Mendengar semua penjelasan Xiaojun mengenai penyakit Leukemia yang di alaminya membuat perasaan Xiaoting tidak karuan dan tidak bisa menahan dirinya untuk terus mengeluarkan air matanya sambil terus menggenggam erat telapak tangan Xiaojun erat.
Xiaojun benci melihat Xiaoting menangis seperti itu.
"Kok lo nangis terus sih, gue nggak suka ya kalo lo nangis terus kaya gini." Ujar Xiaojun.
"Kenapa lo nggak bilang ke gue dari awal kalo lo itu sakit Leukemia?" Tanya Xiaoting.
"Sebenernya gue mau kasih tau lo tentang penyakit gue ini, tapi gue takut. Nggak mudah bagi gue bisa ngasih tau lo, gue nggak mau lo sedih karena kematian gue." Xiaojun menjeda ucapannya sejenak untuk menangkup wajah Xiaoting lalu menghapus air matanya dengan perasaan penuh sayang.
"Dokter bilang umur gue nggak panjang, jadi gue punya rencana ketika gue meninggal gue pingin lo taunya gue pergi jauh dari Negara ini dan bukan karena meninggal dunia." Jelas Xiaojun menatap kedua bola mata Xiaoting dalam.
"Maaf, Xiaoting." Xiaojun mendekatkan wajahnya lalu di kecupnya kedua kelopak mata Xiaoting secara bergantian.
"Lo satu-satunya manusia paling spesial di hidup gue, gue sayang sama lo, dan gue cinta sama lo." Ungkap Xiaojun dengan tegas.
Xiaoting membuka matanya perlahan, memandangi wajah tampan Xiaojun dengan tatapan sendu. "Gue.. gue juga sayang sama lo dan gue juga cinta sama lo. Please, Jun. Jangan tinggalin gue." Balas Xiaoting.
Xiaojun memberikan senyuman indahnya untuk Xiaoting dan sejurus kemudian Xiaojun menarik tubuh Xiaoting ke dalam dekapannya.
"Tapi gue marah sama lo yang berpikiran kaya gitu. Kok bisa lo itu tolol banget? Kenapa dengan pedenya lo yakin bakal meninggal dunia dalam waktu dekat? Lo yakin bakal ninggalin orang yang lo cintai sepasrah itu?" Xiaoting merasa kesal kembali menangis, bahkan di dalam dekapan Xiaojun pun ia sampai membasahi pakaian yang dikenakan oleh Xiaojun dengan air matanya. Jangan lupa dengan hidung mancung milik Xiaoting yang mulai berair.
Xiaojun meringis kesakitan hingga melepaskan pelukannya saat Xiaoting mencubit dengan kuat pinggang Xiaojun, "Lo mau pasarah gitu aja sama penyakit sialan itu? Lo rela kalo gue nanti nikahnya sama cowok laen? Lo rela kalo gue menghabiskan malam pertama pernikahan gue sama cowok laen?" Tanya Xiaoting marah.
Xiaojun terdiam sejenak. "Gue nggak rela tapi..."
"Nggak ada tapi tapi an! Kalo lo nggak rela pokoknya lo harus sembuh! Lo nggak boleh kalah gitu aja sama penyakit lo itu! Kita harus berjodoh!" Tegas Xiaoting, alisnya menyatu lucu.
Mendengar itu hati Xiaojun terasa senang karena ternyata perasaannya terbalas, ia senang karena ternyata Xiaoting juga mencintainya.
"Xiaojun... Gue sayang banget sama lo. Gue udah nggak punya siapa-siapa di dunia ini, kalo lo pergi gue sama siapa?" Tanya Xiaoting.
Tangan Xiaojun terangkat lalu mengusap puncak kepala Xiaoting dengan lembut. "Gue mau berjuang melawan penyakit sialan ini demi lo, supaya kita bisa sama-sama terus." Jawab Xiaojun.
Xiaoting sedikit mendorong tubuh Xiaojun menjauh agar ia bisa memastikan apakah pria itu tengah berbohong atau tidak dengan melihat tatapan matanya.
"Gue sungguh-sungguh. Gue bakal..."
Belum sempat Xiaojun menyelesaikan ucapannya bibir Xiaoting telah lebih dulu membungkam rapat mulut Xiaojun, mengecupnya dengan lembut.
"Gue bakal selalu ada di sisi lo dan dukung lo sepenuh hati sampe lo bener-bener sembuh, jadi lo harus semangat dan yakin kalo lo bakal bisa sembuh dan bisa hidup lebih lama sama gue. Gue yakin masih ada harapan." Ujar Xiaoting seraya mengusap-usap puncak kepala Xiaojun dengan senyuman teduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Times : Xiaoting Xiaojun ✓
FanficSejak Xiaojun mengidap penyakit Leukemia, ia merasa bahwa dirinya tidak lah istimewa yang harus memiliki seseorang yang sayang padanya dan juga seseorang yang ia sayangi karena pada akhirnya Leukemia akan tetap merampas semua itu dari Xiaojun pada w...