"Maaf pak saya telat ya dateng nya?"
"Udah tau telat pake nanya!" Marah sang guru. Darren hanya menunduk, lebih tepatnya diam.
"Kamu tuh kebiasaan kalo pelajaran saya dateng nya telat terus Bisa tidak sekali aja kamu belajar sama saya hampir satu tahun ini kamu tidak pernah ikut pelajaran saya Darren kamu juga tidak pernah mengumpulkan tugas apapun kepada saya coba lihat teman-teman kamu yang pintar dan selalu mengumpulkan tugas mereka mempunyai nilai yang cukup bagus coba contoh mereka sekali saja kecuali Aska dan Rafael mereka sama saja dengan kamu!!"
"Udah pak?" Tanya Darren masih menunduk.
"Apanya?" Jawab guru tersebut.
"Ngebacotnya," Darren mendongakkan kepalanya dan tersenyum ke arah guru yang kini menatap nya tajam.
"Sabar" batin sang guru, yang merasa teraniaya.
"Udah!"
"Ya udah pak saya mau duduk."
"Silahkan"
°
°
°
°
°Jam pelajaran telah selesai, hampir semua murid sudah keluar dari area sekolah. Ada sedikit murid yang masih berkeliaran di sekolah. Hanya sedikit, termasuk Darren sendiri.
Darren duduk di bangku taman sekolah, dia menunggu seseorang.
Lebih tepatnya menunggu, Askara sialan itu."Lama banget dah njing" kesal nya.
Ia merutuki dirinya sendiri yang bodoh harus menunggu Aska."Tuh toko bakal tutup nggak sih," gumam nya. Ia takut toko tempat membeli makanan anjing tutup.
Dan berakhir ia tak membawa
Apa-apa untuk gukguk nya."Darren!!" Seseorang memanggilnya. Darren sudah tahu itu siapa jadi ia enggan menyahut.
"Gue lama ya dateng nya?" Tanya
Aska. Darren memutar bola matanya malas."Udah tau pake nanya." Kata Darren membalas."Cepetan lu mau ngomong apa!" Ucap Darren masih dengan rasa kesal.
"Gue suka sama Lo" Kata Aska to the point.
"Hah!!" Kaget Darren. Sepertinya otak Aska belum di cuci. Pikirnya.
"Gue suka sama lo Darren!" Tekan Aska di setiap katanya.
Apa-apaan ini Aska menyukainya, pasti pria itu hanya ingin menjahilinya. Apa ia harus mengatakan bahwa ia tidak menyukai Aska, dan Darren sendiri sedang menyukai seseorang.
"Lo mau kan jadi pacar gue?"
Darren menggeleng pelan."gue nggak bisa Aska" tolaknya.
"Gue suka sama orang lain bukan lo" lanjut nya lagi. Aska mengangguk pelan. Dia mengerti Darren tidak menyukainya.
"Oh kalo gitu maaf ganggu waktu Lo."
"Santai aja," balas Darren.
"Ngomong-ngomong orang yang lo suka Deon?" Tanya Aska tak yakin. Yang di dapatkan nya hanya sebuah gelengan kepala.
"Bukan Deon, ya kali gue suka sama bocah" jawabnya menahan tawa. Asa ada saja Aska ini. Mana mungkin ia menyukai bocah, apalagi Deon sudah ia anggap seperti adik kandung sendiri.
"Bukan nya lo mau nyemein Deon?" Aska bertanya karena masih kurang yakin.
"Tunggu, tau dari mana lo gue pengen nyemein Deon"
"Cuma denger."
"Gini ya, gue nggak suka sama Deon, gue cuma nganggep dia sebagai adik sendiri. Tentang gue pengen nyemein Deon, itu karena gue suka sama cowok yang punya badan kecil. Contohnya Deon. Dan itu pun gue bercanda nggak serius." Ucap Darren menjelaskan. Aska hanya ber-oh saja mendengar penuturan Darren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession And Possessive | Taedo
Teen FictionPenyakit obsesi seorang Askara kepada teman dekatnya sendiri, Darren. Ini bxb oke, jangan keras kepala. Kalo keras kepala, mending kepalanya buat saya aja gimana? [End]