16

995 87 3
                                    

Prang!

Menghela nafas pasrah, Darren mulai merapihkan pecahan piring dan makanan yang berserakan di lantai. Ini ulah Deon, bocah itu menepis kuat piring yang Darren bawa hingga jatuh ke lantai.

Setiap Darren membawakan makanan, pemuda itu selalu menolaknya. Bahkan pernah berteriak tidak jelas. Darren tahu, Deon mengalami trauma karena perbuatan Kelvin.

Ini hari ke - 9 mereka tinggal di rumah ini. Darren bukan hanya saja pindah rumah, tetapi ia juga pindah kota. Rumah yang ia tinggali sekarang berada di Bandung. Darren yakin Aska dan Kelvin tak bisa menemukan mereka.

Lihatlah sangat sulit bukan? Aska sudah pasti tidak akan menemukan nya. Daerah tempat tinggalnya yang sekarang sangat nyaman, orang-orang di sini sangat ramah.

Darren sangat senang karena tidak salah memilih tempat yang akan ia tinggali. Dan sekarang ia juga memiliki teman dekat atau lebih tepatnya mereka bertetangga.

Nevan Nial, seorang pemuda yang kini berstatus sebagai teman Darren. Walaupun Nevan sedikit jahil, tapi pemuda yang tinggal di Bandung itu sangat baik. Bukan hanya Nevan saja, tetapi ibu Nevan atau lebih sering di panggil bibi Diva juga sangat baik.

Bibi Diva selalu membuatkan sarapan untuk nya dan Deon. Setiap pagi dan malam.

°°°°°°

Sesudah membersihkan serpihan beling dari piring yang pecah, Darren mulai menyapu lantai dan mengepelnya hingga bersih. Setiap hari yang di lakukan nya hanya diam di rumah dan menjaga Deon. Darren juga mencoba menyembuhkan trauma Deon lagi.
Agar pemuda itu bisa tersenyum, tertawa, dan ceria kembali.

Setelah di rasa bersih, Darren mendudukkan dirinya di kasur. Untunglah Deon sudah tidur, jadi ia bisa beristirahat.

Darren mencoba tersenyum, rasanya sesak sekali. "Kakak pasti bisa sembuhin trauma kamu lagi." yakin nya, mencoba membuat sebuah senyuman.

Darren tak ingin mengganggu Deon. Maka dari itu Ia akan pergi ke atap. Udara nya di sana sangat segar.

_____. _____.

"Udah jir, jangan ngerusak barang lagi!" Carel berucap dengan nada sedikit tinggi. Semenjak Darren dan Deon pergi Kelvin selalu saja melempar barang apapun yang ada di dekatnya.

Semua orang yang berada di rumah ini, selalu ia salahkan.

Aska? Dia menjadi lebih pendiam. Pemuda itu selalu mencari informasi tentang Darren dan Kelvin lewat teman-temannya. Namun tak ada satupun yang mengetahui nya. Bahkan teman sekelasnya pun tak tahu kemana kedua pemuda itu pergi.

"Gue gak akan pernah ngampunin Lo Dar." ucap nya dengan seringai. Senyuman Aska sangat mengerikan, Carel, Key, dan Galen sedikit takut akan hal itu. Terkecuali Kelvin, ia hanya memasang wajah datarnya.

"Kak bagaimana jika ada orang yang menyentuh milikku?" tanya Kelvin, raut wajah nya terlihat khawatir.
Takut ada seseorang yang menyentuh apa yang seharusnya menjadi miliknya.

Mendengar pertanyaan itu, lantas Aska malah tersenyum. "Asal lo tau Vin, Darren gak bakal biarin orang lain nyentuh Deon. Siapapun itu gak bakal dia biarin." ucap Aska menjelaskan.

Benar juga apa kata kakak nya. Darren tak akan membiarkan siapapun menyentuh Deon, termasuk dirinya.

"Tunggu aja Darren, gue bakal nemuin lo" monolog Aska pelan.

____. ____. ____.

Di outdoor rumah milik keluarga Aska, Seon sibuk melamun. Seon sebenarnya tahu keberadaan Darren dan Deon. Gelang pertemanan, Seon memasang alat pelacak yang sangat kecil di gelang pertemanan yang ia berikan kepada Deon. Seon juga memiliki nya satu.

Obsession And Possessive | Taedo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang