🍁11. PERMINTAAN RIZKY 🍂

209 92 29
                                    

"Perjanjian yang kita buat dengan seseorang akan membuat kamu menjadi terikat dengan nya."

~Fahreza Saputra Wijaya~


Alea masih memandang pesan yang ada di handphone nya dengan tatapan bingung, apa yang sebenarnya terjadi dengan laki-laki ini? selesai dia membaca semua pesan dari Alfi, handphone nya kembali bergetar dan kali ini pesan masuk dari grup Amigos Squad. Dia pun membuka grup tanpa membalas pesan dari Alfi, beberapa menit kemudian Alea terlihat bahagia setelah berkomunikasi dengan teman-teman barunya, lalu dia menyimpan handphone nya dan kembali tidur karna hari semakin malam. 

"Good night Bunda, Ayah. Jangan lupa mampir di mimpi Alea yaa, Alea kangen sama kalian." gumam Alea dengan menutup kedua matanya.

Sedangkan dirumah Alfi. Reza dan Revan sudah berada di dalam kamar Alfi. Kamarnya terlihat rapih dengan di sekelilingi buku-buku berbagai macam, mungkin untuk orang yang suka membaca buku akan senang berada disana, beda dengan orang yang tidak suka membaca, mereka akan menganggap kamar ini sangat menjengkelkan. Bagaimana tidak, hampir semua ruangan dipenuhi dengan buku-buku yang tebal dan sangat banyak.

"Ky, gua mau nanya sesuatu sama lu." ujar Reza dengan memecahkan keheningan diantara mereka. "Apa?"

"Lu nyuruh kita berdua kesini, mau ngomongin apa?" tanya Reza penasaran.

"Gua mau kalian jaga identitas gua dari Alea, kalo bisa jangan sampai Alea tau kalo Alfi dan Rizky adalah cowo yang sama." pinta Rizky membuat mereka menatap bingung kearah Rizky.

"Alasan nya?" tanya Revan dengan tatapan bingung.

"Gua bingung sama tingkah lu sekarang, Ky. Sebenarnya alasan lu pindah sekolah dan ajak kita semua pindah bareng sama lu itu untuk apa? lu sama sekali belum jelasin ke kita." timpal Reza.

"Gua cuman mau berteman sama Alea." 

"Tapi kenapa lu nutupin identitas lu sama dia? lu kan bisa berteman sama dia disekolah, kenapa harus virtual?" tanya Reza yang semakin bingung dengan alasan yang sebenarnya dari Rizky. 

"Mending lu jujur sama dia, kalo emang niat lu baik mau berteman sama dia, kenapa harus ada kebohongan diantara kalian? lu mau kalo bisa aja benci sama lu karna kebohongan yang lu buat? gua ngga maksa lu mau ikutin saran dari gua atau ngga, cuman apa yang lu lakuin sekarang bisa jadi bomerang di kemudian hari. Hombre cobarde." ujar Revan membuat Rizky terdiam. 

Reza mengangguk. "Gua kali ini setuju sama Revan, lu terlalu pengecut jadi cowo Ky, kalo lu masih mau lanjutin kebohongan ini, setiap waktu akan ada kebohongan baru lagi yang lu buat."

Rizky menghela nafas dengan menatap kearah luar. "Gua dari dulu emang pengecut dan gua tau kalo apa yang gua lakuin salah, tapi cuman cara ini yang bisa buat gua dekat sama dia dan udah cukup gua ngejaga dia dari jarak jauh. Gua cuman mau melakukan apa yang gua inginkan dari dulu, kalian juga tau apa yang udah gua lakuin beberapa tahun ini dan semuanya selalu gagal."

"Cara lu kali ini bisa buat kalian berdua menderita." celetuk Revan dengan kesal.

"Ada waktunya gua akan jujur sama dia, tapi gua butuh waktu untuk jelasin semuanya ke dia. Jadi gua minta sama kalian berdua, bantu gua untuk terakhir kalinya, sisanya gua yang akan tanggung." 

Reza menepuk bahu Rizky dengan tersenyum. "Oke kita akan bantu lu sebisanya, buat dia bahagia dengan cara lu." Rizky tersenyum kearah sahabatnya. "Makasih udah mau bantu gua."

*****

Pagi ini Alea terbangun karna mendengar suara ribut dari dalam kamarnya, perlahan dia bangun dan duduk diatas kasur seraya mengucek kedua matanya. Suara itu masih terdengar  membuat kepalanya sakit, dia pun mengumpulkan kesadaran nya dengan menatap kedua sosok yang berdiri di depan nya dengan tatapan bingung. Dia tidak pernah melihat sosok yang berdiri didepan Iren, dan kenapa dia berada di dalam kamarnya? 

"Kalian kenapa ribut-ribut dikamar Lea?" tanya Alea membuat tatapan dua makhluk itu menatap kearahnya.

"Alea jawab dengan jujur sama gua, apa benar lu mau bantuin dia? Lu kenal sama dia?" tunjuk Iren kearah makhluk yang dari tadi berdebat dengan nya.

"H-hah? kapan aku bilang mau membantunya?" tanya Alea bingung dengan menatap kearah Iren.

"Lu mandi aja sana, urusan dia biar gua yang urus." titah Iren yang diangguki Alea.

Dia pun berjalan ke dalam kamar mandi dengan melewati mereka berdua yang masih saling melemparkan tatapan tajam, dia tidak peduli dengan perdebatan antara Iren dengan sosok yang ada didepan nya. 

"Lu dengar sendiri kan apa kata Alea barusan? Dia sama sekali ngga ingat sama lu, jadi mending lu pergi dari sini sebelum gua pulangin lu dengan kasar." ancam Iren.

Sosok itu hanya diam tanpa bersuara, bahkan dia masih berdiri ditempatnya tanpa bergerak sedikit pun, sedangkan Iren yang merasa di abaikan hanya mendengus kesal. Dia pun terpaksa keluar dari kamar Alea dengan meninggalkan sosok itu yang masih berada di dalam kamar, sedangkan dia harus memeriksa kondisi Bang Fajri dikamar sebelah. 

Saat Iren sudah berada di dalam kamar Fajri, dia tidak menemukan keberadaan Fajri disana. Kamarnya bahkan sudah lebih rapih dan bersih dari sebelumnya, dia pun mencari ke dalam kamar mandi dan disana dia juga tidak menemukan nya.  

"Kemana Bang Fajri?" Iren mengedikkan bahunya."Sudahlah, mungkin dia udah berangkat ke sekolah." 

Iren pun meninggalkan kamar Fajri, setelah dia berdiri didepan tangga. Dia mendengar suara keras yang berasal dari kamar Alea, dia pun dengan cepat pergi kesana dengan perasaan khawatir karna dia baru ingat kalo masih ada sosok itu didalam kamar Alea. 

"ALEAA!!!!"


🦋

AZALEA QAIREN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang