Chapter 5

1.1K 143 11
                                    

A Long, Long Time Ago...

Y/N POV

Aku duduk di hadapan sebuah batu seraya memegangi kepalaku dengan kedua tangan. Di atas batu tersebut, terdapat sebuah gulungan panjang yang bertuliskan petunjuk dari Guizhong. "Nggh," jujur saja, aku merasa kesulitan membaca dalam posisi di mana aku tidak dapat menunduk ataupun mengangkat gulungan itu untuk menyesuaikan sudut mataku. Itu semua karena kedua tanganku harus memegang kepalaku ini. Dengan hati-hati, aku melepaskan salah satu tangan dari kepalaku, dan kejadian itu terulang lagi.

"A-ah," ucapku ketika kepalaku bergeser dan terpeleset jatuh dari leherku yang terasa licin akibat berlumuran 'cairan yang menyerupai darah'—maksudku, aku sudah menghentikan 'pendarahannya', tetapi tetap saja licin. Seketika, kepalaku berbenturan dengan tanah. Tidak sampai disana, kepalaku juga menggelinding menjauh akibat kemiringan tanah. S-sial!! Pasti dibutuhkan waktu yang sangat lama bagi tubuh tak berkepala di sana untuk dapat menghampiri kepalaku yang kini berada di ujung turunan. Lalu, apa yang dapat dilakukan oleh sebuah kepala yang terpisah dari tubuhnya? Benar. Tidak ada. Aku mungkin bisa berteriak meminta tolong, namun jika yang datang adalah mortal, monster, atau binatang buas, habislah aku.

"Hm?" aku mengerutkan keningku yang sedang menempel di tanah ketika mendengar suara seorang lelaki. Juga melalui pendengaranku, aku mengetahui kehadiran sepasang kaki tak jauh dariku. Gawat. Mortal, kah? Semula, aku mengira akan mendengar serangkaian jeritan, namun, entah bagaimana, udara tetap pada keheningannya. Sebagai gantinya, salah satu dari sepasang kaki itu bergerak menyundulku pelan, namun cukup untuk membuat kepalaku berguling menghadap ke atas. Itu membuatku melirik untuk mengetahui identitas orang ini. Semoga bukan salah satu mortal yang kukenal!

Ah, dia...

Aku mendapati mataku membulat ketika bertemu pandang dengan orang yang baru saja menendang kepalaku. Seketika, ingatanku melambung pada beberapa waktu lalu, ketika aku diam-diam melihat orang ini—atau adeptus ini berdiri sendirian dengan beberapa ekor kunang-kunang beterbangan di sekitarnya. Ekspresi wajah yang ia tunjukkan malam itu, juga keadaan tangannya yang setengah terangkat, aku tidak melupakannya. Tapi, apapun itu, tatapan dinginnya yang kini menusukku terlihat sangat berbeda.

"Apa ini?" ia bergumam dengan aura yang membuatku merasa terancam dalam sekejap. Suaranya terdengar rendah dan mencekam, sementara sinar matanya sama sekali tidak menyiratkan rasa ampun. Sontak, aku mengalihkan pandanganku agar tidak sepenuhnya termakan oleh intimidasi yang ia kuarkan dengan pekat. "Ah, itu... bisakah aku meminta tolong padamu untuk mengantarku pada tubuhku di atas sana?" aku bertanya kikuk.

"Bisa bicara rupanya," suaranya terdengar lagi, membuatku kembali memandangnya. Kali ini, ia sedikit menaikkan dagu dengan sinar mata yang terlihat semakin mengerikan di bawah bayang-bayang pepohonan. "Akan kujelaskan nanti. Tapi, untuk sekarang tolong ak-" aku segera memotong ucapanku sendiri ketika melihatnya mengeluarkan tombak dan bersiap menghujamku dengan ujungnya yang runcing.

"HIIII!!! Jangan! Jangan lakukan itu! KUMOHON! GUIZHONG AKAN KEREPOTAN KALAU KEPALAKU HANCUR!!!" aku berteriak histeris, mungkin juga putus asa. Seketika, gerakan tombak itu berhenti tepat sebelum benda itu mengoyak isi kepalaku. Aku menelan liur ngeri ketika merasakan ujung tombak yang dingin bersentuhan dengan kulit di keningku. "Gui..zhong?" aku mendengarnya bergumam lirih sebelum ia menarik senjatanya dariku. Dan kini, aku hanya melihat matanya yang membulat tidak menyangka, juga belah bibirnya yang sedikit terbuka.

"Ya, Guizhong. Kau mengenalnya, bukan? Beliau beteman dekat dengan Rex Lapis, adeptus yang telah menyelamatkanmu," aku segera menyemburkan penjelasan sebelum dia dapat berpikir yang tidak-tidak. "Dengar, aku adalah salah satu karya Guizhong. Ada baiknya kau tidak merusakku sembarangan," lanjutku dengan tegas. Mendengarnya, ia terdiam untuk sesaat dengan wajah tanpa ekspresi. "Oh," hanya itu responnya sebelum ia menyimpan tombaknya tenang.

Eternal Torch ( Xiao x Reader ) -Genshin Impact Fanfiction-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang