Chapter 07

503 95 36
                                    

Pengap dan sulit bernafas, itulah yang kini Xiaoting rasakan saat dirinya terkurung di sebuah ruangan minim cahaya. Ketakutan Xiaoting bercampur aduk dengan rasa sakit di kakinya, belum lagi ikatan kencang tali yang mengikat kedua pergelangan tangannya membuat Xiaoting sulit bergerak.

Xiaoting ingin berteriak sekencang mungkin untuk meminta pertolongan namun sialnya ia tidak bisa melakukan hal itu dikarenakan ada sebuah kain yang menutup rapat mulutnya dan juga kedua matanya, Xiaoting seolah hanya diizinkan untuk bernafas saja.

"Tuh cewek cantik juga."

"Cewek itu sandera kita, Tuan Zheng nyuruh kita buat nangkep dan ngurung cewek itu sampai dia berhasil nemuin Tuan Shen."

"Tapi dia keliatan lumayan oke, liat aja dari lekuk badannya itu, kayaknya nggak akan jadi masalah kalo kita main-main sebentar sama cewek itu."

"Bener juga lo, nggak ada salahnya kalo kita pake cewek itu buat seneng-seneng sebelum Tuan Zheng nyuruh kita buat ngebunuh cewek itu kalo misalkan Tuan Shen nggak berhasil ketemu."

"Mau berhasil ditemukannya Tuan Shen atau nggak pun mereka berdua bakal tetep mati, karena itu Tuan Zheng nangkep mereka berdua. Buat di bunuh."

Di dalam sebuah ruangan kumuh dan hanya diterangi oleh cahaya lampu yang meredup, Xiaoting dapat mendengar dengan jelas semua percakapan itu dan dirinya ingin sekali memberikan pelajaran yang pantas untuk dua pria suruhan Tuan Zheng itu karena telah merendahkan harga dirinya. Namun kedua tangan dan kakinya diikat kuat oleh tali dan Xiaoting pun tidak bisa mengeluarkan sumpah serapah untuk memaki dengan kasar dua pria bertubuh kekar itu karena mulutnya ditutup oleh perekat.

"Gue jadi nggak sabar." Ujar salah satu pria suruhan Tuan Zheng itu seraya berjalan mendekati Xiaoting lalu melepaskan perekat yang menutup rapat mulut Xiaoting serta ikatan kain yang menutup matanya.

"Brengsek! Keparat! Bedebah! Sialan! Gue bukan cewek murahan---"

"Shhtt!" Salah satu pria lagi datang menghampiri Xiaoting dan langsung membungkam mulutnya menggunakan tangannya.

"Jangan maki kami kaya gitu, kami berdua cuman mau ngajak lo seneng-seneng. Seharusnya lo merasa ikut seneng juga." Ujar pria itu setelah melepaskan tangannya dari mulut Xiaoting dan mulai membelai wajah Xiaoting dengan tatapan penuh nafsu.

Plak!!!

Salah satu pria itu menampar dengan pedas pipi Xiaoting hingga membuat Xiaoting tersungkur dalam keadaan tangan dan kaki yang masih terikat, pria itu murka karena Xiaoting dengan lancang meludahi wajahnya.

"Kurang ajar! Lo bakal gue buat memohon-mohon!" Murkanya lalu mendekati Xiaoting kembali dan mulai melucuti pakaian yang dikenakan Xiaoting dengan penuh paksaan dan kasar.

"Jangan terlalu kasar, badan dia bisa lecet sebelum kita ajak main." Ujar salah satu pria tersebut memperingati seraya menyeringai, setelah mengamati ke sekelilingnya ia pun lantas mulai membantu rekannya untuk menanggalkan pakaian Xiaoting.

"Kalian bakal nyesel udah lakuin ini ke gue!" Jerit Xiaoting masih terus memberontak, berusaha keras agar dirinya tidak dilecehkan oleh dua pria itu.

"Lo yang akan nyesel karena udah coba ngelawan kami." Pria yang tadi diludahi oleh Xiaoting menyeringai dengan remeh karena dirinya hampir selesai melucuti semua pakaian yang dikenakan oleh Xiaoting.

"Inget kita harus berbagi." Ujar rekannya itu.

"Enyah dari gue, brengsek!!!"

"Cup cup cup, tenang aja, nggak usah khawatir---"

Our Times : Xiaoting Xiaojun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang