Xiaojun bukan sedang lomba lari jarak pendek ataupun sedang maraton sore hari, namun Xiaojun berlarian di koridor ruang kelas hanya demi menghindari seorang gadis yang gemar membawa malapetaka padanya itu.
"Xiaojun! Woi! Sini lo! Nggak usah lari dari gue. Jangan kaya gebetan yang udah di kejer-kejer eh malah jadi sama yang laen, berhenti!" Teriak gadis itu yang tak lain dan tak bukan adalah Xiaoting.
"Gue nggak mau balik bareng lo! Pulang aja sendiri sana!" Sahut Xiaojun dengan terus berlari tanpa menoleh ke belakang.
"Kita harus balik bareng! Titik!" Tegas Xiaoting lalu berdecak kesal untuk kesekian kalinya.
Bruk!!!
Tepat sasaran. Xiaoting yang kesal karena Xiaojun tidak mau berhenti berlari pun melempar tas miliknya dan sukses mengenai belakang kepala Xiaojun.
"Akh! Kepala gue!" Xiaojun menghentikan langkahnya lalu meringis memegangi belakang kepalanya yang terasa sakit akibat lemparan tas berisi entah segala macam benda kepemilikan Xiaoting itu.
"Dasar cewek reseh!" Umpat Xiaojun seraya menatap Xiaoting dengan tatapan tajam.
Dengan geram Xiaojun menghampiri Xiaoting yang sialnya malah memasang ekspresi super menyebalkan, gadis itu malah tersenyum puas dan menyilangkan tangannya.
"Emang ya! Lo itu selalu bawa malapetaka buat gue! Bisa nggak sih sehari aja jangan usik hidup gue?" Tanya Xiaojun dengan nada ketus.
"Gue udah berusaha semaksimal mungkin, tapi maaf kalo ketenangan lo tetep harus gue usik. Udah masuk di agenda gue soalnya." Sahut Xiaoting dengan songongnya.
Xiaojun menghela nafasnya, mencoba agar emosinya tidak meledak. "Ya udah, apa mau lo?" Tanya Xiaojun.
"Balik bareng lah, nebeng ya gue." Jawab Xiaoting diakhiri dengan cengirannya yang khas.
Xiaojun membelalakkan matanya terkejut, "Nggak! Gue nggak mau balik bareng sama cewek reseh kaya lo." Sahut Xiaojun tidak terima.
Xiaoting langsung mengerucutkan bibirnya lucu, "Ish! Tolong lah, Jun. Gue males banget pulang naik bus, rame banget pasti, sumpek. Mending gue balik bareng lo aja, kita naik sepeda sambil menikmati semilir angin, jugaan kan kita tinggal sebelahan." Pinta Xiaoting dengan wajah memelas.
Ah tidak! Ekspresi memelas itu lagi. Xiaoting selalu saja memasang ekspresi memelas agar Xiaojun mau menuruti permintaannya, dan sialnya Xiaojun tidak suka melihat Xiaoting memasang ekspresi sangat menyebalkan itu. Baginya Xiaoting dengan wajah jutek lebih cocok daripada wajah menggemaskan yang dibuat-buat seperti sekarang.
"Ya udah." Ucap Xiaojun pada akhirnya dan langsung di sambut dengan girang oleh Xiaoting.
"Lo emang terbaik dan nggak ada duanya." Xiaoting memeluk erat tubuh Xiaojun sembari meloncat-loncat kegirangan.
Xiaojun tidak membalas ataupun melerai pelukan yang terasa semakin menyesakkan tersebut karena hal ini sudah biasa di lakukan oleh Xiaoting padanya, gemar sekali menempel pada Xiaojun kalau ada sesuatu yang diinginkan.
"Seneng ya peluk-peluk gue? Mau gue peluk balik nggak nih? Biar makin nempel itu lo sama gue." Tanya Xiaojun.
Xiaoting mendelik tajam lalu mendorong Xiaojun menjauh darinya. "Dih, ogah!"
Xiaojun terkekeh, "Ya udah, ayo pulang." Xiaojun lalu menarik ujung kerah belakang kemeja seragam yang dikenakan oleh Xiaoting, namun segera di tepis dengan sarkas oleh gadis itu.
"Ambilin tas gue dulu, masa di tinggal." Perintah Xiaoting.
Xiaoting suka memerintah seenaknya, sedangkan Xiaojun paling benci jika di perintah seenaknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/279092045-288-k662969.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Times : Xiaoting Xiaojun ✓
FanfictionSejak Xiaojun mengidap penyakit Leukemia, ia merasa bahwa dirinya tidak lah istimewa yang harus memiliki seseorang yang sayang padanya dan juga seseorang yang ia sayangi karena pada akhirnya Leukemia akan tetap merampas semua itu dari Xiaojun pada w...