November

8 3 0
                                    

Pada November lembar ke delapan
Aku telah kehabisan kata-kata untuk merayu Sang Semesta
Meminta agar mempertemukan kita
Namun, kenyataan seperti mengulang-ulang tamparan
Jatuh lagi, berdiri lagi, jatuh kembali, lalu berdiri kembali
Menangis teringat akan semuanya
Menyeka air mata, lalu bangkit lagi, sendiri..
Entahlah, aku masih saja bertemu dengan titik yang membuat rintik rinduku menderu pilu

Aku tak menampik, memang masih ada rindu yang tersimpan di sini
Setiap hari, selalu saja meronta-ronta ingin menyapa
Pun rasa ingin kembali bersamanya selalu menghampiri
Bolehkah aku berharap, tuan?
Memulai kembali kisah kita yang sempat terjeda
Pun menyusun kembali masa depan yang sempat tersimpan

Huuftttt.... Sepertinya tidak
Di sini hanya aku yang berharap kamu kembali
Padahal aku tau, bahwa kamu di sana sudah bahagia bersama pilihanmu

Baiklah tuan, maafkan aku
Yang dengan percaya dirinya, merasa kamu juga masih menyimpan rasa untukku
Dengan tidak malunya, aku menyangka kamu pun merindukan aku, merindukan kita
Tapi tak apa kita tidak tahu kan?
Kedepannya takdir kita dengan siapa..

~3916

Tentang Sebuah NamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang