14

1K 75 0
                                    

"Aska!"

"Apaan sih kak! Berisik tahu"

"Kamu nya berhenti dulu. Kakak mau ngomong"

Aska berhenti, sesuai permintaan Xion. Menatap kakak kelasnya dengan kesal. Xion sedari tadi terus memanggil namanya, dan mengikutinya hingga gerbang. Entah apa yang diinginkan nya. Ia tidak tahu.

"Rumah kamu dimana sih? Kakak datang ke apartemen kamu nggak ada siapa-siapa." Pernyataan Xion membuat Aska kembali memasang wajah kesal. Untuk apa Xion datang ke apartemennya.

"Di Neptunus"

"Eh kakak ser-

Belum sempat Xiumin melanjutkan perkataannya, Aska sudah melenggang pergi meninggalkan Xion dengan wajah kebingungannya.

"Hei! Aska kakak belum selesai ngomong" Namun panggilan Xion malah diabaikan Aska. Menurut nya itu tak berguna sama sekali. Ia takut Xion akan mengambil miliknya.

______. ______. ______.

"Sebentar, aku cari sisir dulu" Deon mengangguk. Sedangkan Seon sibuk mencari sisir, untuk menyisir rambut Deon yang basah. Deon baru saja mandi dan keramas. Tenang saja ia mandi sendiri, Seon hanya menunggu. Dan membantunya memilih baju yang cukup untuk nya, dan menyisir rambut basah nya.

Hampir berbulan-bulan Seon menjadi penjaganya. Ya, Kelvin yang menyuruh pemuda itu untuk menjaga Deon agar tidak melarikan diri.
Tapi, Deon sendiri senang karena bisa menghabiskan waktu bersama teman nya itu. Walaupun sebenernya ia agak terkejut ketika melihat teman nya yang sedikit berbeda dari sebelumnya.

Warna rambut Seon yang tadinya hitam, sekarang menjadi berwarna merah dan hijau. Seperti jamet.

Jika dihitung, hampir 7 bulan Deon berada di rumah Kelvin yang baginya bagaikan penjara. Begitu juga dengan Darren. Walaupun dirinya tidak pernah bertemu kakak kelasnya itu, karena Kelvin yang terus mengurung nya di kamar. tapi, ia dapat mendengar teriakkan dan umpatan dari Darren. Entah untuk siapa.

Jika kalian bertanya apakah Kelvin masih menyiksa dirinya? Jawaban nya tentu saja iya. Walaupun tidak setiap hari tapi Kelvin selalu saja membuat dirinya terluka dan babak belur, bahkan Deon pernah muntah darah hanya karena mendapat siksaan dari Kelvin. Hal itu terjadi karena Deon yang selalu menolak apa yang di lakukan Kelvin, dan Kelvin sendiri yang juga mempunyai sifat emosional. Maka dari itu Kelvin selalu marah-marah kepadanya.

Tapi, terkadang juga Kelvin bersikap baik, dan lembut. Huh, seperti memiliki dua kepribadian saja.

"Udah ketemu!" Seon sedikit berteriak. Rumah sebesar ini tapi mencari sisir sangat sulit. Apa mereka yang tinggal di rumah ini tidak pernah menyisir rambut. Sungguh aneh pikir Seon.

Seon berjalan mendekati Deon, dengan sisir di tangan nya. Seon mulai menyisir rambut basah milik sang teman. Diam-diam Seon mengukir sebuah senyuman di bibirnya.

"Kamu seneng tinggal disini?" Seon bertanya, dengan tangan nya yang masih sibuk menyisir.

"Ehm, aku seneng karena bisa tinggal bareng kamu, walau gak setiap saat. Tapi di sisi lain aku kesel, karena harus tinggal bareng Kelvin sialan itu." Seon terkekeh, ketika mendengar penuturan kesal Deon. Ia merasa bersalah karena tidak bisa membuat Deon bahagia. Seon ingin membebaskan Deon dari jeratan Kelvin sahabat gilanya itu. Tapi Seon juga tidak ingin terjadi apapun kepada Kelvin.

"Tenang, aku bakal ngejaga kamu. Tapi maaf, aku gak bisa bikin kamu lepas dari Kelvin" menyesal dan sedih, itu yang dapat Deon rasakan dari perkataan Seon tadi.

"Nggak apa-apa, kamu di sini aku udah bahagia kok" Deon tersenyum, walaupun senyuman itu tak terlihat oleh Seon sama sekali.

"Aku tahu kamu bohong"

Obsession And Possessive | Taedo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang