12

1.2K 99 5
                                    

"Enggak kak, aku nggak mau ikut kakak ke Australia"

"Kakak pergi aja sendiri, aku mau di sini nungguin Darren"

Ravela sungguh lelah. Sedari tadi sang adik terus menolaknya. Padahal ia hanya ingin mengajak kedua adik nya tinggal di Australia. Dan masalahnya kedua adiknya itu menolaknya. Rafael mengatakan ingin menunggu hingga Darren datang kembali kepadanya. Sedangkan Jakara? Ia tidak tahu apa alasan gadis itu menolaknya.

Ia khawatir dengan keadaan Rafael, akhir-akhir ini Rafael tidak ingin pergi sekolah. Ia hanya diam dirumah atau terkadang pergi ke pantai untuk menunggu. Namun apa, Darren tidak pernah datang kepadanya.

Sikap Rafael berubah setelah Darren pergi tanpa pamit. Ia menjadi tak nafsu makan.

Maka dari itu Ravela berniat membawa adik nya tinggal di Australia, dan menenangkan Rafael di sana.

"Rafael, kakak mohon turuti permintaan kakak sekali aja" Mohon nya. Raut wajahnya di buat sesedih mungkin agar Rafael luluh.

"Kakak janji. Setelah pulang dari Australia kalian pasti bertemu, bukan kah kalian adalah dua insan yang di takdir kan tuhan untuk bersama?"

Rafael diam. Benar apa kata kakaknya, ia dan Darren adalah takdir. Mereka tidak mungkin berpisah. Suatu saat pasti mereka akan bertemu kembali.

Rafael perlahan mengangguk menerima permintaan kakak nya.
Ravela tersenyum menanggapi itu.

"Kakak yakin suatu saat kalian akan bertemu lagi, dimana pun itu." Kata Ravela yang membuat Rafael tersenyum miris.

"Tinggal bujuk Jakara." Batin nya.

Ravela bingung kenapa kedua adiknya ini sangat sulit untuk dibujuk. Mereka sangat keras kepala.
Beruntung Rafael terbujuk. Sebenarnya beberapa jam yang lalu Rafael sempat emosi dengan ajakan nya. Adik laki-laki nya tadi sangat mirip seperti orang gila.

________

Berbeda dengan Aska yang terus berusaha membujuk Darren untuk makan. Hampir 2 jam Aska membujuk Darren, tetapi Darren terus menolaknya. Darren terus mengatakan, "kagak nafsu gue."

Ya begitulah. Aska harus bersabar menghadapi sikap Darren. Ia akan bersabar dan terus berusaha agar Darren bisa mencintai nya. Sama seperti dirinya yang sangat mencintai insan di hadapan nya ini.

"Ngapain masih di sini? Pergi sana!"
Usir Darren. Aska menanggapi perkataan Darren dengan mempoutkan bibirnya.

"Jangan begitu!" Darren tidak suka jika Aska melakukan hal itu. Sangat aneh, menurutnya.

"Kenapa? Lucu ya?"

"Idih kepedean lo"

Hening. Sebelum mereka berdua mendengar suara teriakan seseorang.
Suara teriakan itu tidak jelas, karena sangat jauh. Darren bahkan tidak tahu asal teriakan tersebut dimana.
Aska hanya diam, dalam hatinya ia mengumpati Kelvin. Bagaimana anak itu bisa membuat Deon berteriak kencang. Bagaimana jika Darren menyadari nya?

"Tunggu" Perkataan sosok di samping nya membuat aska berhenti mengumpati si adik dalam hati.

"Gue kaya kenal sama suara ini,"
Lihatlah. Darren bahkan mengenali suara teriakan ini, padahal jelas-jelas suara ini tidak jelas dan tak dapat di dengar dengan baik.

Darren larut dalam pikirannya.
Mencoba mengingat suara siapa yang ia dengar saat ini.

Di rasa mendapat kesempatan Aska menyimpan piring makanan Darren di meja dekat ranjang.

Lalu melangkahkan kaki nya perlahan dan keluar kamar tanpa di sadari oleh Darren. Setelah itu ia menutup pintu kamar dan pergi ke kamar daehwi untuk melihat apa yang terjadi.

Obsession And Possessive | Taedo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang