🍁12. PENYERANGAN 🍂

189 81 20
                                    

"Jangan sirik dengan seseorang, karna itu akan menumbuhkan rasa kebencian yang mendalam."

~Alfiansyah Rizky~


"ALEAAAA!"  teriak Iren dengan berlari kearah Alea yang sudah tergeletak di lantai.

"LU APAIN ALEA, SIALAN!"  bentak Iren dengan mencekik leher wanita itu dengan tatapan nyalang, sedangkan wanita itu memberikan senyuman miring ke Iren karna udah berhasil memancing emosi Iren. "Gua cuman mau tau apa kekuatan manusia yang lu lindungi itu, ternyata dia hanya manusia lemah. Dan itu artinya, semua omongan mereka salah, dia ngga akan bisa masuk ke dalam dunia kita."

Setelah itu, mereka berdua terkejut melihat seseorang yang tiba-tiba mendobrak pintu kamar Alea dengan kasar. Terlihat Fajri yang datang dengan raut wajah yang panik melihat tubuh Alea yang tergeletak dilantai dengan tidak sadarkan diri, dia pun dengan cepat mengangkat tubuh Alea dan menaruhnya diatas kasur. 

"Dek bangun, kamu kenapa bisa pingsan disana? hei, sayang wake up..." Fajri menepuk-nepuk pipi Alea dengan pelan. 

Fajri yang semakin khawatir dengan kondisi Adek nya membuat dia dengan cepat menghubungi Dokter pribadi keluarga nya, setelah itu dia meninggalkan Alea di dalam kamar saat kondisi nya sudah membaik. Dia melakukan itu karna dia tidak ingin Alea tau kalo dia yang sudah menolong nya, sedangkan Iren yang emosi nya sudah meledak langsung mendorong wanita itu dengan kasar keluar dari kamar Alea. Beberapa menit kemudian Alea tersadar, dia mengerjapkan kedua matanya seraya memijat kening nya. Perlahan dia bangun dan menyandarkan punggung nya di headboard dengan tatapan nya kearah Iren yang duduk disamping nya. 

"Gimana kondisi lu sekarang? udah baik-baik aja kan atau masih ada yang sakit?" tanya Iren dengan khawatir, sedangkan Alea mengangguk pelan. "Lea baik-baik aja, cuman tenaga Lea seperti terkuras."

"Wajar tenaga lu terkuras, dia yang udah ngambil separuh tenaga lu."

"Dia itu sebenarnya siapa sih Ren? kamu kenal sama dia?"  Iren menggeleng."Gua sama sekali ngga kenal sama dia, gua fikir lu yang kenal sama dia."

"Alea juga ngga kenal, baru pertama kali Lea lihat dia."

"Oh iya, tadi Alea sempat pingsan, terus yang bawa Alea ke tempat tidur siapa? ngga mungkin itu kamu kan?" tambah Alea dengan tatapan menyelidik kearah Iren.

"I-itu, gua yang pindahin lah. Emang siapa lagi selain gua disini?" sahut Iren dengan sedikit gugup. "Bukan Bang Fajri yang angkat Lea?"

Iren menggeleng dengan cepat. "Bukan! dia aja udah berangkat ke sekolah sebelum lu bangun tidur."

"Iren bohong ya sama Alea?" tanya Alea kembali dengan tatapan menyelidik. 

Iren yang melihat Alea masih menatap lekat kearahnya membuat dia sedikit gugup, dia pun mengalihkan pandangan dengan menatap sekeliling kamar Alea. Saat netra nya terkunci ke jam yang ada di depan nya membuat dia melebarkan kedua matanya, dia menatap kearah Alea dengan salah satu tangan nya yang menunjuk kearah depan. 

"Lea, udah jam setengah 7! lu terlambat Lea!!!" teriak Iren membuat Alea mengikuti arah tunjuk Iren, detik itu juga dia ikut melebarkan kedua matanya dan langsung berlari keluar dari kamar meninggalkan Iren yang masih berada disana. 

Iren yang melihat Alea sudah teralihkan hanya bisa menghela nafas. "Semoga Alea lupa sama kejadian hari ini, apalagi pertanyaan yang ngga bisa gua jawab."

*****

Saat Alea sudah sampai di sekolah, dia langsung berlari kearah kelasnya dengan nafas yang tidak beratur. Sesampai di depan kelas dia mengintip dari jendela untuk melihat situasi di dalam, sedangkan di dalam kelas sudah ada Guru yang akan mengajar. Perlahan dia mengatur pernapasan nya dengan tenang, setelah itu dia memberanikan diri untuk masuk kedalam kelas.

AZALEA QAIREN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang