengan kondisinya, ia suka berteman dengan Hyemi.
Sahabatnya tak seperti orang lain, bersyukurnya Hana jika sahabatnya ini bukanlah salah satu fans dari sang kakak. Kim Taehyung.

Hyemi pun menunjukkan salah satu majalah ke arah Hana dan membukanya, Hyemi tersenyum lebar menunjuk salah satu halaman pada Hana.
Pria tampan dengan surai kecoklatan memakai pakalan formal.
Hana membaca tulisan yang ada disana.

"Jeon Jungkook pria tampan yang behasil naik jabatan sebagai ceo di JK Corp dengan usianya yang cukup muda."

Hana tak henti-hentinya melihat wajah Hyemi yang berseri-seri kala menatap wajah pria tampan yang di majalah itu. "Ah... kau menyukainya ya, aku mengerti."

Hyemi pun memeluk majalah itu. "Tampan bukan? Aku sangat menyukainya."

Hana pun tersenyum menatap wajah ceria Hyemi, sepertinya dia sangat suka dengan pria bernama Jeon Jungkook itu membuatnya juga ikut senang.

"Kau tak boleh menyukainya ya, dia milikku!." Ucap Hyemi menatap tajam ke arah Hana.

Hana pun mengangguk, mencubit kedua pipi Hyemi gemas. "Tak akan Hyemi-ah... aku akan merelakannya untukmu, aku janji."

Lagi pula Hana juga tak mengenal pria bernama Jeon Jungkook itu, jadi tak masalah jika Hyemi menyukainya atau bahkan berkencan dengan pria itu, asalkan sahabatnya bahagia, ia juga pasti akan bahagia bukan?.

Hana kembali menatap luar ke arah jendela menandang sinar mentari yang terik di luar sana, membuka jendelanya membiarkan angin menerpa wajahnya.

Namun takdir takkan ada yang tau.

Perihal perasaan dan menyukai seseorang, hati yang akan memilih tempatnya untuk berlabuh.

Entah berakhir bahagia atau dengan hati yang patah.

Jika kau menyukai seseorang... kau harus siap patah hati. []

Jangan lupa vote dan berikan komentar kalian ya.

Kuharap kalian suka dengan cerita ini.
See u in the next chapter

[M] STEP BROTHER.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang