3. Ginkgo biloba (1)

6.7K 1.1K 77
                                    


Ekstrak daun Ginkgo biloba telah dipercaya sejak lama dapat meningkatkan daya ingat. Pada Farmakope China, daun Ginkgo biloba juga tercatat dapat menurunkan tekanan darah tinggi, mencegah iskemik miokard dan iskemia serebral, melalui percobaan in vitro dan in vivo pada hewan coba. Ginkgolide B, salah satu senyawa aktif pada ekstrak daun Ginkgo biloba, juga dapat meringankan neurotoksitas yang disebabkan oleh β-amyloid. Hal-hal ini yang menyebabkan ekstrak Ginkgo biloba dipercaya mempu meningkatkan fungsi kognitif pada otak manusia sehingga dikembangkan menjadi suplemen untuk meningkatkan kecerdasan anak.

Meski demikian, studi meta analisis yang menganalisis sejumlah hasil uji klinik, membuktikan bahwa ekstrak daun Ginkgo biloba hanya berkhasiat secara signifikan untuk memperlambat degenerasi sel otak pada pasien demensia dan alzheimer, sehingga dapat memperbaiki fungsi kognitif otak. Itu mengapa ekstrak daun Ginko biloba ini dapat direkomendasikan sebagai suplemen untuk menunjang terapi pada pasien demensia dan alzheimer. Namun demikian, pada manusia sehat, sebenarnya ekstrak Ginkgo biloba tidak secara signifikan dapat meningkatkan fungsi kognitif otak. Dengan demikian, sebenarnya tidak tepat juga jika Ginkgo biloba ini diklaim dapat meningkatkan kecerdasan pada manusia sehat.

Untungnya Erlang belum memerlukan ekstrak daun Ginkgo biloba tersebut untuk meningkatkan daya ingatnya. Meski kejadian di bar itu sudah lewat beberapa bulan lalu, Erlang masih dapat mengingatnya. Ia meletakkan cangkir wedang jahenya dengan perlahan, seiring ingatan yang tiba-tiba menyerbunya.

Gadis pelayan di kelab, yang ditolongnya pada kejadian beberapa bulan lalu itu, memanggilnya Pak Erlang. Dan semalam, yang membawanya pulang dari kelab itu dalam keadaan mabuk adalah seorang gadis yang memanggilnya Pak Erlang. Bukankah itu berarti bahwa kemungkinan besar gadis yang semalam itu adalah gadis yang sama, sang pelayan kelab itu?

Seiring dengan munculnya jawaban tentang gadis itu, Erlang sekarang juga jadi ingat bahwa gadis itu tidak hanya bekerja di kelab itu saja.

"Kamu kerja disini?" tanya Erlang saat itu, setelah gadis itu mencegah dirinya memukul tamu kelab yang melecehkan gadis itu. Saat itu Erlang mengenali wajah gadis itu.

"Iya, Pak," gadis itu menjawab.

"Bukannya kamu yang kerja di hotel?" Erlang memastikan.

"Iya Pak. Pagi sampai sore, saya kerja di hotel. Kalau malam, saya kerja disini, Pak."

"Kamu kan...."

"Iya, saya tetangga kamarnya Mbak Farah di asrama, Pak___"

Sial!, rutuk Erlang panik.

Selama Farah bekerja sebagai Inventory Manager di sebuah hotel di Bali, ia tinggal di asrama karyawan hotel yang letaknya bersebelahan dengan hotel tersebut. Tidak terlalu banyak kamar di asrama tersebut, karena itu hanya diperuntukkan untuk karyawan yang rumahnya jauh dari hotel tersebut.

Selama 1 tahun Farah tinggal di Bali, Erlang beberapa kali mengunjunginya di asrama tersebut. Dan ia sempat bertemu dengan gadis yang tinggal di sebelah kamar Farah. Beberapa kali ia juga melihat gadis itu saat bekerja di hotel. Itu mengapa ia bisa mengenali wajah gadis di kelab itu.

Sialnya, kalau benar gadis yang semalam diperkosanya adalah benar gadis itu, tetangga Farah di asrama, jangan-jangan gadis itu sudah menceritakan perbuatannya kepada Farah.

Erlang bergegas merapikan pakaiannya sebelum keluar kamar. Ia harus segera menemui Farah dan memastikan gadis yang semalam tidak akan mengatakan apa-apa pada Farah. Dan jika gadis itu belum mengatakan apapun, Erlang harus berusaha mencegah gadis itu bicara atau mencegah Farah memercayai apapun kata-kata gadis itu.

Dengan langkah lebar dan cepat Erlang menyusuri koridor hotel, menyabar-nyabarkan diri menunggu elevator, dan bergegas melintasi lobi untuk keluar dari hotel itu, menuju asrama karyawan yang terletak di sebelah hotel. Tapi belum sampai langkahnya membelah lobi, langkahnya terhenti. Tatapannya tertahan pada sesosok gadis yang berdiri di pintu masuk restoran hotel, yang terletak berseberangan dengan lobi.

Gadis itu!

Beberapa bulan lalu, saat menolong gadis itu di kelab, Erlang mengenali wajahnya sebagai pegawai hotel karena memang sering melihatnya saat sarapan di hotel. Gadis itu biasa berdiri di sana, di pintu masuk restoran, untuk menyambut tamu yang datang untuk makan. Seringkali gadis itu juga berkeliling restoran untuk menuangkan teh atau kopi, dan mengambil peralatan makan yang sudah digunakan.

Tapi Erlang tidak menduga akan bertemu gadis itu disana saat itu. Hari Minggu pagi. Bahkan setelah dirinya diperlakukan buruk oleh seorang laki-laki, bagaimana mungkin gadis itu tetap bekerja dengan normal seperti itu? Coba lihat wajahnya! Bagaimana mungkin gadis itu masih bisa tersenyum seperti itu menyambut tamu yang datang ke restoran, setelah yang terjadi pada dirinya semalam? Atau apakah Erlang yang salah mengingat? Apakah sebenarnya perempuan yang diperkosanya semalam adalah perempuan yang berbeda dengan gadis pelayanan kelab yang ditolongnya dan gadis tetangga kamar Farah?

Tapi jika bukan gadis itu, jadi siapa lagi gadis yang memanggilnya Erlang, selain Farah?

Erlang bertaruh dengan dirinya sendiri lalu memberanikan diri melangkah mendekati gadis itu. Dari jarak 10 meter sebelum Erlang tiba di hadapannya, gadis itu menyadari kehadiran Erlang. Senyum ramah yang sejak tadi tersungging di bibir gadis itu, menghilang. Tapi ia masih mempertahankan sikap sopannya. Perubahan ekspresi gadis itu membuat Erlang makin yakin dengan kecurigaannya.

"Pagi Pak. Selamat menikmati sarapan," sapa gadis itu sambil membungkuk sopan pada Erlang.

Tidak seperti sebelum-sebelumnya dimana Erlang hanya menyapa balik dengan ramah "Pagi," lalu berlalu masuk ke dalam restoran, kali itu pria itu justru berhenti di hadapan sang gadis. Hal itu membuat wajah gadis itu menjadi waspada.

"Ayu..." Erlang memanggil nama itu.

Karena gadis itu adalah tetangga kamar Farah, Farah pernah saling memperkenalkan mereka saat Erlang berkunjung ke kamar Farah.

"Pagi, Pak Erlang."

Panggilan itu. Suara itu. Dugaannya tidak mungkin keliru. Gadis ini adalah gadis yang semalam membawanya kembali ke hotel. Gadis ini yang diperkosanya. Dan gadis ini yang malah memesankan wedang jahe untuknya.

"Terima kasih wedang jahenya..." kata Erlang, nekat mengkonfrontir.

Gadis itu menengadah menatap wajah Erlang. Tidak tampak menantang, tapi lebih seperti tatapan menilai. Beberapa detik kemudian gadis itu menggangguk.

"Ternyata jahe memang efektif meredakan hangover."

Erlang semula menduga gadis ini akan berpura-pura tidak mengerti kata-kata Erlang. Jadi ketika gadis itu justru mengkonfirmasi dugaannya, Erlang jadi kaget sendiri.

"Jadi tadi malam... itu benar kamu?"

Lagi-lagi Erlang terkejut ketika gadis itu tersenyum.

Hah?! Tersenyum?!

* * *

Siapa yg tebakannya benar ttg si gadis misterius? Lambaikan tangaaaannn.

Psiko kayaknya ni female lead kita kali ini....

"Pendek bgt Thor! Kurang puas!" ~~Ohh, emang hrs yg panjang spy bisa puas ya ternyata~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pendek bgt Thor! Kurang puas!"
~~Ohh, emang hrs yg panjang spy bisa puas ya ternyata~~

EUGENIA: Healing FlosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang