12: Doyoung

1.4K 242 13
                                    

Lagi pengen update—memang bandel aku tuh anaknya (◍•ᴗ•◍).

Bacanya pas kalian senggang aja yaa ( ꈍᴗꈍ).
.
.
.
.

Yedam mengerutkan kening ketika sebungkus tissue diletakkan di atas mejanya. Membuatnya menoleh pada Jisung yang kini menatapnya.

"Kenapa sung?" Tanya Yedam tampak tak paham.

Jisung menghela napasnya dalam, lalu menunjuk hidungnya sendiri, "itu, kamu mimisan" jelas Jisung.

Yedam yang mendengar hal itu segera menyentuh hidungnya, sedikit terkejut karena melihat warna merah di ujung jarinya, langsung saja dengan refleks pemuda itu mendongakkan kepala.

Kembali tersentak ketika sebuah tangan menahan kepalanya agar tetap berada di posisi vertikal.

"Kalau mimisan jangan mendongak, nanti darahnya nyumbat di saluran pernapasan"

Lalu setelahnya yang Yedam rasakan selembar tissue menahan darah keluar dari hidungnya.

"Yok, aku anterin ke UKS"

"Aku bisa sendiri kok Doy" Tolak Yedam pada pemuda itu, Kim Doyoung.

Doyoung yang mendengar tolakan itu lalu menggeleng, "nggak, ayo" ajak Doyoung yang tidak mau di bantah, membantu Yedam menegakkan tubuhnya dari bangku, lalu menuntun pemuda yang lebih mungil darinya itu menuju UKS.

Doyoung yang memang luwes dalam pertemanan, tentu saja dapat dengan mudah mengakrabkan diri dan mengenal Jisung, hingga tak membuatnya canggung berinteraksi dengan Yedam walaupun di depan pemuda itu.

"Sung, tolong ya" ujar Doyoung ketika bertemu tatap dengan pemuda itu, bermaksud mengkode mengenai catatan yang sedang di buat oleh Yedam. Jisung mengangguk paham lalu membalas dengan memberikan kode agar segera membawa teman sebangkunya itu ke UKS.

Dalam perjalanan menuju UKS, mata Doyoung tak pernah lepas dari wajah pucat Yedam. Tangan kanan Yedam mengalung pada pundaknya, sementara tangan kirinya menahan tubuh Yedam dengan cara merangkul pinggang pemuda itu.

"Kok bisa sakit lagi?" Tanya Doyoung sambil mengangkat tangan kanannya untuk menyentuh kening Yedam.

Yedam hanya diam, terlalu pusing untuk menanggapi Doyoung sejujurnya.

"Tadi pagi pasti nggak sarapan ya?" Duga Doyoung yang tepat sasaran ketika melihat anggukan singkat sebagai jawaban dari Yedam.

Doyoung menghela napas dalam setelah mereka sampai di UKS yang kini tampak sepi.

"Makan dulu ya, baru kita minum obat" ajak Doyoung yang berniat membeli sesuatu yang memungkinkan agar bisa Yedam konsumsi di kantin.

"Nggak mau. Pusing" tolak Yedam yang sudah berjalan sendiri menuju ranjang kosong dekat jendela UKS. Mulai melepaskan sepatunya dan ingin segera berbaring.

Doyoung bergerak cepat menuju kotak obat di sudut ruangan, mengambil Paracetamol dari dalamnya. Lalu berjalan kembali mendekati Yedam, dan memberikan nya obat itu serta segelas air pada pemuda di depannya ini. Setelahnya kembali menerima gelas yang sudah kosong dari tangan Yedam, dan meletakkannya di nakas.

Memastikan jika Yedam sudah tidak mimisan lagi, lalu dengan sigap pula tangan Doyoung membantu menidurkan Yedam di brangkar UKS, menarik selimut agar menutupi tubuh Yedam dengan tangan yang juga berusaha memposisikan bantal Yedam agar pemuda itu bisa tidur dengan nyaman. Menghela napas sekali lagi sambil terus menatap wajah pucat Yedam dengan lekat.

Tidak Butuh waktu lama untuk Yedam menyebrang ke alam mimpi. Sepertinya dia benar-benar kelelahan hingga dengan mudah tertidur seperti saat ini. Membuat Doyoung menghela napas dalam.

I Give Up [Yedam] ⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang