[16]. Hutan Kematian

471 22 0
                                    

Selesai memberikan petunjuk dan mengatur mereka, Kuntala kembali ke gua sebelumnya. Gua ini memiliki aura yang sangat bagus. Ada kekuatan yang dahsyat dari dalam. Kuntala meneruskan langkahnya. 

Di dalam gua ia melihat seekor ular berwujud setengah perempuan penuh luka sedang bertapa di tengah sebuah kolam api yang memancarkan energi kuat. Kuntala diberi tahu sang Ratu bahwa itu adalah api murni abadi yang bisa digunakan untuk berlatih mencapai alam langit. Namun, aqsaat melihat wajah ular itu, Kuntala terkejut. 

"Dayang Talang Sari?"  Lebih terkejut lagi ia mendeteksi dengan pancaran mata batinnya, kalau tubuh itu memiliki luka dalam dan nyawanya mungkin dalam bahaya. Jika ia mengambil api otomatis ular itu akan gagal bertapa dan bisa saja menjadi bencana. Namun, jika ia tidak mengambilnya, ia tidak akan bisa naik tingkat. 

"Tuan, Anda harus mengambil api murni abadi itu untuk meningkatkan kekuatan Anda. Selain itu, api murni juga berguna untuk penyembuhan luka dengan cepat. Tuan harus naik tingkat sebelum menghadapi raja iblis!"

"Tapi, Talang Sari akan berada dalam bahaya! Apa yang harus saya lakukan?"

"Kuntala, kamu bisa memindahkan betina itu ke alam  gantung, sisakan energi yang cukup untuknya. Api ini masih melimpah setelah kamu ambil sebagian," ujar sang Tuan.

"Baik." Kuntala membuat tahanan alung untuk Talang Sari, lalu perlahan mengirim dayang itu ke alam gantung tanpa disadarinya karena posisi dan energinya tidak berubah. Namun, sebelum ia bisa mengambil sisa api di kolam, api tersebut muncul menyerupai naga raksasa. 

"Berani sekali kamu hendak menguasaiku. Jangan harap kamu bisa melakukannya! Dasar manusia rendahan!"

Kuntala terkejut sejenak.

"Jangan sombong, kamu harusnya bersyukur digunakan olehku. Kamu akan bermanfaat dan tidak melakukan kejahatan!"

"Hah, jangan mimpi! Kau tak akan bisa mengalahkanku!" Api murni itu terus melakukan perlawanan. 

"Tuan Raja! Gunakan jurus penyerap untuknya!" teriak Ratu. 

Kuntala pun mengeluarkan jurus yang mampu menyerap api tersebut.

"Terimalah jurus baruku, Sanghyang Tikoro ini! Serap dia hingga habis!"

Tanpa melakukan perlawanan berarti, api murni abadi terserap habis. Kolam itu akhirnya menjadi kering kerontang. 

Kuntala merasakan pergerakan hawa panas yang menghangat dan kuat di dalam tubuhnya. Ia segera bermeditasi untuk membuat api murni bersatu dengan energi tubuhnya. Selama satu jam Kuntala mengolah api murni, energinya tubuhnya meningkat ke tingkatan Dasar Api. Secara keseluruhan masing-masing tingkatan kekuatan dibagi menjadi tiga. Dasar, menengah, lalu puncak. Sementara tingkatan kekuatan sendiri dimulai dari tingkat Dasar Bumi hingga tertinggi tingkat langit tertinggi yaitu tingkatan Akhir Cahaya. Sangat jarang manusia biasa dari kaum bumi mencapai puncak Tingkatan Cahaya. Namun, tidak ada yang mustahil selama ada kemauan. 

Energi api murni dan tenaga dalam yang disatukan dalam tubuh Kuntala terus berfluktuasi. Kuntala merasakan rasa nyaman di sekujur tubuhnya. Setelah berhasil menembus tingkatan dan menyimpan sisa energinya, Kuntala menyudahi latihan. Ia memperhatikan tubuhnya. Kulit pipi terasa halus, pandangan semakin tajam, pendengaran semakin sensitif. Kuntala pun meraba otot dada dan lengannya semakin terbentuk dan liat. Efek dari energi murni tersebut benar-benar dahsyat. 

Sebelum meninggalkan gua, Kuntala memeriksa sekeliling.  Total ada sembilan batu kristal sebesar kepala di dasar kolam, tujuh di sekeliling kolam, serta ada juga yang bertaburan di dinding. Dengan kristal-kristal alami itu, tidak heran bisa menghasilkan fluktuasi api murni yang sangat bagus untuk berlatih. 

Suami Pilihan Ratu UlarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang