Part 19

409 45 0
                                    

Bagaikan petir disiang bolong, mentari yang awalnya cerah menyambut paginya dengan senyum mengembang tiba-tiba saja luntur seketika.
Mendadak mood Hana memburuk begitu saja.
Lagi-lagi gadis itu mendengus kesal, setelah melihat presepsi seseorang didepan gerbang sekolahnya, mengambil atensi siswa-siswa yang berlalu lalang berkerumun mengelilingi pria itu membentuk pola melingkar mengelilinginya.
Pria itu bahkan menyandar ke badan mobil, melipat tangannya didepan dada, berdiri tegap dengan angkuhnya. Sok tampan sekali.

"Dasar Ahjussi gila!." Decaknya.

Entah Jungkook yang tak tau diri, atau pria itu yang tak tau malu ya? Apa dia tak sadar jika semua orang sedang memperhatikannya dengan terang-terangan?

Pria itu pun sudah menyadari kehadirannya dari kejauhan, menyunggingkan senyum, seraya melambaikan tangannya ke udara, terlihat begitu antusias menyambutnya.

"Kim Hana!." Panggilnya.

Rasanya Hana ingin menulikan kedua telinganya. Berharap jika Hana bukanlah namanya.

Hana merasa begitu kesal melihat raut wajah pria itu, ditambah gigi kelincinya yang menonjol menambah poin plus betapa manisnya pria tersebut, namun terlihat begitu menyebalkan dimata Hana.

Dengan langkah cepat Hana menghampirinya, untung saja sahabatnya masih ada kelas tambahan, jika tidak, ia tak bisa membayangkan bagaimana Hyemi akan bertemu dengan pria menyebalkan Jeon itu.
Ia hanya tak ingin Hyemi berfikiran yang tidak-tidak tentangnya, ditambah pria itu sendiri yang datang secara langsung menemuinya, Hyemi pasti akan merasa heran dan bertanya-tanya bukan?
Dan sahabatnya itu pasti akan berfikir jika Hana menghianatinya.
Jujur Hana tak ingin persahabatannya retak hanya karena Jeon Jungkook. Padahal Hana dengan senang hati memberikan Jungkook pada Hyemi jika semudah itu.
Andai saja Jeon Jungkook itu sebuah barang, tapi sayangnya dia manusia yang bernyawa, memiliki hati dan juga perasaan.

Tungkai Hana memaksa menerobos kerumunan, berjalan menghampiri Jungkook. Melipat tangannya di depan dada, menatap tajam ke arah sang pria penuh selidik, namun pria itu tampak masa bodoh dan malah mengacak surainya dan tersenyum gemas.

Membuat Hana tampak bodoh. Seketika melongo pada tempatnya. Percuma dong ia menatap Jungkook dengan tatapan sengit seakan ingin membunuhnya, jika pria itu sama sekali tak menampilkan rasa takut padanya.

Hana pun mendekatkan tubuhnya berbisik kearahnya. "Katakan padaku, apa yang membawamu kemari?"

Jungkook menatap Hana dengan senyum seringaian, menangkup wajah sang gadis. "Tentang tawaran kemarin, Hei! Nona kau harus bertanggung jawab, seharusnya kau sadar dengan kensekuensi yang kau buat karena sudah berbohong!"

Para siswa memandang kearah mereka dengan penuh tanya, ayolah Hana tak suka jika harus jadi pusat perhatian, ditambah jika alasannya karena pria Jeon satu ini.

Jungkook menarik lengan Hana, dengan reflek gadis itu membentur tubuh tegapnya, membuat Hana terkesiap, pria itu bahkan dengan kurang ajarnya memeluk erat pinggangnya, mendekatkan wajahnya, berbisik ke arah telinganya. "Karena secara tidak langsung kau sudah mencalonkan dirimu sebagai istriku Nona Kim!"

Semua siswa makin antusias dan berbisik-bisik didepan mereka, menatap nyalang dirinya.
Hana menegang ditempatnya setelah mendengar penuturan Jungkook yang tampak tak masuk akal, kenapa pria ini begitu keras kepala sekali sih? Sebegitunya kah Jungkook ingin menikahinya?
Suara yang menyapu rungunya bahkan seketika membuat tubuhnya meremang, darahnya seakan berdesir hebat. Kenapa suaranya terdengar erotis sekali ya? Tak sadar pipinya sudah bersemu saja. Buru-buru Hana segera tersadar, merasa tak nyaman dengan posisinya sekarang, ditambah para siswa sedang melihat ke arah mereka. Hana melototkan kedua matanya.

[M] STEP BROTHER.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang