unexpected guests

688 138 3
                                    

Pagi itu Giovanno mengeluh sakit kepala. Dengan sabar, Kalaresh membantu Giovanno meminum obatnya dan memijit kepala yang ingin Giovanno lepas itu.

"Dilepas aja, Resh."

"Apanya?"

"Kepalanya."

"Yang bener kalo ngomong."

"Sakit."

"Ya sabar. Kan udah minum obat. Sebentar lagi hilang sakitnya."

"Gue minta tolong Yujionna bikin bubur instan dulu."

Giovanno menggeleng panik. "Ini beneran mau pecah kepala gue."

"Lo cuma demam..."

"Ini sakit banget."

"Tuhan..." Kalaresh kembali mengambil temometer yang sedari tadi ada di samping Giovanno. "Masih belum turun suhunya. Sakit ya badannya?"

Giovanno mengangguk. Sejak Kalaresh memintanya untuk tidur, rasanya usaha Giovanno tidak pernah berhasil. Sudah beberapa menit dia berusaha untuk tidur, namun badannya tidak mau diajak berkompromi. Pandangannya kabur dan dia rasa dirinya sedang melayang tak karuan.

"Hey" sapa Yujionna dengan mangkuk berisi sup jagung. "Gak ada bubur, adanya sup. Lo makan dulu, Gio."

"Suapin."

"Iya. Duduk dulu." Yujionna mulai membantu Giovanno makan. "Lo juga makan, Resh."

"Gue bareng lo aja nanti."

"Sembuh loh, Gio. Kita mau kedatangan tamu nanti." ujar Yujionna.

Giovanno menggeleng. "Tutup aja pintunya. Tulis 'tidak menerima tamu'."

"Jangan macem-macem!" jawab Kalaresh.

Sore nanti, San, Hanna, dan Yessaya akan mendatangi rumah mereka. Mereka adalah kakak tingkat angkatan sebelumnya yang sebentar lagi meninggalkan Okinawa karena program pertukaran pelajarnya sudah berakhir.

Setelah satu mangkuk dilahap habis oleh Giovanno, Yujionna dan Kalaresh pamit keluar untuk mencari supermarket. Beruntung kuliah baru akan dimulai besok, jadi hari ini masih bisa mereka manfaatkan untuk berkeliling sekitar seadanya.





***





Setelah memastikan Givanno tidur dengan nyenyak, Yujionna dan Kalaresh bergegas ke supermarket dan toko yang menjual ikan di sekitar rumah. Yujionna sudah memutuskan apa yang akan dia masak untuk tamu-tamu yang akan datang nanti sore.

Mereka berdua jalan kaki karena belum ada kendaraan yang bisa dirental, pun belum bisa meminjam sepeda karena belum sempat mengurus keperluan kepindahan yang pastinya membutuhkan waktu.

Dengan suhu yang dingin, mereka membelah jalanan Okinawa yang terbilang sepi. Hanya ada beberapa mobil yang berlalu sesekali. Sisanya, hanya mereka dan beberapa orang yang berlalu menggunakan sepeda.

"Kenapa lo kuliah, Nona?" tanya Kalaresh memecah keheningan.

"Gue dapet beasiswa. Waktu itu juga gue belum yakin mau langsung fokus di PELTI. Gue rasa gue masih butuh banyak belajar. Lo kenapa kuliah?"

Kalaresh tampak terdiam beberapa saat sebelum menjawab tanya Yujionna. "Gue pengen banget ngerasain kuliah, walaupun gue gak diizinin untuk kuliah di jurusan lain selain olahraga─ yang mana gak mungkin juga sih karena gue males belajar. Di angkatan kita banyak atletnya, rasanya jadi kaya jumpa fans waktu pertama kali masuk."

Yujionna terkekeh. "Gue tau lo!"

"Gue juga tau lo lah, Nona! Gak mungkin enggak."

"Gue juga tau Shenina!"

Okinawa | RemakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang