Bab 10 [Bolos]

52 9 6
                                        



🏀Logaritma🏀

Mina berjalan tergesa menuju kelas yang hampir tidak pernah di kunjungi nya. Namun hari ini, karena hal mendesak mengaharuskannya untuk bertandang ke kelas itu. Sebagai anak ips, Mina memang ogah-ogahan untuk menginjakkan kaki ke area kelas anak  ipa.

“Gue mau cari Reno. Dia ada nggak?” tanya Mina pada salah seorang siswa yang tidak ia tau namanya sedang berdiri di pintu kelas.

Siswa tersebut menunjuk salah satu bangku yang ada di sudut ruangan. “Tuh Reno. Reno!! Di cariin pacar lo!!” teriak orang itu merebut atensi Reno. Lalu kemudian pergi meninggalkan Mina.

“Enak aja. Bukan pacar gue kale!!” sewot Mina tak terima. Begitu dirinya menoleh, Reno sudah berdiri di depannya.

“Kenapa lo cari gue?”

“Mending lo sekarang hubungin si Ritma. Karena Keyra, dia sedang on the way kerumah Ritma. Gila tau gak sih temen lo. Kalau mau pacaran usahakan jangan nyusahin anak orang dong.”

Reno memicingkan mata melihat Mina yang emosi terhadapnya. “Lahh ngapa jadi nyalahin temen gue? Lu tenang dikit dong. Ntar kalau lo marah-marah terus, gue jadi suka.” Goda Reno.

“Dihh, waras lo? Orang marah-marah ko suka?” cibir Mina.

“Yaa kan lo beda dari cewek lain. Hahah.” Gelak tawa Reno memenuhi sekitar kelas.

Mina memutar bola matanya malas. “Gila loo!!” cibir Mina.

Reno lekas mengambil ponselnya lalu menghubungi orang yang sedari tadi menjadi inti dari pembicaraan mereka.

Logaritma yang saat ini sedag duduk santai di temani jus wortel buatan ART di rumah ayahnya, harus menghentikan aktifitasnya sejenak dari mengotak atik camera di tangannya. Ia mengangkat panggilan masuk di ponselnya.

“Kenapa?” tanya Ritma langsung pada intinya. Sudah menjadi hal yang biasa. Karena Ritma tidak suka berbasabasi. Meskipun itu dengan Reno sahabatnya sekalipun.

“Lo dimana?”

“Rumah.”

“Iyaa gue tau. Tapi maksud gue rumah lo yang mana? Si keyra bolos sekolah hari ini buat nemuin lo.” Penjelasan Reno itu cukup membuat Ritma langsung bangkit dari duduk ternyamannya.

“Apa? Dia bolos?”

“Iya, buruan gih lo susulin ke rumah lo. Soalnya itu alamat yang gue kasih ke dia waktu itu.”

Panggilan terputus. Ritma mengumpat dengan wajah frustasi. “Shit! Dia mau apasih.” Tanpa pikir panjang, Ritma langsung menyambar jaketnya berikut juga kunci mobil.

“Den Ritma mau kemana?” tanya Art di rumah itu begitu melihat Ritma hendak pergi.

Ritma berhenti sejenak, “Gue mau pulang ke rumah. Bilangin ke bokap gue gak akan balik lagi.” Katanya.

Secepat yang ia bisa, Ritma melajukan mobilnya di antara padatnya lalu lintas siang itu.

Keyra menghela nafas lelah saat mengatahui rumah Ritma yang setia kosong. Sebenarnya dimana sih pria itu? Atau jangan-jangan, Reno sedang mengerjainya dengan memberikan alamat palsu. Kalau memang benar seperti itu, awas  saja nanti.

Keyra menjinjitkan kakinya untuk melihat kondisi rumah dari balik pagar. Akan lebih mudah jika Keyra bisa sampai depan pintu rumah itu. Ia bisa dengan jelas melihat kondisi dalam rumah. Siapa tau Ritma sedang sekarat. Iya kan?

Bersiap untuk memanjat pagar yang tidak terlalu tinggi itu, Keyra mengikat kencang tali sepatunya. Bersiap mengambil ancang-ancang. Okey, dia sudah sering memanjat pohon manga, jadi seharusnya ini akan berjalan mudah.

LOGARITMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang