5

2.5K 166 15
                                    

Jam pelajaran hampir selesai. Beberapa menit lagi pasti bel pulang
sekolah berbunyi. Dan Aska sedari tadi tak beranjak dari kursinya karna
terus memperhatikan Darren yang
melamun, wajah nya terlihat sangat sedih. Kening nya basah karena keringat, dan rambut nya pun terlihat
lepek. Tapi bagi Aska itu terlihat sangat indah.

"Deon kamu kemana sih, biasanya kamu suka ke kelas kakak terus ngasih berita baru," gumam Darren. Hari ini Darren sedih sedikit bercampur heran. Karena biasanya Deon akan datang ke kelasnya jika jam istirahat, tapi hari ini Deon tidak melihatkan batang hidung nya sama sekali. Bahkan Darren sudah mendatangi kelas Deon. Tapi salah
satu teman nya bilang bahwa Deon tidak sekolah. Tidak ada surat izin ataupun sakit sama sekali.

Dan hari ini Darren mengisi harinya dengan diam di kelas sampai jam pulang sekolah tiba. Darren sendiri bingung kenapa Deon tidak pergi sekolah, biasanya ia yang paling rajin sekolah. Deon tidak pernah alpa sekali pun dan ini yang pertama kalinya. Deon rajin sekolah dan belajar hanya agar mendapatkan beasiswa dan bisa pergi kuliah.

"Kak Darren tau enggak?" Kalimat yang selalu di ucapkan Deon ketika bertemu dengannya.

Teng teng teng

Bel pulang berbunyi. Darren mengambil tas nya, dan beranjak keluar kelas. Darren terus berlari
tanpa memperhatikan jalan nya.

Darren duduk di halte bus, ia merogoh sakunya mengeluarkan ponsel dan langsung menekan nama
'Adik kesayanganku' di layar ponselnya.

Tidak ada jawaban. Darren kembali menelepon nya berulang kali tapi tetap saja tidak ada jawaban.

°
°
°
°
°

"Euuahh...."

Di kamar ini. Kamar bernuansa hitam sosok remaja manis yang tadinya tertidur pulas perlahan mencoba membuka matanya.

"Selamat pagi..." Ucap nya masih setengah sadar.

Setelah melamun beberapa saat, ia baru sadar akan sesuatu.

"Eh anjir ini kan kamar si Kelvin" Deon terkejut saat tiba-tiba seseorang memasuki kamar yang ia tempati tersebut.

"Hai sayang" sapa Kelvin yang baru saja pulang sekolah.

"Sayang sayang palak kau botak!"

"Galak amat anjir"

"Diem! gue laper"

.
.
.
.
.
.
.
.
.




"Darren lo mau jadi pacar gue?"

Degg

Jantung Darren berdegup kencang.
Apakah ini mimpi? Rafael menembaknya tapi tenang Darren
tidak mati, hanya hati nya yang mati.

"Darren" Panggil Rafael.

"Ah iya apa? lo mau makan?" Gugup Darren.

"Kok jadi makan, lo mau nggak jadi pacar gue?" Tanya nya sekali lagi.
Darren tidak pernah membayangkan jika perasaan nya terbalas.

"lo serius kan?" Rafael mengangguk.

"Gue serius, gue bener-bener cinta sama lo" Sekarang Darren salah tingkah.

"Iya gue mau," jawab Darren. Mata Rafael berbinar. Ia sangat senang, akhirnya setelah sekian lama memendam perasaan ia bisa mengungkapkan nya juga. Dan parahnya lagi Darren menerima nya.

"Aduhh kesian adek gue sadboy," Nada bicara itu terdengar mengejek.

Plakk

"Akhh, nyeri goblok!!" Ringis Carel saat tangan Aska mendarat di kepalanya.

Obsession And Possessive | Taedo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang