Bagian sepuluh : wejangan

200 24 0
                                    

Elnos baru aja selesai mandi setelah tiga jam main bulutangkis bareng Sina. Jujur capek banget, rasanya tulang Elnos hampir remuk karna kegiatannya hari ini cukup padat dan nguras tenaga banget. Tapi ya mau gimana, namanya juga kepala keluarga, harus banting tulang dong demi membahagiakan buah hati.

Lalu Elnos mutusin buat ngopi dulu sebelum tidur. Itu udah jadi kebiasaan Elnos sih, kopi bukan buat dia terjaga tapi malah buat ngantuk makanya Elnos suka rutinin minum kopi biar dia bisa tidur nyenyak.

Tapi di sela pembuatan kopi robusta ala Elnos, tiba-tiba aja dia dengar suara dari tangga, yang mana gak sampe semenit suara itu berhenti di dapur yang lagi dia tempati. Elnos noleh dan langsung menemukan Saski dengan penampilan khas mau boboknya di sana.

"Belum tidur?" tegur Elnos agak heran bisa ketemua Saski larut malam kayak gini. Fyi, biasanya Saski adalah orang yang paling cepet tidur dan kecil kemungkinan untuk bangun malam kecuali sahur pas bulan ramadhan.

"Gak bisa tidur, Pah."

"Kalau gitu mau Papah buatin susu? Katanya susu bisa buat cepet mgantuk loh," kata Elnos lagi. Langsung dijawab dengan anggukan Saski dan anak sulung Elnos itu segeraduduk  diri di kursi sambil nunggu bapaknya buatin susu.

Gak sampe lima menit Elnos udah menyajikan segelas susu anget untuk Saski begitupula kopi untuk dirinya sendiri. Elnos ikut duduk di hadapan Saski sambil nyeruput kopinya pelan-pelan.

"Ki, kamu ada masalah sama Gilang ya?" Elnos menyalurkan pertanyaan yang sempat bikin dia penasaran dari tadi.

Saski sambil megang susunya mandang Elnos lekat, "menurut Papah, Gilang itu orang baik gak?"

"Baik, sempat ketemu Papah sekali kok, dia sopan."

"Terus Papah setuju kalau Saski sama Gilang?"

Elnos mengedipkan matanya beberapa kali. Sedangkan Saski lagi nebak-nebak Papahnya bakal jawab apa setelah ini.

"Kalau menurut kamu dia orang baik dan pantas buat kamu, Papah setuju, kok." Jawaban Elnos yang ternyata bukan jawaban Papah galak pada umumnya. Tapi kenapa Saski belum puas ya sama jawaban Elnos itu?

"Tapi Pah, aku tanya menurut Papah bukan menurut aku. Jawab deh Pah, apa Papah setuju hubungan aku sama Gilang?" tanya Saski lagi kini pengen jawaban lebih spesifik.

Lalu, haruskah Elnos jujur? Ya kalau begitu jujur aja.

"Sebenarnya bukan Papah gak suka, tapi kata Sina, Gilang sering buat kamu nangis ya kan?"

Saski diem dengernya. Tau dari mana Sina? Tuh bocah suka nguping jangan-jangan hedeh!

"Papah pikir laki-laki yang sering buat perempuan nangis itu bukan laki-laki yang bertanggung jawab, Ki. Dia gak bisa kasih kamu kebahagiaan dan malah nyakitin kamu. Itu yang Papah kurang sama Gilang," lanjut Elnos lagi. "Papah cuma mau kamu dapat laki-laki yang gak sering buat kamu nangis, laki-laki yang sering buat kamu ketawa. Tapi kalau kamu memang yakin sama Gilang, ya Papah gak bakal maksa. Cuma Papah pengen dia main ke rumah biar bisa Papah kasih wejangan tentang anak sulung Papah ini hehe."

Elnos di sana ketawa kecil ala bapak-bapak, tapi Saski yang dengar malah mendadak pengen nangis. Gak tau ucapan Elnos buat dia nyesal karna dari kemarin-kemarin gak pernah usaha keras buat ngenalin Gilang ke Elnos.

"Pah," panggil Saski lagi. "Aku rasa aku gak bisa lanjutin hubungan aku sama Gilang lagi."

"Loh, kenapa? Karena Papah ya?"

Saski geleng kepala dengan air mata berlinang terus bangkit dari kursi dan samperin bokapnya yang masih kebingungan sendiri. Saski meluk Elnos sambil minta maaf karna selama ini gak pernah nurut sama Papahnya dan hampir aja buat papahnya kecewa. Pokoknya Saski gak bakal kayak gitu lagi dia janji!

Daddy's Job ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang