18. 십팔🌻

4.1K 431 4
                                    

"Hyung, menurutmu kemanakah orang meninggal pergi?"

Pertanyaan yang tiba-tiba Haechan lontarkan kala anak itu sedang bersama Johnny. Johnny yang sedang mengupas apel menghentikan kegiatannya kemudian memusatkan seluruh atensinya pada Haechan.

"Kenapa tanya seperti?" tanya Johnny dengan lembut.

Haechan mencebik bibirnya, "Penasaran" jawabnya.

"Tergantung, Semua kembali ke kepercayaan kita." Balas Johnny, Pemuda chicago itu mendekatkan kursinya ke ranjang Haechan, kemudian mengusap lembut puncak kepala anak itu.

"Kalau menurutku, hanya ada dua pilihan ketika seseorang meninggalkan dunia, yaitu neraka atau surga. Jika sering berbuat baik dengan hati bersih tanpa ada niat jahat, surga menunggu... tapi kalau kebalikannya, sudah pasti neraka yang menunggu" sambung Johnny.

Haechan mengangguk, "Menurut hyung, aku kalau mati, akan ke surga atau neraka?" tanya Haechan.

Johnny memicingkan matanya, jelas sekali tidak menyukai pertanyaan yang dilontarkan oleh Haechan. "Kau tidak akan kemana-mana, karena kau tidak akan mati, chan-ah" jawab Johnny.

Haechan cemberut, kenapa sekarang baik hyung-deul ataupun yang lain menjadi menyebalkan jika ia membahas tentang kemana dia akan pergi nanti.

Johnny adalah orang kesekian yang ditanyai Haechan tentang itu, yang pertama adalah Chenle, namun bukannya menjawab anak itu malah berkata,

"Hyung nggak akan kemana-mana, aku akan tanya harabeoji tentang dokter hebat yang bisa menyembuhkan mu, jadi hyung tidak perlu berpikir yang lain, fokus saja pada kesembuhan hyung." begitulah kira-kira jawabannya.

Lain Chenle, lain pula Kun, Pemuda yang merupakan leader dari WayV itu hanya menjawab " kamu tidak akan kemana-mana" kemudian besoknya ia datang membawa semua obat tradisional yang entah ia dapatkan dari mana.

Dan yang menjawab paling menyebalkan adalah Jeno, pemuda dengan senyum puppy itu menjawab singkat kemudian langsung memasukkan bubur ke mulut haechan agar Haechan berhenti menanyakan hal itu.

Pintu kamar rawat inap Haechan terbuka, Yuta datang dengan Jungwoo bersamanya.

"Bagaimana kabarmu hari ini, Haechan-ah?" tanya Jungwoo yang dibalas teriakan semangat Haechan.

"BAIK HYUNG!" jawabnya.

Yuta tertawa, "Semangat sekali" kata pemuda jepang itu.

"Hyung, hyung... kalau aku sembuh, ayo kita pergi jalan-jalan" pukas Haechan dengan riang, memancing senyum hangat dari ketiga hyung-nya.

"Iya, makanya cepat sembuh. banyak yang merindukan tingkah jahilmu" sahut Yuta lalu tertawa

Haechan ikut tertawa, membuat siapa saja yang melihat tawanya merasa tenang.

"besok kita libur, bagaimana dengan berjalan-jalan di taman?" tawar Johnny, pemuda chicago itu jelas paham bahwa Haechan sudah bosan setengah hidup dengan kamar inapnya, tak jarang ia akan melihat maknae NCT 127 itu memandang kearah jendela, seakan mempertanyakan mengapa ia terkurung disini dan tidak boleh keluar.

Binar mata cerah menyambut celetukan Johnny, Haechan jelas senang akan tawaran tersebut.

Dan setelah mendapat izin dokter, Haechan bersama Johnny dan Yuta pergi ke taman.

Hanya mereka, karena yang lain harus kembali ke agensi karena beberapa urusan.

Haechan duduk di kursi roda, ketiga nya berjalan jalan tidak terlalu jauh, dan memutuskan berhenti dan beristirahat dibawah pohon besar yang jadi pusat dari taman Rumah Sakit tersebut.

F U L L S U NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang