Chapter 15

217 26 0
                                    

Di sini lah Xiaojun dan Xiaoting berada sekarang, kabur dari dalam sekolah dengan meloncati pagar tembok dan berakhir makan bersama di salah satu restoran yang lokasinya lumayan dekat dengan sekolah.

"Banyak banget lo pesennya, gue nggak yakin kita bisa habisin semua ini." Ujar Xiaoting, menatap tak percaya apa yang kini sudah tersaji di hadapannya.

Ada banyak menu yang dipesan oleh Xiaojun, semuanya terlihat begitu menggiurkan dengan aroma lezat yang menyeruak ke dalam indra penciuman.

"Emangnya makan roti satu bungkus tadi bisa ngeganjel rasa lapar lo? Ngotorin gigi yang ada." Cibir Xiaojun.

Xiaoting terkekeh, "Tau aja kalo gue belum sarapan." Balasnya.

Xiaojun pun mengambil sumpit lalu ia berikan pada Xiaoting, "Udah ayok di makan, keburu dingin." Ujarnya.

Tanpa malu-malu Xiaoting pun langsung menyantap hidangan yang ada di hadapannya itu, mencicipinya satu persatu dan sesekali berdecak kagum, semua menu yang mereka berdua pesan terasa lezat hingga Xiaoting tak henti mengambil suapan besar lalu memasukkannya ke dalam mulut.

"Gemesin banget." Gumam Xiaojun pelan, Xiaoting yang sibuk makan dengan rakus bahkan tidak mendengar ucapan Xiaojun itu.

Menyadari lelaki di hadapannya belum menyentuh sedikit pun makanan membuat Xiaoting berhenti sejenak, "Kenapa malah ngeliatin gue sambil senyum-senyum? Lo nggak makan juga?" Tanya Xiaoting dengan mulut penuh.

Fokus Xiaojun buyar kala ia tertangkap basah oleh Xiaoting karena terus memandanginya ketika makan, sontak saja Xiaojun langsung mengambil sumpit dan ikut makan. "Iya. Ini gue makan juga kok." Ujar Xiaojun, lalu ia kembali memasukkan makanan ke dalam mulutnya hingga penuh.

Xiaoting menyipitkan matanya penuh selidik, tapi ia memilih tidak ambil pusing dengan tingkah aneh Xiaojun dan kembali lanjut makan, karena bagaimanapun juga urusan perutnya itu lebih utama.

Ketika Xiaoting kembali sibuk makan Xiaojun pun kembali memandangi Xiaoting, ekspresi wajahnya, cara dia menyantap makanan, apapun yang kini Xiaojun lihat pada diri Xiaoting seakan membuat Xiaojun dihadiri perasaan senang.

Xiaojun menyadari satu hal saat ia bersama Xiaoting, kehadiran Xiaoting memberi warna tersendiri di dalam hidup Xiaojun dan Xiaojun merasa senang jika Xiaoting ada bersamanya.

"Jadi gimana tinggal satu rumah dengan Xingqiao?" Tanya Xiaojun.

Xiaoting langsung berhenti makan lalau merotasikan bola matanya jengah saat Xiaojun menyebut nama Xingqiao, "Nggak suka gue. Reseh banget tuh anak." Jawab Xiaoting.

Xiaojun terkekeh mendengar jawaban Xiaoting, "Gue rasa lebih reseh lo deh daripada Xingqiao." Ujar Xiaojun.

"Nggak, Xiaojun! Kalo bukan karena permintaan Ayah dan Ibu gue yang minta gue supaya tinggal di sana, gue nggak bakalan mau tinggal satu rumah sama tuh anak." Jelas Xiaoting dengan ketus, nafsu makanya menjadi hilang seketika dan ia langsung meletakkan sumpitnya ke atas meja.

Xiaojun ikut meletakkan sumpitnya ke atas meja, "Jadi sebenernya lo lebih milih tinggal di apartemen daripada tinggal satu rumah sama Ibu lo?" Tanya Xiaojun.

"Sebenernya gue seneng bisa satu rumah sama Ibu gue lagi setelah sekian lama, cuma kali ini entah kenapa rasanya beda."

Xiaoting menundukkan kepalanya, ia kembali mengingat kejadian pagi tadi saat dirinya hendak berangkat sekolah di mana Xingqiao masuk ke dalam kamarnya dengan lancangnya, Xiaoting tidak menyangka kalau Xingqiao benar-benar pandai berakting untuk mengambil hati Ibu Xiaoting.

"Beda karena Ibu gue punya keluarga baru dan dia keliatan lebih sayang sama keluarga baru itu, kesannya gue itu jadi asing." Sambung Xiaoting, nada bicaranya terdengar gemetar.

Our Times : Xiaoting Xiaojun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang