Chapter 3

1.6K 185 38
                                    

Y/N POV

"Jadi begitu," Rex Lapis meletakkan cangkir tehnya dengan elegan. Di sisi lain, aku mengakhiri penjelasanku dengan anggukan. "Benar," ucapku sebelum keheningan panjang jatuh di antara kami. Aku memalingkan pandanganku dari Rex Lapis yang hanya terdiam, dan tanpa sengaja melihat piring-piring makanan yang terisi penuh di atas meja makan. Sama sekali belum tersentuh, baik olehku atau oleh Rex Lapis. Jujur saja, aku sudah melupakan napsu makanku.

Dengan hati-hati, aku melirik Rex Lapis sekilas sebelum kembali mengalihkan pandang ke sembarang arah. Saat ini adalah waktu-waktu yang amat langka, di mana wajah Rex Lapis terlihat sangat sedih. Selain itu, beliau juga terlihat sangat merindukan Guizhong. Sementara itu, aku mengepalkan kedua tanganku hingga gemetar. Aku... aku juga merasa sangat sedih. Guizhong bukan hanya penting bagi Rex Lapis. Beliau juga penting bagiku. Namun, untuk beberapa alasan, saat ini aku tidak bisa menunjukkan tangisanku.

Aku... tidak ingin Rex Lapis merasa kasihan padaku. Hari ini, aku datang untuk menanggung ketidakmampuanku, bukan untuk meminta dikasihani.

Kemudian, aku menundukkan kepala dan tubuhku pada Rex Lapis. "Maafkan aku karena tidak dapat melindunginya," ucapku. Aku tahu bahwa kata 'maaf' sudah tidak berguna. Tapi, selain kata ini, aku tidak lagi memiliki hal lain yang bisa kusampaikan. Setelah ini, apapun yang akan dikatakan atau dilakukan oleh Rex Lapis, aku sudah pasrah.

"Y/N, angkat kepalamu," ucap Rex Lapis tak lama kemudian. Aku terdiam sejenak sebelum mengikuti ucapannya. Tanpa mengatakan kalimat tambahan, aku menaikkan pandanganku ke arah wajahnya. Dan lagi-lagi, ekspresi yang kudapati di wajah beliau adalah yang tidak pernah sekalipun kulihat sebelumnya. Mengapa, di antara semua waktu, aku merasa bahwa senyum yang beliau keluarkan saat ini adalah yang paling indah? Itu bukan hanya sekedar senyuman.

"Sudah, tidak apa-apa," ucapnya lembut. Sontak, kedua mataku membulat penuh. Begitu rupanya. Sekarang aku mengerti bahwa dalam hal ini, kami berdua berada di posisi yang sama. Pada akhirnya, menjalani hidup tanpa kehilangan sesuatu hanya dapat ditulis dalam mimpi. Yang bisa kami lakukan hanyalah belajar menghadapinya. Dan dalam hal ini, aku yakin Rex Lapis sudah mengatasi bagiannya dengan baik. Karena itulah... beliau bisa seperti sekarang.

"Lagipula, aku harus mengatakan hal yang sama. Karena jika kami tidak terlambat saat itu, Guizhong dan kau mungkin tidak perlu mengalaminya," Rex Lapis kembali berucap. Ah, mengapa aku baru terpikir sekarang bahwa aku juga adalah korban? "Maaf karena tidak datang tepat waktu untuk melindungi kalian," lanjut beliau disertai dengan tundukan balasan ke arahku. Oh tidak, pemandangan ini terlalu aneh. "Tuan, itu sama sekali bukan kesalahan Anda. Tolong angkat kepala Anda, tidak ada yang perlu dimaafkan," balasku dengan cepat. Untuk sesaat, aku bahkan tanpa sadar kembali pada kebiasaan bicaraku yang lama.

Sekarang aku mengerti, Rex Lapis. Benar-benar mengerti.

Aku mengembuskan napas lega ketika melihat beliau menegakkan kepalanya kembali. Astaga, aku sungguh berhasil dikejutkan. "Tuan Zhongli, kau banyak berubah," aku tidak lagi mampu menahan komentarku. Lalu Rex Lapis menyunggingkan senyum yang lebih ringan. "Aku juga merasa demikian," katanya. Kuharap aku tidak perlu terkena serangan jantung akibat dikejutkan berkali-kali jika terlalu lama bersama beliau. Maksudku, aku memang memiliki jantung. Jantung buatan, tentu saja. Selama itu tidak hancur, aku akan terus hidup. Aku bahkan bisa menyambungkan kepalaku kembali jika terpenggal. Osial sepertinya salah sasaran karena tidak menghancurkan jantungku hari itu.

Pada akhirnya, kami mulai menyentuh makanan yang dihidangkan, dikarenakan pembicaraan serius yang dianggap sudah selesai. "Omong-omong, Y/N, apa kau sudah memikirkan tentang apa yang ingin kau lakukan mulai sekarang?" tanya Rex lapis tiba-tiba. Tempoku dalam mengunyah makanan sedikit melambat ketika aku berpikir. Benar, aku harus menentukan hal seperti itu mengingat Archon War sudah selesai, Guizhong sudah tidak ada, ditambah lagi masa pemerintahan Rex Lapis sebagai archon pun sudah selesai. Menurut yang kudengar, beliau sudah mengakhiri semua kontraknya. "Apakah ada yang bisa kulakukan untuk membantu?" pada akhirnya aku hanya bisa balas bertanya setelah menelan makanan di mulutku.

Eternal Torch ( Xiao x Reader ) -Genshin Impact Fanfiction-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang