32. The Meeting

44 7 0
                                    

-- Beberapa bulan kemudian --

Matahari yang bersinar terang di langit tidak menghentikan interaksi di taman kecil sebuah rumah. Beberapa tanaman bunga yang tertata rapih di pinggirnya menambah asri pemandangan yang ada. Beberapa orang di sana sibuk melakukan kegiatannya masing-masing dan sesekali pandangan mereka mengarah pada seorang anak laki-laki yang baru berulang tahun hari ini. 

"Myungsoo tumbuh dengan cepat. Sepertinya baru kemarin dia selalu ku gendong kesana-kemari, tapi sekarang dia sudah bisa berjalan sendiri seperti itu"

Chorong menanggapi dengan senyuman ucapan dari Ibu mertuanya. 

"Bagaimana dengan aktivitasmu di rumah? Apa ada gangguan lagi yang berkaitan dengan pekerjaan Junmyeon?"

"Tidak, Eommoni. Kami baik-baik saja selama ini"

"Kau pasti terkejut karena harus mengalami kejadian waktu itu untuk pertama kalinya"

"Nde. Aku tidak tahu ada resiko besar yang harus ku hadapi saat mengingat kembali profesi suamiku"

"Semua pebisnis yang telah menjalani pekerjaannya dalam waktu lama pasti pernah mengalaminya juga. Tapi untung saja orang-orang yang bekerja dengan Junmyeon tidak pernah melakukan hal paling buruk padanya atau padamu"

"Apa hal itu pernah terjadi padamu, Eommoni?"

"Tidak sering. Aku pernah mendapati beberapa orang tidak dikenal hampir setiap hari mendatangi rumahku hanya untuk bertemu dengan Ayah Junmyeon. Aku juga di ancam secara langsung untuk tidak melaporkan apapun pada polisi. Tapi akhirnya semua itu bisa ku lewati setelah tahu siapa yang berani melakukannya"

"Apa pelakunya juga pernah bekerja di perusahaan?"

"Eoh. Semua itu dia lakukan karena adanya rasa kesal dan dendam pribadi. Kurasa semua orang mempunyai cara yang berbeda untuk menyelesaikan perasaan itu pada dirinya sendiri"

"Benar..." Chorong segera bangkit dari kursi untuk membawa anaknya kembali ke pangkuannya. 

"Makanan sudah siap" Junmyeon dan Ayahnya membawa hidangan yang sempat mereka buat tadi ke atas meja. 

"Ini pertama kalinya aku memakan menu panggang di siang hari" Ucap sang Ibu sambil membantu mengatur meja itu. 

"Kita tidak mempunyai pilihan lain, Eomma. Aku dan Abeoji akan berangkat nanti malam"

"Myungsoo'ah, tunggu sebentar. Itu masih panas.." Chorong sibuk menjauhkan anaknya dari makanan di sana. 

"Aku membuat makanan sendiri untuknya dan sudah mulai dingin"

Wanita itu mengambil daging yang sudah di potong kecil oleh sang suami dan menyuapinya pada Myungsoo. 

"Apa terasa lezat?"

Anak laki-laki itu selalu menarik perhatian karena bisa memperlihatkan ekspresi yang berbeda setiap berinteraksi dengan mereka. 

"Apa kau hanya menyiapkan menu ini sekarang? Apa yang akan kau makan? Kau tidak boleh menyentuh makanan laut seperti ini" Ibu Junmyeon berbicara pada suaminya. 

"Aku tahu. Aku hanya ingin memakan buah-buahan ini saja. Kalian makanlah"

Chorong ikut mencicipi hidangan yang ada dan sempat kesulitan untuk mengatur waktunya makan dengan Myungsoo yang lebih cepat darinya. 

"Apa ada yang akan mengambil dagingmu? Makanlah dengan perlahan" Junmyeon melihat mulut penuh anaknya dan mulai mendudukkannya di kursi khusus. 

"Tidak apa-apa, kau hanya memakannya terlalu banyak tadi" Dia bahkan dengan cekatan membersihkan makanan yang dikeluarkan lagi oleh Myungsoo dari mulutnya sambil menenangkannya yang mulai menangis pelan. 

My Spouse is My Ex-loverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang