Chapter 17

189 27 10
                                    

"Tuan Muda, utang pria itu pada Tuan Zheng terlalu banyak, apa tidak menjadi masalah kalau kau melunasi semua utang itu?" Seorang pria paruh baya yang duduk di kursi pengemudi bertanya pada Chunyang yang duduk tepat di sebelahnya.

"Aku tidak mau Tuan Zheng mengganggu gadis itu lagi seperti di hari itu. Sangat menjijikkan." Jawab Chunyang dengan geram, matanya terus tertuju di kejauhan sana.

Pria paruh baya itu ikut memperhatikan aktivitas di kejauhan sana di mana seorang pria berjalan masuk ke dalam sebuah gudang dengan membawa koper di tangannya yang berisikan tumpukan uang.

Setelah pria yang membawa koper itu masuk ke dalam gudang, pria paruh baya itu kembali menoleh pada Chunyang. "Tapi, Tuan Muda. Bagaimana kalau Ayahmu---"

Chunyang berdecak, "Aku membayar orang asing untuk membawa koper berisi uang itu ke Tuan Zheng agar kita tidak ketahuan, jadi Tuan Junhui tenang saja." Sela Chunyang.

Pria paruh baya bernama Junhui itu hanya bisa menghela nafasnya lalu memutuskan untuk bergegas pergi setelah melihat dari kejauhan sana kalau pria yang tadi masuk ke dalam gudang dengan membawa koper berisi uang itu telah keluar dengan tangan kosong.

"Apa Tuan Zheng akan tetap mengganggu gadis itu meski utang itu telah dibayar lunas?" Tanya Chunyang setelah mobil yang mereka kendarai menjauh dari area gudang dan mulai masuk ke jalanan kota.

"Itu tidak mungkin, setelah utang pria itu kau lunasi, Tuan Zheng tidak akan mengusik hidup gadis itu lagi." Jawab Tuan Junhui.

Chunyang menghela nafasnya lega, "Aku berharap Ayahku berhenti menjadi pesuruh Tuan Zheng." Ujarnya sedih.

Bagaimana Chunyang tidak akan bersedih jika di umurnya yang sekarang ia baru mengetahui kalau sang ayah menjadi tangan kanan dari seorang pria paling kaya di China yang memiliki jasa meminjamkan uang secara ilegal atau biasa disebut rentenir, dan sekarang Chunyang baru menyadari alasan mengapa sang ayah memiliki banyak pengawal. Sang ayah akan menjalankan semua perintah dari Tuan Zheng yang lalu memerintahkan anak buahnya untuk menangih dan meneror para peminjam uang jika peminjam itu tidak kunjung mengembalikan uang atau mencoba kabur.

"Aku rasa itu tidak mungkin, Ayahmu sudah bekerja pada Tuan Zheng jauh sebelum menikahi Ibumu. Tuan Zheng orang yang sangat kaya di China dan berkat Tuan Zheng juga Ayahmu menjadi kaya raya seperti sekarang." Jawab Tuan Junhui, pengawal pribadi dari Ibu Chunyang yang sejak dulu selalu berpihak pada Chunyang.

"Tapi aku tidak suka caranya menagih utang, sangat tidak manusiawi." Timpal Chunyang.

"Harus bagaimana lagi, utang tetaplah utang, dan itu harus dibayar. Banyak orang yang meminjam uang dari Tuan Zheng karena kebutuhan yang harus dipenuhi dengan cepat, dan juga alasan mereka meminjam uang pada Tuan Zheng itu karena pencairan dana yang cepat dan tidak ribet." Jelas Tuan Junhui.

Setelah menempuh jarak jauh dan memerlukan waktu yang lama, akhirnya Chunyang dan Tuan Junhui sampai di sebuah rumah sakit yang lokasinya ada di pinggir kota. Tanpa berlama-lama mereka langsung bergegas masuk ke dalam rumah sakit dan mencari ruangan yang akan mereka datangi.

"Bagaimana perkembangan kondisinya?" Tanya Chunyang setelah melihat pria di balik kaca jendela yang lebar, di dalam ruangan bernuansakan warna putih itu terdapat pria dengan perban di kepalanya terlihat berbaring lemah tidak berdaya, ada berbagai macam alat menempel di tubuhnya serta selang oksigen yang berada di hidungnya.

"Tidak ada perkembangan, Tuan Muda. Pria itu belum juga sadar." Jawab Tuan Junhui.

"Ayahku tidak tau ini kan?" Tanya Chunyang lagi.

Tuan Junhui menggelengkan kepalanya, "Tidak, selama rahasia ini kita jaga dengan baik maka Ayahmu tidak akan tahu tentang kejadian di malam itu dan juga kondisi korban ini." Jawab Tuan Junhui.

Our Times : Xiaoting Xiaojun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang