Gua Pesugihan

449 19 0
                                    

"Kuntala! Kuntala!" Leluhur memanggilnya, akan tetapi tidak mampu menembus dinding ilusi dan batin Kuntala. Alam bawah sadarnya dikuasai oleh rintangan iblis dalam hatinya.

Harta yang berlimpahan itu, kini semuanya bersatu, membentuk wajah yang sangat besar dan mulut yang sangat lebar, lalu menyerang Kuntala. Mereka hendak menelannya. Namun, saat mulut raksasa harta duniawi itu terbuka lebar dan nyaris menelannya, tiba-tiba Kuntala membuka mata dan dalam sekejap menebas dengan pedang halilintar miliknya.

Suara benda pecah berderai terdengar menggema di dalam gua. Dinding pembatas pun terbuka. Namun, semua harta yang tadi dilihatnya lenyap tak bersisa.

"Ilusi yang murahan! Sekali aku pernah mengalami. Untuk yang kedua kali, tidak mungkin aku terpengaruh lagi!"

"Kuntala, akhirnya kamu sadar! Sungguh terlalu lama kamu tenggelam dipermainkan alam bawah sadarmu. Semakin besar kekuatan dan semakin besar harta ditampakkan, godaan dalam hatimu pun semakin kuat. Kamu harus ingat untuk tidak memiliki hati yang serakah." Ujar Tuan leluhur dengan suara tegas.

"Tuan Raja, akhirnya Anda berhasil. Saya sudah sangat khawatir Anda akan ditelan ilusi! Tapi saya yakin Anda pasti bisa mengalahkan hawa nafsu dalam diri Anda. Saya percaya Tuan Raja orang baik." Ratu Jati Nirwana ikut menimpali.

"Terima kasih, Ratu, sudah memercayaiku. Terima kasih, Tuan, sudah mengingatkanku."


Suasana hening sesaat.


"Jadi, semua harta itu tipuan juga? Di mana harta karun yang sebenarnya berada?"


"Masuklah, Tuan Raja. Anda akan menemukannya. Namun, para Bangsa Api tidak akan membiarkannya. Mereka akan menyerang Anda. Jumlah pasukan prajurit Kerajaan Api pun ribuan."


"Bagaimana cara menghadapi mereka?"


"Tuan Raja, gunakanlah ilmu penghancur untuk melenyapkan Kerajaan Api ini dalam sekejap. Ledakannya seperti bom nuklir."


"Bagaimana cara aku menciptakan ilmu penghancur mengerikan itu?"


"Apa pun bisa Tuan ciptakan dengan niat dan tekad yang kuat."


"Baiklah."

Kuntala segera duduk bermeditasi. Ia lalu membayangkan sebuah bom nuklir yang mahadahsyat. Ia memadukan semua ilmunya dengan teliti berikut kekuatannya. Sejam kemudian, Kuntala sudah selesai dengan jurus sakti ciptaannya.


Kuntala mengaktifkan mata batinnya dengan kekuatan telepati. "Hai, kalian Bangsa Api yang menjaga harta karun, pilihlah. Jika kalian ingin hidup dengan damai, maka pergilah dan tinggalkan gua ini. Namun, jika kalian ingin melawanku, maka terimalah jaring petirku ini, dan bersiaplah kalian akan kumusnahkan!"


Tanpa banyak perlawanan yang berarti, para prajurit dari kerajaan siluman pun terpecah dua kubu. Kubu yang ingin berdamai dan menyerahkan diri memancarkan cahaya putih. Sedangkan kubu yang ingin melawan dan siap mati memancarkan cahaya merah. Jaring Petir Kuntala memerangkap dan menarik cahaya putih ke tempat yang aman. Lalu sisanya dikurung dalam jaring yang kuat. Kemudian, cahaya penghancur atau yang ia namakan Kumara Geni adalah ilmu penghancur Kerajaan Api yang akan memberi efek layaknya bom nuklir Sekali meledak, semua habis tak bersisa.

Suami Pilihan Ratu UlarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang