Siapa yg nungguin Airlangga-Ayu?Atau nungguin Erlang-Eugenia?
Sama aja Malih! Dasar aku! Hahaha.
* * *
Kopi, dengan kandungan kafeinnya, bukan satu-satunya tanaman yang memberi efek stimulansia pada tubuh manusia. Herba efedra merupakan tanaman lain yang bersifat stimulansia. Dalam pengobatan Cina, tanaman ini disebut Ma Huang.
Dua kandungan utama herba efedra adalah efedrin dan pseudoefedrin. Efedrin memiliki efek yang serupa dengan epinefrin, life-saving drug yang dengan segera dapat meningkatkan tekanan darah dan melegakan saluran nafas sehingga dapat menyelamatkan pasien syok anafilaksis yang kritis. Meski efek yang ditunjukkan efedrin memang lebih ringan/lemah dibanding epinefrin, namun efeknya terhadap sistem kardiovaskuler cukup adekuat dan lebih panjang sehingga digunakan untuk mengatasi hipotensi akibat anastesi.
Meski bukan tergolong narkotika dan psikotropika, namun pengadaan, produksi, distribusi dan penjualan efedrin dan pseudoefedrin diregulasi dengan cukup ketat. Karena kedua kandungan herba efedra ini merupakan prekursor pada sintesis metamfetamin.
Efedrin dan pseudoefedrin juga biasanya merupakan salah satu zat aktif dalam produk obat untuk mengatasi gejala flu, karena efeknya yang mendilatasi bronkus dan bronkiolus, sehingga dapat melegakan pernafasan. Karena efek stimulansianya, mengkonsumsi obat pereda flu yang mengandung efedrin atau pseudo efedrin dapat juga menyebabkan stimulasi sistem saraf pusat, meningkatnya kecepatan denyut jantung dan meningkatkan suhu tubuh.
Anehnya, meski tidak mengkonsumsi obat flu yang mengandung efedrin atau pseudoefedrin, kenapa Erlang merasakan efek stimulansia serupa? Denyut jantung dan aliran darahnya meningkat hingga wajahnya memerah, tubuhnya jadi merasa gerah, dan otaknya menjadi lebih aktif dan imajinasinya menjelajah. Meski itu hanya berlangsung sesaat dan Erlang berhasil mengendalikannya segera, tetap saja hal itu sempat berhasil mengganggunya.
Apakah respon tubuhnya itu akibat tadi pagi ia meminum 2 cangkir kopi dan secangkir teh, atau karena melihat perubahan penampilan Ayu yang tiba-tiba?
Gadis itu keluar dari kamar hotel dengan menggunakan setelan jeans dan kemeja lengan panjang, menggunakan kacamata hitam lebar yang nyaris menutupi seluruh pipinya, dan topi yang menahan rambutnya yang digelung. Dengan ransel di punggungnya dan tas besar di tangannya, penampilan tomboy Ayu membuatnya sekilas terlihat seperti lelaki (lelaki bertubuh pendek, tentu saja, karena tingginya yang hanya 160 cm).
Selama berada di taksi menuju bandara, Ayu mempertahankan penampilannya seperti itu. Tapi begitu memasuki bandara, sesaat sebelum turun dari taksi, Ayu membuka kemejanya, melipatnya dan memasukkannya ke dalam tas. Meninggalkan tubuh bagian atasnya yang tinggal terbalut tanktop. Gadis itu juga membuka topinya dan mengatur rambut bergelombangnya dengan jemarinya.
"Kamu... ngapain?" tanya Erlang, yang duduk di sebelahnya, berusaha agar tidak terdengar gugup.
Selama beberapa saat tadi dirinya tercekat melihat Ayu membuka kemejanya. Apalagi ketika kemudian melihat tubuh berbalut tanktop dengan rambut bergelombang terurai di pundaknya yang terbuka. Tubuh Ayu tidak tinggi semampai seperti Farah, tapi lebih berisi di bagian-bagian yang tepat. Dan hal itu justru membuat gadis itu terlihat sangat-sangat seksi.
"Menyamar, Pak," jawab Ayu santai.
Menyamar apaan?, gerutu Erlang bingung. Menyamar kok malah makin menonjol gini?
Apanya yang menonjol, Bro?
Sialan, Otak! Shut up!
Tapi jujur saja, memang benar penampilan Ayu stunning. Bahkan meski dengan kacamata hitam lebar yang menutupi hampir separuh wajahnya, Erlang yakin akan ada banyak pria yang melirik jika gadis ini melenggang di bandara dengan penampilan seperti ini. Ini memang Bali sih. Banyak turis yang berpakaian lebih seksi dan lebih terbuka. Tapi tetap saja penampilan Ayu ini akan menarik perhatian banyak lelaki. Jadi dimana letak penyamarannya, kalau dia justru akan menarik perhatian lebih banyak orang?!
KAMU SEDANG MEMBACA
EUGENIA: Healing Flos
RomanceCAMPUS SERIES #3 Eugenia caryophyllata flos (bunga cengkeh) dipetik sebelum mekar, kemudian segera dikeringkan. Tidak ada lagi keindahan yang tersisa darinya. Seperti itulah hidup gadis itu. Siapa sangka, saat kemudian bunga kering itu diproses pa...