Membran Kasih
~ Empat Belas ~Mata Dinar masih belum sepenuhnya terbuka. Berbaring di kasur kecil tanpa ranjang di rumah kontrakan kecil, jauh dari keseharian sebelumnya. Tidur di ranjang king size dengan kasur kualitas satu yang tentu saja mahal. Kamarnya dulu bersama Dimas terbilang luas dengan kamar mandi di dalam. Dilengkapi dengan perabotan lengkap berwarna kayu. Semuanya, semua yang ada di kamar dan rumahnya tentu saja barang-barang dengan kualitas terbaik.
Kamarnya sekarang nyaris tanpa perabot. Selain kasur dan meja kecil, di sudut ruangan ada lemari plastik kecil berisi sedikit saja baju yang Dinar ambil dari rumah dan beberapa yang baru dibeli.
Dinar meraih gawai di atas kasur. Waktu menunjukkan pukul 03.27, tiga menit sebelum alarm yang disetelnya akan berbunyi. Sebelum tidur, Dinar selalu berpesan pada Rabb-nya agar dibangunkan untuk qiyamullail. Alarm Allah yang disimpan dan disetel di tubuh Dinar lebih cepat berbunyi dibanding alarm gawai.
Perlahan, kaki berselimut piyama itu diseret menuju kamar mandi tanpa keramik dan dilengkapi kloset jongkok yang sudah mengelupas di sana-sini. Kondisi yang membuat Mama dan Papanya tertegun dan berlinang air mata saat mengunjunginya kemarin. Mereka meminta Dinar untuk pulang ke Setiabudi tapi ditolak dengan alasan khawatir disusul Dimas. Hatinya masih penuh luka menganga, masih basah. Dinar sengaja bersembunyi.
Delapan rakaat Tahajud ditunaikan. d
Dimulai dengan dua rakaat salat Tobat lalu dilanjutkan dengan dua rakaat Istikharah, 2 rakaat salat Hajat dan ditutup dengan tiga rakaat Witir.Bersimpuh dalam sujud panjang, meminta pertolongan dan petunjuk tentang Dimas. Teleponnya masih dia blokir. Sambil menunggu azan Subuh, Dinar melantunkan beberapa ayat suci Al-Qur'an.
🏡🏡🏡🏡🏡
Tangisan kedua adik perempuannya turut menyesakkan dada Wifri. Tersentak dengan penjelasan dokter Nugraha.
"Ya Allah, Ibu ...." Suara Wifri tercekat. Badannya terhuyung, mencari pegangan sebelum akhirnya duduk di antara Wina dan Wini.
"Sabar ya. Allah adalah Penulis skenario terbaik walau lewat sedih dan sakit."
"Seberapa parah kanker di otak Ibu?"
"Berdasarkan hasil biopsi, kanker Ibu masuk ke stadium 3 B."
"Hampir stadium akhir," tangis Wini terdengar menyayat. Sekilas dilihatnya Alfa, dokter Alfarizi mengatupkan dua tangan di dadanya lalu mengangguk seolah memberi dukungan.
"Tindakan apa yang harus dilakukan selanjutnya?"
"Kemoterapi. Ibu mengidap maag akut juga jadi nanti kemoterapinya intra vena, lewat infus."
"Memang ada berapa macam kemo?" Wina menengadahkan kepalanya dengan mata sembab.
"Sebetulnya ada enam jenis tapi yang biasa dilakukan adalah intra vena, memasukkan obat lewat infus atau oral dengan minum obat. Ibu gampang muntah kan kalau minum obat?"
"Ya." Wifri, Wina dan Wini menjawab berbarengan.
"Pilih lewat infus saja," tambah dokter Amel.
"Kapan mulainya, berapa kali?"
"Perlu saya jelaskan dulu tentang kemoterapi ini. Terapi ini menggunakan obat-obat khusus untuk membunuh sel kanker. Cara kerjanya dengan menghentikan dan menghambat sel-sel yang tumbuh dan membelah dengan kecepatan dan pertumbuhan yang tidak normal. Dosis untuk tiap stadium berbeda. Pelaksanaannya antara 4-12 sesi, satu kali setiap bulannya. Kita lihat reaksi dan perkembanngan kondisi Ibu."
"Maaf, dok, ditanggung BPJS gak?"
"Untuk ini silahkan bicara dengan bagian administrasi. Dokter Alfa, bisa panggilkan Rani ke sini?"
![](https://img.wattpad.com/cover/290113021-288-k632075.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Membran Kasih
RomanceKisah perjuangan seorang lelaki bernama Wifri sejak dia ditinggal Ayahnya menghadap Ilahi. Wifri muda berperan sebagai Ayah untuk tiga adiknya: Wina, Wira dan Wini. Wifri mengantar adik-adiknya menuju kesuksesan sehingga dia seolah lupa pada diriny...