17. 열일곱🌻

5.4K 581 67
                                    

Mark mungkin pemegang tahta tertinggi orang yang paling mengerti Haechan selain kedua orang tua anak itu.

Tapi ada dua orang lagi, yang mengenal anak itu hampir sama baiknya dengan Mark.

Jeno dan jaemin, sama seperti Mark dan Haechan, Jeno dan Jaemin juga memiliki hubungan persahabatan yang luar biasa. Tidak akan bisa di ganggu gugat.

Keduanya sedang duduk termenung di taman Rumah Sakit.

Menikmati suasana taman yang tidak begitu ramai.

Keduanya hening sejak tadi, namun celetukan Jaemin membuka pembicaraan diantara mereka.

"Dia bilang takut, dia bilang dia lelah, dia bilang dia ingin tidur" begitu katanya.

Jeno menatap kearah langit, mata obsidiannya menangkap cerah matahari yang ramah, seperti Haechan.

"Kau tahu, Aku tidak meminta hal ini terjadi, tapi aku mengharapkan yang terbaik untuk Haechan. Bukankah yang menahannya untuk tidak tidur adalah kita."

Jaemin langsung menatap Jeno, begitu mendengar perkataan pemuda itu

"Dia tidak ingin meninggalkan kita, dia tahu dengan baik bagaimana kita, kau pasti paham apa maksudku" lanjut Jeno masih menatap langit.

Jaemin menunduk, kedua tangannya saling mengepal terlihat menahan amarah.

"Kau kesal, karena semua itu benar, kan?" kata Jeno dengan senyuman khas miliknya.

"Kalau kau bertanya pada ku, apakah aku takut akan kehilangan dia, apakah aku sedih saat melihatnya seperti itu. Maka akan ku jawab, rasa nya seperti setengah jiwamu akan direnggut paksa" Jaemin kembali menatap Jeno.

Lagi, senyuman itu lagi yang tercetak di wajah pemuda yang berbeda beberapa bulan dengannya.

"Aku tidak berlebihan, Na.. Tapi itulah yang kurasakan, setiap aku memejamkan mata, bayangan tubuh anak itu berhenti bergerak, bernafas dan tak lagi berbicara padaku benar-benar membuatku hampir gila, Bagaimana jika nanti kalian semua meninggalkan aku seorang diri? Bagaimana aku akan hidup?" Tanya Jeno tenang.

Tapi Jaemin dengan jelas dapat merasakan perasaan jeno yang sesungguhnya, rasa takut, sedih, khawatir. Jaemin mengerti.

Pemuda bermarga Na itu merangkul Jeno, "Aku.. aku mungkin tidak akan rela, tapi... setelah ini aku berjanji, aku.. tidak! kita semua, kita semua harus membuat Haechan bahagia. Agar anak itu.. anak itu.."

Jeno balas merangkul, "Haechan sejak dulu ingin jadi composer, aku punya beberapa file track miliknya, bagaimana pendapatmu?" tanya Jeno

"Aku akan bicara langsung dengan Mark Hyung dan yang lain" jawab Jaemin.

Jeno terkekeh, "Seandainya keajaiban itu nyata, aku rela memberikan seluruh keberuntungan ku untuk kesembuhan Haechan" kata Jeno

"Jen" panggil Jaemin.

"Hmm?"

"Jangan senyum kalau sedih, kau membuatku merasa sesak" kata Jaemin

"Maaf"

"Tidak masalah, kau selalu seperti itu, jika tidak ingin bercerita padaku, ceritalah pada hyung-deul atau Mark." kata Jaemin

"Kau juga" Jawab Jeno.

Kedua sahabat itu kemudian terkekeh geli, kemudian dengan langkah yakin mereka memasuki Rumah Sakit.

***

Dilain sisi, Dua bungsu terlihat saling menekuk wajah duduk diam di sofa Rumah Sakit.

Haechan sedang tidur dan karena mereka tidak ingin membuat hyungnya itu terbangun jadilah seperti itu.

F U L L S U NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang