9

1.4K 117 4
                                    

Jangan lupa vote and komen
.....

Darren tersenyum jail melihat Rafael yang sedang meminum susu kotak nya.

"Kurcaci manis.." goda Darren, Rafael yang mendengar nya terbatuk karena tersedak susu. Sedangkan Darren tertawa terbahak-bahak.

"Jangan panggil pake nama itu!" Kata Rafael sedikit kesal.

"Kenapa?" Tanya Darren pura-pura tidak tahu, jelas ia tahu sang pacar pasti malu dengan nama panggilan itu.

"Ya.. jangan aja, gue sekarang udah tinggi ngelebihin lo" katanya antusias menatap Darren yang hanya tersenyum tidak jelas.

"Oh ya lo selama ini tinggal di mana?"
Tanya Darren penasaran, ia sedikit mendekat kan tubuh nya dengan tubuh Rafael. Tapi Rafael malah menjauhi nya.

Rafael menggeleng,"jangan deket-deket" mengernyit kan dahi heran, lantas Darren sedikit menjauh.
Apakah Rafael marah kepada nya?

"Kenapa?"

"Ini masih di pantai"

"Ya terus kenapa kalo masih di pantai?"

"Pulang aja yuk?"

.
.
.
.
.

Menelusuri jalanan, hanya sendirian Darren berjalan tanpa rasa takut. Seharusnya tadi Rafael tadi mengantarnya, tapi Rafael mengatakan ada kendala jadi ia harus pulang sendiri. Dan Darren hanya mengiyakan saja lagipula dirinya lebih suka sendiri.

Dalam hati Darren terus menggumam 'jangan takut, sebentar lagi sampai komplek', itu yang dari tadi ia gumamkan sepanjang perjalanan.
Perkomplekan sudah di depan mata, namun apartemen nya saja yang belum terlihat.

"Akhirnya," gumamnya senang.

Terus berjalan menatap lurus jalanan, hari ini sepertinya orang-orang yang tinggal di komplek sedang bepergian atau mungkin ada yang sudah terlelap di kamar nya.

Brukk

"Aww" ringis Darren, saat seseorang menarik nya dan menghimpit tubuh nya di antara tembok yang ada di sekitar jalan.

Matanya membulat sempurna saat melihat siapa seseorang yang berani melakukan ini kepadanya.

"Sialan! Aska lo ngapain bangsat!" umpat Darren, bukan nya melepaskan. Aska malah semakin menghimpit tubuh Darren di tembok.

"Aska lepas anjir!"

"Lo nggak bakal gue lepasin, lo nggak bakal bisa kabur dari gue."

"Bacot lo"

"Pasti lo gila Aska!" 

Taeyong menggeleng, ia mengeluarkan sesuatu yang membuat nya terkejut setengah mati. Sebuah suntikan.

Tubuh Darren terus memberontak, tapi kenapa tenaga nya tidak ada gunanya sama sekali. Makanan yang ia makan sama sekali tidak berguna bagi kekuatan tubuhnya.

Darren menggeleng kencang, tubuh nya bergetar. "Gue mohon jangan"

Srekk

Tubuh nya seketika lemas, ketika Aska dengan tidak ada rasa bersalahnya  menyuntikkan cairan itu ke leher nya. Entah Darren sama sekali tidak tahu cairan apa yang Aska masukan. Aska menahan tubuh Darren yang ambruk.

"Selamat tidur cantik." Ucap nya sebelum membawa Darren masuk kedalam mobil yang di bawa oleh Kelvin.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kak Darren bakal tidur berapa hari?" Tanya Kelvin saat melihat Aska  menidurkan Darren di ranjang. Dan ia melihat salah satu kaki dan tangan Darren yang Aska rantai.

Obsession And Possessive | Taedo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang