Membran Kasih
~ Dua Puluh Lima ~Wisuda tinggal dua minggu lagi, Alfarizi akan menyandang gelar dokter spesialis syaraf. Sesuai kesepakatan, setelah acara wisuda, orang tua Alfa akan datang melamar Wini.
"Assalaamu'alaikum. Mama Papa sehat?" Alfa bertanya pada Mamanya di ujung sambungan aplikasi telepon hijau, panggilan video.
"Wa'alaikum salaam. Alhamdulillaah baik." Mama menjawab disertai Papanya. "Bagaimana persiapan wisuda, Bang, lancar?"
"Alhamdulillah."
"Sehari sebelumnya Papa Mama dan adikmu Almeera akan datang sekalian melamar kekasih hatimu." Terlihat orang tua dan adik Alfa tertawa berderai. "Abang kenapa, kayak gak gembira gitu. Gak ada masalah kan dengan Wini, gak putus?" Mama nyerocos memberondong tanya.
"Itulah yang mau Abang katakan."
"Haa, Abang putus lagi? Aduh Mama Papa batal lagi punya mantu." Suara Mama terdengar begitu khawatir.
"Almee juga gagal punya kakak ipar." Sang adik melotot tanda terkejut.
"Aduh, bukan begitu. Alfa gak putus sama Wini. Alfa sudah cerita tentang kondisi Ibunya Wini kan?"
"Ya, Bang, gimana sekarang, sudah membaik? Masih kemoterapi?" Papa menatap Alfa.
"Masuk stadium 4 A, terus dua hari lalu kejadian."
"Kenapa?" desak Almee mau tahu kejelasannya.
"Ibu jatuh di teras, sekarang di ICU."
"Ya Allah." Papa, Mama dan Almee berseru bersamaan.
"Terus gimana sekarang, Bang?"
"Makin memburuk. Saturasinya makin turun, kurang dari lima puluh."
"Bagaimana harapan hidupnya?"
"Tinggal menunggu keajaiban."
"Sabar ya, Bang. Kuatkan hati Wini."
"In syaa Allah Abang selalu sempatkan menemaninya di tengah tugas."
"Keluarganya bagaimana?"
"Keluarga Teh Wina sudah datang. Hari ini rencananya keluarga Kang Wira juga mau datang."
"Bukannya kakak Wini tiga orang, siapa lagi?"
"Wini tinggal di sini dengan Kang Wifri, kakak tertuanya."
"Sudah stadium 4 A terus jatuh. Kita hanya bisa berdoa."
"Abang bisa minta tolong?'
"Ya, apa sayang?"
"Mama Papa dan Almee bisa datang ke sini secepatnya? Mumpung masih ada waktu." Mata Alfa menatap keluarga yang sangat disayanginya dengan penuh harap.
"Gimana, Pa, bisa izin kerja?" Mama bertanya pada suaminya.
"Almee besok ujian harian gak?" Almeera Khairunnazwa adalah mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional di Universitas Indonesia, Semester Delapan.
"Gak apa-apa, izin saja. Gak ada ujian ko."
"Bang, in syaa Allah besok kami berangkat." Papa mengambil kesimpulan dengan cepat. Mereka berpacu dengan waktu.
"Hati-hati ya. Fii amaanillah. Langsung ke rumah sakit saja."
"In syaa Allah." Alfa menutup sambungan telepon dengan dada yang berat. Sebagai seorang calon menantu, dia berharap calon mertuanya sehat lagi dan bisa menghadiri pernikahan dengan putrinya tapi sebagai seorang dokter, dia bisa menghitung waktu walau tentu saja usia di tangan Allah semata.
![](https://img.wattpad.com/cover/290113021-288-k632075.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Membran Kasih
RomanceKisah perjuangan seorang lelaki bernama Wifri sejak dia ditinggal Ayahnya menghadap Ilahi. Wifri muda berperan sebagai Ayah untuk tiga adiknya: Wina, Wira dan Wini. Wifri mengantar adik-adiknya menuju kesuksesan sehingga dia seolah lupa pada diriny...