Bagian ke Dua Puluh Sembilan

21 3 0
                                    

Membran Kasih
Dua Puluh Sembilan

Alunan lagu Marry You dari Bruno Mars dinyanyikan dengan apik oleh seorang penyanyi di panggung resepsi pernikahan Alfa dan Wini. Pengantin cantik dan ganteng dalam balutan gaun biru langit dan jas navy. Tamu dari kedua keluarga datang memberikan restu termasuk para dokter.

....
It's a beautiful night, we're looking for something dumb to do
Hey baby, I think I wanna marry you
Is it the look in your eyes or is it this dancing juice?
Who cares, baby
I think I wanna marry you
Well, I know this little chapel on the boulevard we can go
No one will know
Oh come on girl
Who cares if we're trashed
Got a pocket full of cash we can blow
Shots of patron and it's on, girl
Don't say no, no, no, no, no
....

Di antara para tamu, Dinar berbaur dengan keluarga Wini walau dia sudah bukan anggota keluarga lagi. Namun begitu, hati Dinar sudah terpatri pada keluarga Wini walau takdir membawanya kembali pada kesendirian. Dimas dan Wifri tidak mendampinginya walau keduanya berada di tempat yang sama.

Sejenak MC meminta jomblower untuk berdiri di depan pelaminan. Mempelai akan melemparkan buket bunga. Konon yang mendapatkannya akan segera menyusul ke jenjang pernikahan. Dinar hendak melangkah ketika matanya bertumbukan pada tatapan Dimas yang berdiri di kejauhan dan menggeleng pelan. Dinar tersadar bahwa status jandanya dirahasiakan termasuk pernikahan singkatnya dengan Wifri. Orang-orang tetap menganggap dia adalah Nyonya Dimas. Kisah hidupnya sungguh pelik.

🏠🏠🏠🏠🏠

Enam hari setelah Dinar menginap di rumah Wifri, Dimas mengirim foto. Surat Pernyataan Talak dari Wifri yang ditandatangani dua orang saksi, Alfa dan Wira.

[Nar sudah bebas, kita menikah lagi setelah masa iddah selesai] ditambah emoji tersenyum.
Nyata sekali Dimas gembira. Dia merasa sudah memenangkan pertempuran paling sengit. Dimas segera merancang rencana pernikahan keduanya dengan wanita yang sama, satu-satunya wanita dalam hidupnya.

Dinar menimbang-nimbang gawainya, tak tahu harus membalas apa. Hatinya tak karuan, campur aduk antara bingung dan sedih. Sama sekali tak ada kebahagiaan seperti Dimas. Diletakkannya kembali gawai di meja kerjanya tanpa membalas. Sekilas dilihatnya Sasha menghampirinya. Tak ada rahasia di antara mereka.

"Ayo kita makan."

"Pasti ada cerita seru nih"

Di warung Uda Jabrik, kedua sahabat itu hanyut dalam cerita Dinar yang mengejutkan.

"Aku sudah jadi janda lagi, Sha," bisik Dinar dengan mata berkaca-kaca.

"Kang Wifri sudah jatuhin talak?"

"Barusan." Dinar memperlihatkan foto di gawainya. Ingin rasanya dia menelepon Kang Wifri tapi harga diri melarangnya. Walau bagaimana pun dia terlibat dalam persekongkolan ini, bermufakat menjebak Wifri walau dia sebatas mengiyakan tawaran Dimas saja. Terbayang saat Dinar memeluk Kang Wifri, ada kedamaian lain yang dia rasakan. Hanya sekali itu saja. Wifri benar-benar lelaki sejati yang menepati janji tanpa menyentuhnya padahal kalau dia mau, Dinar tak keberatan untuk memberikan kehangatan yang belum pernah Wifri rasakan di usianya yang menjelang empat puluh tahun.

"Ko sedih gitu. Bukankah ini jadi pembuka jalan untuk bisa kembali rujuk dengan Dimas?"

"Bukan rujuk tapi nikah lagi."

"Jangan-jangan kamu sudah jatuh cinta pada Kang Wifri!"

"Entahlah."

"Dia lebih perkasa dibanding Dimas?" goda Sasha terkekeh.

"Kang Wifri gak menyentuhku."

"Ha ...?"

"Ho ...!"

Membran KasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang